Penghianat
Lelaki itu berjalan pelan sambil membawa bunga mawar untuk kekasihnya. Ia akan memberi kejutan untuk kekasihnya itu. Ia tersenyum membayangkan kekasihnya yang akan ia kunjungi siang ini di apartemen miliknya.
"Selamat siang Pak Reza," sapa seorang office boy.
"Siang.." Reza tersenyum.
Reza melangkah kedepan pintu apartemennya dan memencet beberapa tombol sebagai password. Setelah pintu terbuka ia dengan samar mendengar kekasihnya sedang berbicara dengan seseorang. Ia terdiam ditempat saat melihat keintiman kekasihnya dan seorang lelaki yang menjadi lawan bicaranya.
"Udahlah sayang, kamu tenang aja. Aku itu gk akan pernah cinta sama Reza, aku cintanya cuma sama kamu. Kamu inget kan rencana kita dari awal itu cuma untuk morotin si orang kaya itu."
Bunga yang dipegangnya kini luruh sudah, setelah mendengar fakta bahwa kekasihnya hanya menginginkan hartanya. Ia tertawa miris melihat kekasihnya itu mencium rakus lelaki didepannya.
"Aku cuma takut kalau kamu jatuh cinta beneran sama si Reza Reza itu." balas lelaki itu.
Wanita itu tertawa "Gk mungkin lah sayang, aku itu cintanya cuma sama kamu. Aku juga lagi hamil anak kamu loh, kalau-kalau kamu lupa."
"Ah, iya..anak kita."
"Aku bakal manfaatin kehamilanku buat morotin harta Reza lebih banyak lagi, gimana? Kamu setuju kan?"
"Setuju dong, asal kamu baik-baik aja."
Mereka tertawa bersama.Cukup sudah. Ia tak tahan, rasanya ia seperti terbakar mendengar kenyataan didepannya ini.
"Melda!!!" teriaknya.
Wanita beserta lelaki itu terkejut bukan main melihat Reza yang menatapnya berang dengan rahang mengetat. Dengan segera ia beranjak dari pangkuan lelaki itu dan menghampiri Reza. Ia menyentuh lengan kekar Reza dan mengelusnya pelan.
"Reza sayang, ka..kamu sejak kapan ada disini?"
Rahang Reza makin mengetat "Jangan sentuh saya dengan tangan kotor kamu!" sentaknya.
Melda merasa tenggorokannya tercekat. Apa Reza telah mendengar semuanya. Ini tidak boleh terjadi.
"Kamu sa..salah paham sayang, aku bener-bener cuma bercanda doang. Le..lelaki ini cuma temenku yang kebetulan mampir. Kamu jangan salah pa-"
"Cukup."
"Ta-tapi kam.."
"Aku bilang cukup!!!"
Melda bungkam, ia merasa jika amarah Reza kali ini benar-benar berada di puncaknya. Selama berhubungan dengan Reza, ia tak pernah melihat Reza murka hingga seperti ini.
"Kalian berdua! Keluar dari apartemen saya sekarang juga!!!" ucapnya dengan keras.
"Reza sayang, kamu ngusir pacar kamu sendiri? Aku ini wanita yang kamu sayang loh." Melda berkata dengan hati-hati.
Reza tertawa sinis, "Mulai sekarang, kamu bukan pacar saya lagi! Saya gak sudi punya pacar penghianat seperti kamu! Pergi dari sini atau saya akan melaporkan kalian ke kantor polisi!"
Melda beringsut mundur dan bergegas mengajak lelaki yang bersamanya itu keluar dari apartemen. Ia takut melihat Reza yang seperti ini. Ia lebih baik menyudahi semuanya sebelum Reza berubah pikiran dan melaporkannya ke polisi.
Reza terduduk di tempatnya. Ia menertawakan nasibnya yang begitu buruk. Dia memang lelaki bodoh, benar-benar bodoh. Ia sudah menyia-nyiakan istrinya dirumah untuk kekasihnya yang penghianat itu. Sekarang ialah yang dihianati.
Sakit. Rasanya sakit saat seseorang yang kita sayang mengkhianati kita. Sekarang ia merasakan apa yang istrinya rasakan. Ia merasa bersalah pada istrinya, Sarah.
Mungkin ini adalah karmanya.
Ia akan meminta maaf pada istrinya bahkan bersujud di kakinya jika diperlukan. Ia berjanji akan memperbaiki rumah tangganya dengan Sarah. Ia akan membuat Sarah bahagia. Itu adalah janji Reza Dwi Bagaskara.
Reza bangkit dan bergegas keluar menuju rumahnya. Ia sangat berharap belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Ia mengendarai mobil dengan cepat.
Entah kenapa rasa sakit yang tadi ia rasakan hilang begitu saja saat membayangkan Sarah yang tersenyum manis menantinya pulang didepan pintu.
Jantungnya berdebar, tak dapat dipungkiri bahwa serumah dengan istrinya selama tujuh bulan menumbuhkan perasaan yang asing dalam hatinya. Tetapi ia sering mengelak dari hatinya karena masih ada Melda yang merupakan kekasihnya.
Tetapi sekarang tidak akan lagi. Ia akan mengungkapkan semuanya pada istrinya itu dan berusaha mencintai istrinya dengan tulus.
Dalam perjalanan, ia tersenyum membayangkan Sarah yang sedang menyiapkan makan siang untuknya. Seperti hari-hari biasanya yang sering ia lewatkan. Kini tak akan lagi ia lewatkan moment bersama istrinya itu. Ia akan memperbaiki pernikahannya dengan wanita pilihan ibunya. Wanita yang tegar dan sabar, Sarah Jasmine.
Tetapi ada satu hal yang Reza lupakan, yakni surat cerai.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Wife [END]
Romance[PINDAH KE DREAME + DIREVISI DAN PART LEBIH LENGKAP] "Saya suami kamu, " "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda.." •Reza Dwi Bagaskara •Sarah Jasmine