Pertukaran Jiwa

510 62 0
                                    

Happy Reading

══════•❁❀❁•══════

.

.

.


Bagaimana rasanya menjadi anak mama dan sekarang harus hidup di kota asing sendirian? Itulah yang di alami Everly saat ini, gadis yang sangat optimis dalam melakukan sebuah pencapaian.

Sekarang umur Everly menginjak usia 18 tahun, dan dirinya bukan dari keluarga yang berada jadi ia harus mencari pekerjaan untuk menghidupi ibu dan adiknya. Ayah Everly meninggal saat Everly berumur 13 tahun, di saat adik kecilnya itu lahir, jadi tugas mencari nafkah di tanggung oleh ibunya.

Everly merupakan anak yang pintar dirinya sering mendapatkan beberapa piagam perlombaan, namun sayangnya karena keadaan ekonominya dirinya harus mengubur impiannya untuk kuliah.

Everly harus menggantikan peran ibunya sebagai tulang punggung keluarga, karena ibunya sudah tidak muda dan tenaganya tidak sekuat dulu. Mencari pekerjaan di kota sendiri bukan hal yang mudah, Everly sudah menganggur 1 tahun ini.

Dirinya sudah melamar pekerjaan di beberapa perusahaan, tapi tidak ada satupun panggilan untuk wawancara. Jadi dirinya memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota besar, belum sampai satu hari dirinya memasukkan lamaran pekerjaan ia sudah mendapatkan panggilan wawancara kerja untuk dua hari lagi.

"Ibu, lihat ini Everly dapat pekerjaan!" pekik Everly berlari kearah sang ibu yang sedang memasak di dapur.

Ibu Everly melirik ke arah putrinya yang sudah berada di sampingnya. "Ada apa nak?" tanyanya.

"Ibu lihatlah Everly mendapat sebuah pekerjaan, mulai sekarang ibu tidak perlu bekerja lagi dan ibu harus fokus untuk merawat Arvin," jawab Everly memperlihatkan sebuah chat yang dia terima di nomor whatsappnya.

Ibu Everly mematikan kompor lalu mengambil handphone milik Everly dan berkata, "Itu bagus nak, tapi di mana kamu akan bekerja?"

"Ibu apa kamu tidak melihatnya dengan jelas? itu di perusahaan The King Land yang terletak di Jakarta. Perusahaan itu adalah perusahaan nomer 1 di Indonesia," balas Everly dengan wajah yang berbinar.

Ibu tersenyum dirinya mengelus pundak putrinya. "Itu artinya kamu harus hidup di kota sendiri, bagaimana kamu hidup di sana sendirian? kamu bahkan tidak bisa memasak," ucapnya.

"Ibu tidak perlu khawatir memasak itu gampang, Everly dapat mencari resep di internet," balas Everly memegang lengan sang mama. "Ibu jangan khawatir, Everly akan pulang setiap satu bulan sekali untuk menjenguk ibu. Dan juga Everly akan membawa uang banyak untuk mengubah rumah ini menjadi istana."

"Apapun yang kamu impikan ibu akan mendukungmu, satu hal yang ingin ibu katakan kepadamu pulanglah dengan selamat," pesan ibunya tersenyum, tangannya terangkat menyentuh pipi sang putri. "Ibu akan memulai memasak, kamu jangan mengganggu ibu lagi," lanjutnya.

Ibu Everly menyalakan kompor, dirinya mengiris tempe itu berbentuk persegei lalu memasukkannya ke dalam penggorengan.

"Mama!" panggil anak usia 5 tahun berlari ke arah dapur dengan menggendong tas di punggungnya.

"Hei boy!" sapa Everly ke arah Arvin yang berlari ke dapur.

Arvin menghiraukan Everly dia berjalan memeluk ibunya. "Ibu Arvin tadi di ejek teman teman, karena Arvin tidak mempunyai ayah," kata Arvin dengan lirih matanya sudah berkaca kaca.

Everly yang mendengarnya, mengepalkan tangannya kuat. "Siapa yang berani ngatain kamu seperti itu? Sini biar kakak bogem tuh orang!"

"Jangan mengajari adikmu seperti itu," tegur ibunya memeluk tubuh Arvin yang menangis. "Tidak apa sayang, Arvin jangan menangis, walaupun Arvin tidak memiliki ayah, masih ada ibu dan kak Everly kan. Dengarkan ejekan mereka sebagai motivasi untuk Arvin, tunjukkan kepada mereka, lihat ini Arvin Bagaskara yang sering di ejek tidak memiliki ayah menjadi orang sukses."

Bukan Tokoh Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang