Sampai Bertemu Lagi...

1.5K 151 129
                                    

Siapa yang tak mengenal Lee Donghae? Penyanyi sekaligus pencipta lagu yang ditandai kaku di depan kamera. Meski pengalaman dalam dunia entertain cukup lama dan banyak, Donghae seperti punya pobia tersendiri. Terutama pada khalayak ramai dan sorotan lensa. Gedung bertingkat belasan lantai didatanginya bersama sang manajer. Pemuda 27 tahun itu datang ke kantor agensi dengan pakaian santai berupa sweater merah yang digulung sesiku dipadu celana jeans biru. Balutan yang kasual namun sopan.

Donghae melayangkan senyum, "Selamat pagi."

Beberapa staf menunduk sopan dan memberi salam. Senyuman di ukiran tampan Tuhan itu sukses meronakan beberapa pasang pipi.

"Kita ke ruangan Lee Sooman sajangnim, Hyung?" tanya Donghae pada Yongsun manager.

Donghae masih mengekori langkah Yongsun ke ruangan Lee Sooman sajangnim.

"Iya. Katanya kali ini kau akan punya proyek di bidang sosial, menjadi duta salah satu penyakit," jelas sang manajer tiba-tiba.

Apa?? Penyanyi dan pencipta lagu yang pobia keramaian ini tiba-tiba dijadikan duta?

"Hyung, apa-apaan? Sudah kubilang aku tidak akan menerima itu jika dijadikan umpan media untuk meliput. Aku tidak suka menjadi bahan sorotan! Cukup bernyanyi dan membuat lagu saja di studio dan di atas panggung. Selebihnya, aku tidak mau!" protes Donghae tak setuju.

"Tetapi ini tidak seperti konferensi pers dengan ratusan paparazzi yang akan memotret. Ini acara kecil di sebuah rumah asuh anak-anak."

Mendengar kata anak-anak, Donghae semakin mengernyit. Walaupun dirinya terkenal lumayan akrab dengan anak kecil di tiap postingan media sosial pribadi, Donghae tetap akan canggung bila diminta untuk berinteraksi dengan anak kecil secara tiba-tiba begini. Bahkan pemberitaan ini baru disebut oleh sang manajer sambil berjalan barusan. Tanpa diskusi panjang lebar. Menggubah lagu saja memakan waktu berpikir Donghae seharian. Apalagi menjadi duta?

Eh, tapi... tunggu.

Donghae berpikir dan mulai mengerti, "Duta salah satu penyakit? Anak-anak? Maksudmu anak-anak yang nanti kutemui itu sakit?"

Yongsun manager mengangguk, "Ya, leukimia."

"L-leukimia??"

-o0o-

Ini pertama kali, dalam seumur hidup, seorang Lee Donghae menjadi duta. Entah perasaannya harus senang atau sedih. Ketika sampai ke ruangan Lee Sooman, Donghae dengan sigap duduk. Namun belum sempat dirinya buka suara, sang petinggi segera memberi petuah.

"Donghae-ya, ini bagus. Terlepas dari karirmu, kau bisa mengerti kenapa orang-orang di luar sana diciptakan berbeda. Kau tak pernah menyukai interaksi dengan kamera dan khalayak ramai. Sementara di luar sana, seseorang menginginkan ada orang lainnya yang tahu jika mereka ada, jika mereka berjuang untuk hidup."

Di saat itu juga mulutnya terkatup rapat. Seperti ada sesuatu yang menghantam dada. Donghae mulai merasa lubuk hatinya bergetar karena nasihat panjang sang petinggi.

"Berapa lama lagi kita sampai, Hyung?" tanyanya pada sang manajer.

"Kau mengantuk? Kalau begitu tidur saja."

Donghae urung menjawab. Kepalanya bersandar pada kursi. Sembari menoleh ke luar jendela mobil, iris hitam itu memandang jalan.

"Karena aku seniman, kita pergi ke rumah asuh anak-anak penderita leukimia untuk menghibur mereka saja kan?" terka Donghae sembari memainkan permukaan bibir.

Mendengar suara Donghae yang terhalang oleh tangan bocah itu sendiri, sang manajer telah berjaga menajamkan indra pendengarannya.

Yongsun mengangguk, mengerti akan maksud Donghae, "Aku telah menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan. Kau hanya harus datang dan menemani mereka. Ini tidak sulit. Justru lebih mudah dan menyenangkan dari pada saat dirimu membuat lagu."

SEE YOU, LEUKIMIA. • [CKH]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang