"Ya, Lo mau kemana?" Teriak Lory saat melihat Eya malah berjalan ke arah tempat parkir.
"Cabut ah. Males gue." Ujar-nya sambil terus berlalu.
Lory pun buru-buru mengejar. "Ih, apaan sih. Lo mau kemana, kita masih ada kelas abis ini. Dosen-nya yang galak itu lho." Kata Lory seraya menahan lengan Eya.
Eya mendengus lalu melepas tangan sahabatnya itu.
"Ck. Gue lagi males ngampus, lagian niat-nya juga gue cuma masuk satu pelajaran aja." Ujar Eya.
"Udah ah, gue pergi ya." Eya pergi meninggalkan Lory, berjalan menuju mobil merah yang dia beri nama chou-chou itu.
Lory hanya mendesis, memperhatikan Eya yang sudah melajukan mobil-nya keluar kampus.
"Ck. Gue harus bilang apa sama Tante Zely."
••••
Sudah satu jam, tapi Eya cuma muter-muter saja tanpa tau tujuan. Buang-buang bensin, mentang-mentang anak orang kaya.
"Eh-eh!"
Eya menghentikan mobil-nya mendadak, tiba-tiba saja ada seorang anak kecil menyebrang jalan. Untung saja Eya fokus, kalau tidak, bisa berabe urusan-nya kan.
Eya turun dari mobil-nya, saat terlihat seorang pria menghampiri anak kecil tersebut.
"Kamu gak apa-apa, sayang. Mama kamu kemana, hum?" Kata lelaki itu seraya menggendong anak kecil yang kira-kira berusia tiga tahun.
Eya yang hendak marah, mengurungkan niat-nya saat melihat pria di depan-nya itu terlihat perhatian pada anak kecil yang sekarang menangis itu.
"Eum. Elo bapak-nya?" Tanya Eya spontan.
Pria tersebut menoleh kearah Eya, membuat Eya terkejut. "Lo." Eya membeo.
"Kenapa, tanggung jawab nih. Lo hampir nabrak anak kecil ini." Ucap pria di hadapan-nya.
Eya mendelik. "Enak aja! Salah dia lah, kenapa tiba-tiba nyebrang gak liat kanan kiri." Sungut Eya tak terima.
Pria itu mengernyit. "Dia kan anak kecil, mana ngerti." Ujar-nya seraya mengusap-usap kepala anak kecil di gendongan-nya.
Eya akan berucap saat seorang ibu-ibu datang menghampiri mereka.
"Ya ampun sayang! Kamu gak apa-apa kan, nak. Ya ampun." Ibu tersebut langsung mengambil alih anak tersebut dari pria tadi, jalanan tiba-tiba ramai.
Eya tak sadar jika dia berhenti mendadak di tengah jalan; selain karena merek mobil-nya yang mencolok.
"Gak apa-apa, Bu. Dia cuma kaget aja, untung aja tadi mbak ini langsung ngerem."jelas pria itu seraya menunjuk Eya dengan dagu-nya.
Sementara Eya melotot saat dia disebut 'mbak' oleh pria di hadapan-nya ini. Enak saja! Eya masih muda tau.
"Makasih ya, nak." Ibu itu mengucapkan terima kasih sambil lalu tersenyum.
Pria itu membalas senyuman sang ibu, lalu ibu itu pergi seraya melayangkan senyum pada Eya.
Eya membalas-nya kikuk.
"Pinggirin mobil Lo, bikin macet." Ucap pria tersebut seraya berlalu ke sisi jalan.
Eya hanya mendengus, lalu masuk ke dalam mobil. Kondisi jalan sudah mulai normal.
••••
Eya menyetir seraya memperhatikan pria yang tengah mengendarai motor itu, dia terus mengikuti-nya dari jarak yang agak jauh.
Namun tiba-tiba motor itu berhenti dan menyingkir ke tepi jalan, membuat Eya pun menghentikan mobil-nya.
Tuk! Tuk!
Pria tersebut menghampiri Eya ternyata, dan sekarang tengah berdiri seraya mengetuk-ngetuk kaca mobil Eya.
Eya menurunkan kaca mobil-nya, menatap bingung si pria. "Ngapain Lo?" Ucap Eya.
Pria itu mengernyit lalu menunduk menatap Eya. "Ada juga elo yang ngapain, Lo ngikutin gue ya dari tadi?" Ucap pria di hadapan-nya itu.
Eya mematung, dia sudah tertangkap basah. "Ih! Pede banget sih Lo, orang gue mau kesitu kok." Ucap Eya bohong. Iya. Mana mau seorang Eya Rodriguez mengaku, dia adalah wanita dengan tingkat gengsi yang tinggi.
"Ke situ kemana? Orang jelas-jelas Lo ngikutin gue kok, gak usah berkilah deh." Pria di hadapan-nya kini memberi tatapan tajam pada Eya, membuat Eya menahan napas-nya.
"Ish ... Siapa yang ngikutin, kebetulan aja kali tujuan kita sama." Ucap Eya masih tidak mau mengaku.
Lelaki itu mendengus, lalu mendekatkan wajah-nya. "Lo cewek yang di kampus tadi kan, gue tau elo." Ujar-nya seraya menunjuk wajah Eya.
"Iya, emang kenapa!" Hentak Eya.
"Lo juga tadi ngeliatin gue aja di kampus, kenapa? Atau jangan-jangan lo itu penguntit ya." Tuduh pria di hadapan-nya.
Eya yang tak terima dan merasa kesal pun langsung keluar dari dalam mobil-nya, membanting pintu. Eya langsung berseru pada lelaki di depan-nya.
"Heh, denger baik-baik ya sama Lo. Gue itu Eya Rodriguez. Gak ada sejarah-nya gue jadi seorang penguntit!" Kesal Eya menunjuk wajah pria di depan-nya.
Pria itu mendesis. Memberi Eya tatapan intens. "Hhh.., terus ngapain dari tadi Lo ngikutin gue, itu apa nama-nya kalau bukan penguntit." Ucapan pria itu semakin membuat Eya kesal.
"Ihh! Lo tuh ngeselin banget sih, siapa juga yang ngikutin Lo. Pede!" Pekik Eya kesal lalu mendorong pria di hadapan-nya itu menyingkir.
"Minggir Lo!"
Eya pun masuk lagi kedalam mobil-nya, melajukan-nya dengan kecepatan di atas rata-rata dia benar-benar kesal.
"Cewek aneh."
Gumam pria itu setelah mobil Eya menjauh.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTED - End 2019 | Proses Revisi
RandomEya Rodriguez adalah satu - satunya perempuan yang paling cuek mengenai penampilan, dia tidak pernah make up, keramas pun bisa dihitung oleh jari dalam sebulan. bahkan Eya cuek jika ada satu atau dua jerawat mampir diwajahnya, rasanya tingkat percay...