17. Minyak Wangi (2)

314 22 2
                                    

Semenjak kejadian itu sepertinya Cross berubah jadi lebih jujur pada Eya. Hubungan mereka pun tambah dekat walau Eya masih dengan sikap cueknya itu, tetapi Cross tidak masalah, yang penting Eya berada didekatnya saja sudah cukup.

Dan malam ini mereka mau pergi ke rumah Zely, Mami mertuanya itu mengundang mereka untuk makan malam dirumahnya.

"Udah Ya?"

"Hmm,"

Eya hanya bergumam seraya keluar melewati Cross, seketika harum semerbak dari aroma Miss Dior Blooming bouquet menyapa indera penciuman Cross.

Tumben?

••••

"Cross, apa kabar? Kamu jarang kesini sekarang?" Sapa Zely saat mereka telah sampai.

Cross hanya tersenyum. Padahal sebenarnya dia dan Mami mertuanya itu sering sekali bertemu, tentu saja Eya tidak tahu.

"Apa sih Mami, lagian kemarin-kemarin kan aku kesini." Cibir Eya.

"Ya kan kamu, bukan Cross."

Eya hanya menatap sebal, dia lalu berkata. "Udah ah, Eya laper."

Dia oun langsung menuju meja makan dan mengambil duduk duluan di sana, tak menghiraukan kedua orang tersebut.

Cross hanya tersenyum kikuk menanggapi sikap Eya, lalu mereka berdua pun menyusul.

"Mami sengaja masak makanan kesukaan kamu, nih."

Zely menyendokkan udang asam manis pada piring Eya, dan anak itu langsung memakannya. Eya memang sedang rindu masakan Zely.

Zely juga menyendokkan untuk Cross, hari ini Zely sedang ingin melayani kedua anaknya tersebut.

Momen yang pasti bakal Zely rindukan, nanti.

Hingga tak terasa air mata membasahi pipinya, Zely buru-buru menghapusnya. Sedangkan Cross yang tak sengaja melihatnya jadi terdiam.

••••

"Kalian gak mau nginap gitu disini?" Zely bertanya saat mereka akan pulang.

"Enggak ah, lagian Eya gak bawa baju ganti Mi."

"Masalah baju gampang kali Ya."

Eya langsung menggeleng. "Gak mau ah! Lagian emang kenapa sih? Lo kalau mau nginep yaudah, gue bisa pulang sendiri." Sewot Eya.

"Udah, udah. Gapapa, kalau kamu gak mau nginep, lain kali kan bisa. Yaudah gih pulang sana, nanti keburu malem." Zely melerai, takut-takut Cross dan Eya malah jadi ribut.

Sementara Eya lalu meraih lengan Zely dan menciumnya.

"Pulang dulu Mi,"

"Iya, hati-hati yah."

Eya hanya mengangguk dengan wajah yang ditekuk, dia sedang tidak mood sekali.

Eya lalu masuk duluan ke mobil sedangkan Cross masih mematung ditempatnya.

"Maaf ya Mi,"

"Gapapa, Mami yang harusnya minta maaf sama kamu. Eya begitu karena Mami kurang didik dia."

Cross tersenyum. "Mami udah jadi ibu sekaligus ayah terbaik kok buat Eya. Kalau gitu Cross pamit ya Mi."

Zely mengangguk sambil tersenyum. "Hati-hati."

••••

S

aat sampai dirumah Eya langsung berganti baju tidurnya dan berbaring di tempat tidur. Sementara Cross hanya duduk diam di sofa kecil itu.

"Eya,"

Eya hanya membalas panggilan Cross dengan bergumam.

"Lo ada masalah sama Mami?"

Eya yang tidur memunggungi Cross lalu berbalik. "Kenapa?"

"Lo ada masalah sama Mami?" Ulang Cross.

"Kenapa nanya kayak gitu?" Tanya Eya balik, dia belum ingin menjawab pertanyaan Cross.

Membuat Cross mendesah. "Ya gapapa, cuma, akhir-akhir ini lo kayak yang jauh gitu sama Mami."

"Cuma perasaan lo aja kali." Kata Eya lalu kembali memejamkan matanya.

Cross hanya diam, ucapannya barusan bukan hanya sekedar perasaan seperti yang Eya bilang. Cross memang merasakan atmosfer antara Eya dan Zely benar-benar terasa dingin.

"Mami lo orang yang baik Ya, kalau semisal ada hal yang dia lakuin dan itu menyakiti perasaan lo, trust me, dia ngelakuin itu demi kebaikan lo."

Setelah berkata seperti itu Cross langsung masuk kedalam kamar mandi, dia tahu Eya belum tidur dan mendengarkan perkataan Cross barusan.

••••

11.20 p.m

Eya terjaga dalam tidurnya, tenggorokannya terasa kering. Dia pun bangun untuk mengambil air putih.

Disebelahnya Cross tampak tertidur pulas dengan posisi memunggungi Eya. Posisi yang selama ini memisahkan mereka.

Eya sendiri tidak tahu apa yang dia lakukan, entah kenapa dia mulai merasa bosan dengan sikapnya ini. Apalagi mengingat kejadian Zoey kemarin, Eya benar-benar merasakan hal berbeda dalam hatinya.

"Cross,"

"Kenapa lo tahan sama sikap gue?"

Eya menatap Cross yang kini berubah posisi jadi menghadapnya.

Meski ragu tapi kini tangan Eya terulur menyentuh pipi Cross, mengusapnya.

"Ternyata selama ini lo tampan ya?"

Eya ingin tertawa mendengar ucapannya, sedari awal memang Eya akui jika pria dihadapannya ini telah menarik perhatiannya.

Sikapnya benar-benar tenang walau dalam situasi apapun, hingga akhirnya kejadian kemarin membuat Eya melihat sisi Cross yang lain.

Eya terkejut saat Cross memegang lengannya, dia pikir Cross akan bangun tapi ternyata lelaki itu hanya mengambil lengan Eya untuk dipeluk.

Membuat Eya merasa gugup juga bingung, Eya tahu ini bukan pertama kalinya dia berada didekat Cross. Kemarin bahkan pria ini memeluknya, Eya bahkan menangis.

Ragu-ragu dia mendekatkan tubuhnya pada Cross. Eya tertidur dengan posisi miring menghadap Cross, dengan tangan yang Cross peluk.

Rasanya nyaman saat ada sesuatu untuk dipeluk dalam tidurnya.

Eya mempertahankan posisi itu sampai Cross benar-benar memeluknya; seperti guling.

Tapi Eya akui, dia benar-benar merasa nyaman.

Eya hanya tersenyum tipis sambil menyelusupkan wajahnya ke dada bidang Cross, dia tertidur dengan nyenyak nya.

Selamat malam Cross.

Bersambung....

AFFECTED - End 2019 | Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang