Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
===***
Termenung, meratapi nasib. Huh! Bosan jika terus direnungi, tak akan berubah. Sejak saudara kembarnya berkata pada ayahnya tentang hal yang menurutnya menggelikan, saat itu juga dia dilihat sebagai anak yang tidak tahu diri.
Hanya gara-gara lelaki buaya itu menyukainya, seluruh keluarganya menilai dirinya buruk.
Keluarga macam apa itu?!
Dia tidak mungkin menyukai lelaki itu. Lelaki yang menurutnya tidak pantas disebut lelaki.
Pakai anting? Ditangan kanan dan kirinya penuh dengan gelang? Itukah definisi lelaki?. Yayaya Marsya akui ia tampan, mancung, alis yang tidak terlalu tebal, dan lesung pipi dipipi kirinya itu menambah kesan manis pada lelaki itu. Tapi itu bukanlah kriteria lelaki yang ia idam-idamkan.
Lelaki yang idamannya adalah lelaki yang soleh, bisa baca dan hafal qur'an, sayang kedua orang tua, anak dan Marsya, yang lebih penting adalah tidak merokok. Jika lelaki-nya seperti itu bagaimana bisa menjaga Marsya? Menjaga dirinya saja ia tak mampu. Ya kan? Orang yang merokok itu hanya bisa menyiksa dirinya dan membakar uang.
Saat sedang asyik meratapi nasibnya, Marsya di panggil oleh ibunya untuk membeli bahan-bahan dapur yang habis di minimarket di dekat rumahnya.
><><><><><
"Gula, kecap, saos,--umm apalagi ya? Nah ini, mie rebusnya 2 sama mie gorengnya 5. Udah.." Marsya pun berkeliling untuk mencari bahan yang mungkin ia lupakan.
Saat sedang asyik mengelilingi rak-rak yang ada di minimarket itu, ia pun bertemu dengan cokelat yang sangat menggiurkan, ia pun mengambil dua cokelat itu kemudian pergi ke kasir untuk membayar semua belanjaannya.
Apakah ia terlalu fokus berbelanja sampai ia tak menyadari bahwa diluar hujan sudah turun? Sekarang bagaimana ia bisa pulang? Payung ia tak bawa. Terpaksa ia harus menunggu sampai hujan reda.
Ia pun menunggu di kursi yang sudah disediakan oleh pihak minimarket sambil memakan satu cokelatnya.
Kapan hujan akan reda? Sudah lima belas menit ia menunggu, bahkan ia hitung sudah ada 8 orang yang keluar masuk minimarket. Kurang kerjaan.
Tiba-tiba ada seorang pemuda yang keluar dari minimarket dengan membawa plastik berisi barang yang ia beli, pemuda itu bertanya kepadanya, "Rumahnya mana mba?"
Marsya yang ditanya tiba-tiba pun sedikit terkejut dan menghentikan acara makan cokelatnya, kemudian ia menengok kearah sang pemuda, "Hm?" pemuda itu pun menghela nafasnya. "Rumahnya dimana mba?"
"Di depan jalan," kata Marsya sambil memalingkan pandangannya kearah jalanan yang sedang diguyur hujan.
'Bodo amat, gue ngga nanya!'-batin pemuda tersebut kesal. Benar saja, jika tau akan dijawab seperti itu ia tidak akan bertanya. Jarang-jarang loh ia bersikap care seperti ini.
Sekali lagi ia pun melihat kearah Marsya dan bertanya, "Mau pulang bareng ga?" Marsya pun berpikir sebentar. "Ga," hanya helaan nafas yang menjadi jawaban pemuda itu, kemudian ia berjalan menghampiri mobilnya.
'Ihh gimana ya? Ini hujan kayaknya masih lama redanya. Nanti Mama marah.'-Marsya pun memanggil pemuda itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK!
Teen Fiction'Ya Allah salah apa aku ketemu cowo kek gini'-batin Marsya berteriak. __________________________________ 'Lucu banget sih lo mba. Pengen bawa pulang jadinya'-batin Dika sambil tersenyum. *********** STUCK! Sovi_ya💙