4

8 6 0
                                    

Esoknya saat sekolah, Luna melihat Yeri kembali duduk ditempatnya semula, bersamanya.

"Akhirnya Elios kembali mengizinkan aku duduk bersama mu! Bagaimana apakah kau senang?" tanya Yeri.

"Tentu saja! Aku rindu duduk bersama mu!" ucap Luna.

Walaupun ia senang bisa kembali duduk bersama Yeri, tapi ia jadi memikirkan Elios. Apakah ia benar-benar tidak ingin menganggu Luna?

Sepanjang hari, Luna masih berharap Elios masih berbicara kepadanya. Namun, sampai jam pulang pun ia tak datang.

Setibanya Luna dirumah, ia mendapat kabar tak enak. Keluarga mereka akan segara pindah, lagi. Walaupun, belum tahu kapan, tapi segera. Ini adalah ke sembilan kalinya mereka pindah, jika dihitung-hitung dan ini adalah waktu yang paling singkat.

Luna tentu marah dan kesal. Ia pun mengunci kamarnya, lalu menangis.

--

Dua hari kemudian Elios datang ke sekolah, sikapnya sekarang dingin kepada Luna. Bicara hanya saat perlu.

Saat guru telah keluar, Elios maju dan berdiri di depan kelas.

"Aku mengundang kepada kalian semua untuk hadir di perayaan ulang tahunku dua minggu lagi, bertempat di rumahku, jam 9 malam." ujar Elios.

Luna berpikir, apakah ia akan bisa datang ke perayaan ulang tahun Elios?

Setelah semua mengiyakan, Elios pergi keluar kelas. Ternyata seorang wanita cantik menunggunya dari daun pintu kelasnya. Saat itu, hati Luna terasa panas.

--

Seharian ini Luna tidak fokus, ia selalu melamun sampai-sampai Yeri kesal dengan sikap temannya itu. Diperjalanan menuju halte, Yeri berbicara sendiri karena Luna terus melamun.

"Kau ini kenapa sih!" ujar Yeri marah.

"Eh? A-anu aku ingin pergi membeli kado untuk Elios." ujar Luna.

"Ayo! Akanku tunjukkan toko khusus pria yang bagus dan murah!" ajak Yeri.

Luna pun mengangguk, mereka segera masuk ke dalam bis dan pergi menuju toko yang Yeri maksud.

Ternyata benar, toko yang sekarang mereka datangi memiliki barang yang bagus, berkualitas, dan tidak terlalu mahal.

Pandangan Luna tertuju kepada topi berwarna hitam dengan bordiran I am ur angel boy. Karena ia merasa tertarik dengan topi tersebut, ia pun langsung mengambilnya.

"Topi? Kau yakin?" tanya Yeri.

"Iya memang kenapa? Mungkin suatu saat ia membutuhkan ini." ujar Luna.

Setelah dari toko membeli hadiah untuk Elios, Luna dan Yeri mampir ke cafe dimana saat itu Elios menyelamatkannya. Mengingat itu, Luna meneteskan air matanya.

Yeri melihatnya langsung terkejut, "Kau kenapa?" tanya Yeri.

"Sepertinya aku suka Elios." ujar Luna.

Yeri memumtahkan minumannya,"K-kau serius? Dia melakukan apa sampai kau suka padanya?"

Luna pun menceritakan semuanya kepada Yeri tentang apa yang Elios lakukan padanya.

"Kau baru memberi tahuku sekarang? Teman macam apa kau!"

"Saat itu aku belum tahu perasaanku, tapi rasanya sakit saat Elios menghindariku."

"Sebaiknya kau bilang padanya."

"Tapi, aku takut. Bagaimana jik perasaanya telah berubah? Apalagi dia sedang dekat dengan gadis lain."

"Kalau begitu kau pendam saja sampai perasaan itu hilang, jika kau kuat"

Luna mengangguk setuju, sepertinya memang harus seperti itu.

"Jika kau punya masalah kau cerita padaku, aku akan menjadi pendengar yang baik." ujar Yeri.

"Sebenarnya, aku akan segera pindah. Tapi, tak tahu kapan waktu tepatnya." ucap Luna pelan.

"Apa?! Kau bahkan belum ada satu semester disini, sudah mau pindah?! Kau memang jahat meninggalkan ku begitu."

"Aku pun tidak mau, tetapi harus."

"Apakah kau akan sempat datang ke ulang tahun Elios?"

"Aku pun tak tahu."

"Oh tidak! rasanya aku ingin menangis disini!"

"Kau jangan bersedih, walaupun aku akan pindah. Kita sahabat selamanya. Juga, kau harus merahasiakan soal ini pada siapa pun! Janji?"

Yeri mengangguk, "Baiklah."

--

Bad AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang