•PROLOG•

36 1 0
                                    

Hii para readers....

Ane bawa wp baru nih. Moga suka ya.

Met baca......

°°°

" Bisa lo sampein rindu gue sama Rana? "

Alana membeku ditempatnya. Tak berani berucap apapun ketika Dewa menatapnya dengan penuh pengharapan. Gadis berponi rata itu tahu benar, Dewa akan terluka jika ia mengungkapkan kebenarannya mengenai Kirana.

" Gu-gue ra-sa lo_ "

" Stop! " Alana tersentak kaget begitu Dewa memotong ucapannya dengan kasar. " Gue tau lo pembohong besar, harusnya dari awal gue gak mudah percaya sama semua omongan lo. "

Dewa, pemuda berahang tegas itu memijit kepalanya yang berdenyut nyeri. Tak mau menatap Alana yang terasa semakin menegang dengan genangan cairan bening di matanya.

" Maaf... " lirih Alana tertunduk dalam.

Dewa menganggukan kepalanya sekilas. Menghela nafas panjang sebelum berucap kembali. " Gue sayang lo Lana, tapi lo juga tau kalo gue gak bisa melepas Kirana gitu aja. Dia berharga buat gue, dan gue harap lo ngerti itu. "

Pahit rasanya, Alana tak dapat memungkiri itu. Hanya Dewa yang ia anggap tulus, tapi hari ini segalanya tampak berbeda. Satu kenangan di masa lalu, menghapus seluruh kebersamaan yang telah mereka ukir beberapa waktu belakangan ini.

Ternyata, yang dibicarakan Kirana mengenai Dewa itu salah besar. Tak akan ada kata cinta untuk Alana selagi nama Kirana masih terukir dengan jelas dihati Dewa.

" Gue pergi, dan gue harap lo gak minta gue kembali. " pamit Dewa.

Alana tetap tak bergeming di tempatnya, ia tak berdaya. Hanya mampu menatap nanar kepergian Dewa. Luka dan kekecewaan seolah datang membelenggunya, siap mengantarkannya pada kisah paling pahit yang pernah ia alami.

Mungkin untuk saat ini, hanya satu keinginan Alana. Semoga Dewa bahagia dengan pilihannya.

Sementara itu, dari balik rerimbunan pohon. Kirana menyaksikan segalanya tanpa suara. Susah payah ia menyatukan perbedaan dalam diri Alana dan Dewa hingga menumbuhkan benih cinta diantara mereka, tapi sekarang dua manusia naif itu berhasil menghancurkan usahanya.

" Kalian terlalu menyedihkan. "

°°°

Tbc.

Waktu Yang Salah; Ketika Rasa Berada Dalam Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang