Itachi menatap Sasuke yang duduk diruang tengah memainkan rubiknya dengan wajah datar tanpa ekpresi nyaris terlihat sangat tidak tertarik bermain dengan apa yang ada ditanganya
Itachi menghela nafas dalam, andai dia bisa melakukan sesuatu untuk adik satu-satunya itu mungkin dari dulu sudah dia lakukan tanpa diminta
Orang-orang hanya bisa melihat wajah datar Sasuke, tidak bisa menebak apa yang ada didalam hati dan pikiran bungsu Uchiha itu
Tapi Itachi tahu, bahkan lebih dari tau
Adiknya itu sedang terluka, luka yang sangat dalam yang mengikis perlahan-lahan arti kehidupan bagi Sasuke Uchiha
***
Naruto belong to om om PHP Sasunaru lovers : MASASHI KHISIMOTO-SAMA
This story belong to me
Jeshy0415
Angst!!!
SASUNARU
YAOI
***
Enjoy it
Flashback
"Berhenti!" Suara Sasuke terdengar sangat dingin hampir menggeram menatap sengit pemuda pirang di hadapanya
"Bwahahaha Sasuke begitu saja kau sudah marah" Naruto menopang dagunya dihadapan Sasuke, memutar-mutar pensil yang baru saja dia ambil dari Sasuke yang sedari tadi sibuk menulis pelajaran di salah satu meja perpustakaan mengabaikannya yang sudah berkali-kali memanggil pemuda Uchiha tersebut
"Ck!" Sasuke berdecak meraih tas miliknya yang juga berada diatas meja, mengambil pensil lain dari dalam tas itu, berusaha sekuat mungkin mengabaikan pemuda pirang dihadapanya
Sasuke sudah tau semakin pemuda pirang ini diladeni semakin banyak ulahnya
"Haii haii, kau membosankan sekali" Naruto memanyunkan bibirnya menaruh pensil Sasuke yang dia rebut paksa keatas bibirnya yang maju berusaha menahan pensil itu disana, tanganya bersidekap didepan dada, kakinya menekan lantai dan menekuk berulang kali, monggoyangkan kursi yang dia duduki kedepan dan kebelakang
Sasuke tidak membalas apapun, kembali fokus dengan bukunya, nyaris menganggap keberadaan Naruto hanya ilusi semata
"Aiss , Sas'key kita sudah belajar dikelas dan kau masih belajar lagi, sangat-sangat membosankan" Naruto kembali berkomentar sedikit mengebrak meja didepanya, memajukan wajahnya kehadapan Sasuke
Sasuke bisa merasakan hembusan nafas Naruto dihadapanya karna wajah pemuda pirang tersebut yang terus mendekat dan semakin mendekat padanya
Takkk
Pensil yang Sasuke pegang patah , terbelah dua ditangan bungsu Uchiha tersebut
"Enyahlah!!" Sasuke benar-benar terlihat terganggu, meraih buku pelajaranya dan melayangkanya kehadapan Naruto
Srettt
"Aa aaa tidak kena hehehe" Naruto berhasil menghindar dengan kembali menegakan tubuhnya yang semula condong dengan sedikit memiringkan tubuhnya menghindari lemparan Sasuke
Senyum Naruto semakin lebar ketika Sasuke menatapnya sangat dingin seolah tatapanya itu bisa membakar Naruto hidup-hidup
"Lihat urat-urat menonjol dikeningmu itu, kenapa kau terlihat begitu marah aku hanya ingin bermain, Suke~" Naruto tersenyum "Kita sudah kenal selama 4 bulan bukankah harusnya kita sudah disebut teman? Sungguh sangat kejam melempar teman sendiri dengan buku" Naruto membuat ekpresinya seolah-olah tersakiti
"Kita bukan teman!" Sasuke memejamkan matanya, berusaha mengendalikan emosi sedetik kemudian Uchiha bungsu itu kembali bersikap tenang dengan ekpresi wajah datar andalanya
Naruto menatap takjub dengan pengendalian diri lelaki bermarga Uchiha itu, kemana perginya tatapan dan ekpresi yang ingin membakarnya itu
Sasuke meraih tasnya kemudian memasukan buku-bukunya kedalam tas berbalik meninggalkan Naruto tanpa berkata apapun lagi
"Sasukeee!! Kau meninggalkan satu bukumu dan ahhh pensilmu!!" Naruto meraih buku Sasuke yang tergeletak dilantai, buku yang dia lemparkan pada Naruto beberapa saat yang lalu
Plakk
"Ouch!! Kiba kenapa kau memukul kepalaku!!" Naruto menatap Kiba tidak terima mengusap belakang kepalanya yang terasa berdenyut dengan tangan
"Berhenti menganggunya! Kenapa kau selalu menggangu dan mengusilinya" Kiba kembali memperingati Naruto
"Aku hanya ingin berteman" Naruto membela diri
"Kau tidak terlihat ingin berteman, kau seperti membullynya!! tinggalkan dia sendiri bahkan dia tidak pernah menganggumu sebelum kau terkena masalah, Uchiha bukan lah orang yang bisa kau ganggu sembarangan" Kiba mulai mengomel yang membuat telinga Naruto memanas
Naruto menatap Sasuke yang berjalan keluar perpustakan diiringi tatapan memuja beberapa gadis diperpustakaan itu
Yah wajah pemuda pendiam itu memang sangat rupawan, Naruto mengakuinya
"Kau berlebihan" Naruto tersenyum kemudian merangkul Kiba "Ayo mampir kekedai ramen sebelum pulang"
"Kau memang sangat merepotkan!!" Kiba memiting kepala Naruto kesal karna Naruto selalu menganggap ucapanya sebagai angin lalu
End Flashback
Sasuke menoleh merasakan pergerakan disisi kiri tubuhnya kemudian meraih rubah kecil berbulu orange yang semula mengerakan kepalanya berulang pada kakinya ke kepangkuanya, Sasuke mengelus perlahan bulu-bulu rubah tersebut, membuat rubah tersebut merasa nyaman dan mengerakan kepalanya semakin mendekat pada jari-jari tangan Sasuke
"Sasuke"
Sasuke tidak menoleh hanya menjawab dengan gumaman memberi tahu Itachi bahwa dia mendengar panggilan kakaknya itu
"Ingin keluar? Aku mendengar restoran yang baru buka diujung jalan, kelihatanya enak ayo kita coba"
Sasuke menghentikan usapanya pada rubah ditanganya kemudian berdiri dengan memeluk lembut rubah itu disalah satu lenganya
"Tidak Aniki, aku sudah makan" Sasuke berbalik berjalan kearah tangga yang menghubungkan lantai satu dengan kamarnya yang berada dilantai dua
Itachi tersenyum pahit, menatap punggung Sasuke yang semakin menjauh
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Until The End Of My Life
RandomMengusik Uchiha Sasuke bagi Naruto adalah rutinitas yang wajib untuk dilakukan, dia tidak akan melewatkan sedetikpun untuk menganggu bungsu Uchiha itu -Suke~ jangan lupa merindukanku- Uzumaki Naruto