Aku tersenyum. Itu caraku menghias luka.
Aku tertawa. Itu caraku untuk sembunyi.
Aku sering kali berhasil membuat orang tertawa diatas kesedihanku, sebab kesenanganku dulu sudah banyak membuatnya sedih.
Bila aku semakin lucu, itu karena ia semakin jauh.
Mungkin ini karena banyak yang membenci aku saat dulu ia didekat aku.Setiap hari aku mencicipi bayang-bayang yang pahit, setiap hari aku harus mengenyangkan kepalaku dengan itu.
Kekonyolanku adalah hal yang paling menyentuh, aku akan menunggu semua orang dapat memeluk aku yang tidak henti-hentinya bertingkah kocak, sampai saat aku tertawa sendiri, mereka amat terpukul.Sementara saat-saat ini, tawa mereka hanyalah buah demi buah yang tumbuh dari caraku melarikan kepedihan.
Bila ini melemahkan ku, mengapa tidak melelahkan ku?
Bila kemesraan mulai terkikis, sulit mencicipi sedapnya rasa, ingatlah saat yang dulu, kau telan tawa begitu lahap.@Story
KAMU SEDANG MEMBACA
Black & White
PoetryBagiku, senyummu termasuk doa yang Tuhan kabulkan. Akulah pecinta kata, akupun kata itu sendiri. Aku sering bermain dengan kata-kata. Ku fikir kata-kata adalah bagai keping-keping yang berhamburan di angkasa oleh karena dua bintang yang bertabrakan...