Aku punya langit cinta yang siap menghujanimu, tetapi kau malah merasa ada diatas awan. Sayang, sambil kau acuh dan mengabaikan hadirnya aku disini, maukah sebentar saja kau menoleh ke arahku melihatku betapa aku bodoh sekali?
Aku tidak mengerti dan jadi lebih banyak bilang mengapa. Terkadang entah, terkadang ya sudah. Sekarang apa maumu? Melihatku menangis menjerit-jerit tetapi sambil memberimu tepuk tangan? Karena kau hebat, Sayang. Hebat. Sadarilah tentang betapa hebatnya kau bersandiwara hingga aku jadi bahagia setengah mati.
Kini ketulusanku telah kalah oleh kerinduanmu akan kesedihan. Kau tidak jatuh cinta kepadaku, kau hanya jatuh cinta pada saat-saat yang indah bersamaku. Setelah jauh waktu berjalan, berkali-kali siang berganti malam, ternyata aku hanya sesuatu, tetapi bukan siapa-siapa. Aku bukan pujaan untukmu menantang apapun dan demi aku. Aku hanya incaran bagi kau yang rupawan dan kebetulan suka tantangan.
~Story
KAMU SEDANG MEMBACA
Black & White
PuisiBagiku, senyummu termasuk doa yang Tuhan kabulkan. Akulah pecinta kata, akupun kata itu sendiri. Aku sering bermain dengan kata-kata. Ku fikir kata-kata adalah bagai keping-keping yang berhamburan di angkasa oleh karena dua bintang yang bertabrakan...