WARNING!!!
MENGANDUNG KADAR GULA BERLEBIH, PARA JOMBLO NGENES SEBAIKNYA KE LAUT AJA. KALAU JOMLO BAHAGIA MARI SINI BACA DAN BERDOA SEMOGA RUMAH TANGGA KALIAN LEBIH INDAH DARI CERITA MEREKA.
HOPE YOU LIKE IT DAN JANGAN MINTA SPESIAL PART OK!
***
***
Minggu pagi adalah waktu yang paling Kim Bum nantikan setiap pekannya. Pada hari itu dia terbebas dari segala jenis rutinitas melelahkan. Saat-saat di mana ia bisa menikmati kesenggangan dengan melakukan berbagai hobi yang dia sukai. Salah satu contohnya seperti hari ini, pria itu sedang bersantai di sofa ruang tengah apartemennya. Kakinya terangkat ke atas meja dan punggung bersandar nyaman. Tangannya sibuk mengotak-atik pengendali games yang sedang dimainkannya. Dia terlihat fokus dan berkonsentrasi penuh. Musuh yang dihadapi kali ini cukup tangguh dan Kim Bum tidak akan kalah apa pun yang terjadi. Dia tidak suka kekalahan.
"Kim Bum!" panggil sang istri dengan nada sedikit menyentak.
"Hm," sahutnya tak acuh.
"Aku mau bicara."
Wanita itu berdiri di samping suaminya namun sang suami enggan mengalihkan pandangan sedetik pun. Baginya momen bermain game lebih berharga ketimbang memperhatikan sang istri yang mungkin akan segera melancarkan aksinya sebentar lagi. Ngomel-ngomel, ya, itulah yang sering dilakukan istri Kim Bum ketika pria itu asyik dengan dunia gaming-nya.
"Kim Bum, kau dengar aku tidak?!" bentak So Eun tersulut karena Kim Bum terus mengabaikannya.
"Dengar, katakan saja kalau mau bicara. Aku akan mendengarkanmu."
"Letakan ponselmu dan mari bicara serius."
"Tanggung So Eun, tinggal sedikit lagi aku menang."
"Letakan atau kubanting ponsel itu!" ancam So Eun dengan geram menyeramkan.
Kim Bum tetap tak mau mendengarkan. Dia sudah tahu akal bulus istrinya, jangan harap Kim Bum akan tertipu lagi. Enam bulan sudah mereka tinggal satu atap dan terikat dalam status suami istri jadi sedikit banyak Kim Bum sudah tahu jenis tipu daya So Eun untuk membuatnya berhenti main game.
"Hei!" pekik Kim Bum jengkel ketika tiba-tiba So Eun merampas ponselnya dan melempar ponsel mahal itu ke lantai.
Kim Bum kesal bukan kepalang, tempramen istrinya memang yang terparah. So Eun tidak pernah main-main dengan ucapannya. Ketika dia bilang ingin melempar ponsel itu maka hal itulah yang dia lakukan. Tak peduli semahal apa pun barang itu, jika So Eun sudah benar-benar marah maka yang menang hanyalah egonya saja.
"Kau ini apa-apaan? Main lempar ponsel orang sembarangan."
Kim Bum berdiri agar lebih leluasa melayangkan protes pada istrinya. So Eun menatap pria itu jengah lalu mendesah berat. Raut wajah So Eun tampak khawatir, dia ingin menangis melihat Kim Bum yang tidak mengerti perasaannya. So Eun ingin mengadukan hal serius tapi tanggapan pria itu malah biasa-biasa saja. Padahal apa yang ingin So Eun laporkan berkenaan dengan kelangsungan pernikahan mereka.
"Aku hamil," ujar So Eun tidak ingin memperpanjang masalah ini.
Dia hanya ingin melaporkan itu agar tidak hanya dirinya saja yang diserang gelisah. Kim Bum harus merasakan apa yang dia rasakan.
"Hm?" gumam Kim Bum setelah mematung cukup lama.
So Eun yakin pria itu mendengarnya, Kim Bum bereaksi demikian hanya karena terkejut dan tidak siap mendengar kabar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemies (TAMAT)
FanfictionKisah manis tentang dua musuh yang disatukan dalam pernikahan. Rumah tangga mereka selalu dipenuhi dengan pertengkaran dan baku hantam namun semua itu berubah ketika buah hati bersemayam dalam perut So Eun secara tidak disadari. Saksikan kisah sing...