So Eun bangun pagi-pagi sekali, setelah selesai mandi dan bersih-bersih kamar. Dia beranjak ke dapur untuk masak dan membantu bibi Han, orang kiriman mertuanya yang sengaja dipekerjakan untuk meringankan tugas So Eun sehari-hari.
"Biar Bibi saja, Non."
"Tidak apa-apa, Bi, aku bantu ya. Aku senang memasak kok."
Selain hobi membaca novel romansa dan nonton drama, So Eun pun memang gemar memasak. Dia terbilang ahli di bidang itu, terutama untuk makanan dessert. Oleh sebab itu pula bisnis kafe dessert yang So Eun kelola bisa sukses dan bertahan sampai sekarang, tepat di tahun keempat sejak kafe itu didirikan. Dengan telaten dia memindahkan hasil masakannya dan bibi Han ke meja makan. Setelah memastikan semuanya selesai, So Eun memutuskan untuk kembali ke kamar dan membangunkan Kim Bum. Begitu dia masuk, ternyata orang yang hendak dibangunkan sedang mengancingkan kemejanya sambil bercermin.
"Kau sudah bangun ternyata, kenapa pagi sekali sudah rapi?" heran So Eun karena Kim Bum tidak pernah berangkat kerja sepagi ini.
"Aku akan menjemput klien spesial, jam delapan sudah harus di bandara."
So Eun mengambil dasi dan jas yang disimpan di atas ranjang. Wanita itu kemudian memberikan jasnya pada Kim Bum. Dia memperhatikan bagaimana suaminya menyiapkan penampilan istimewa untuk hari ini. Dia tampak lebih tampan walau perlu diakui bahwa selama ini penampilannya memang menawan. So Eun tidak menampik itu.
"Eh, dasinya lupa," seru So Eun ketika Kim Bum sudah selesai mengenakan jasnya.
"Kebiasaan," keluh Kim Bum namun tidak marah. "Pasangkan dasiku," lanjutnya.
Dia merunduk agar posisinya sejajar dengan So Eun. Pria itu membiarkan sang istri melakukan tugasnya dengan nyaman.
"Sudah," ujar So Eun ketika selesai menyimpul dasi sang suami.
Kim Bum memerhatikan wajah istrinya lamat-lamat. Semakin lama semakim Kim Bum tenggelam dalam pesona wanita hamil itu. So Eun tampak cantik dengan pakaian hamil dam rambut cepol yang sedikit berantakan. Persis seperti ibu-ibu yang baru selesai bertempur dengan berbagai jenis masakan.
"Berat badanmu naik lagi ya? Itu pipi semakin gembul saja," goda Kim Bum sambil tersenyum geli ketika ia mencubit gemas pipi istrinya.
"Ihh, apa sih, peraturan nomor 2, dilarang mengomentari berat badan istri yang sedang hamil!"
"Aku hanya bertanya, tidak ada mengomentarimu kok."
"Justru pertanyaanmu itu yang menjadi ejekan untukku."
Kim Bum terkekeh singkat lalu mengacak asal rambut istrinya.
"Tadi muntah-muntah lagi?"
Bentuk perhatian kecil seperti inilah yang sering membuat jantung So Eun tidak tenang. Kim Bum tampak manis kalau sudah bersikap lembut begitu.
"Mm, sedikit tapi."
"Jangan terlalu capek ya," tekan Kim B mengingatkan, pasalnya istrinya itu memang sedikit ngeyel kalau diberitahu.
Masih sering curi-curi kesempatan untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mengepel atau menyapu.
"Iya, ayo sarapan dulu, nanti kau terlambat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemies (TAMAT)
FanfictionKisah manis tentang dua musuh yang disatukan dalam pernikahan. Rumah tangga mereka selalu dipenuhi dengan pertengkaran dan baku hantam namun semua itu berubah ketika buah hati bersemayam dalam perut So Eun secara tidak disadari. Saksikan kisah sing...