Tidak ada yang tahu takdir apa yang telah allah tetapkan di lauhum mafudz, terkadang kita salah menilai takdir allah karna kita lupa bahwa allah mengetahui segala apa yang ada didalamlangit dan bumi.
~atyarahma~
Seperti biasanya aku sedang membantu mengajar ngaji ibu ibu di rumah tante ku.
"Mbak lia gimana, udah ada calon belum?" Tanya salah satu ibu ibu itu.
"belum bu" jawab ku malu malu
"jangan lama lama lo, emang mau cari yang gimana? Siapa tau ibu bisa bantu"
"Gimana dikasih nya aja bu, yang penting dia pernah mondok" jawab ku asal asalan."Assalamualaikum ibu ibu" itu suara tante ku, kebetulan beliau adalah ketua dari pengajian ini.
Selamaaat, ujarku dalam hatiPengajian sore itu pun berjalan dengan lancar, ketika aku beranjak pulang, tanteku memanggil ku dan menceritakan sesuatu hal yang dapat mengubah seluruh masa depan ku.
aku sendiri bingung mau menceritakannya dengan orang tuaku, rasa takut dan malu itu selalu saja ada. mungkin karna aku juga belum terlalu ada kemauan.keesokan harinya
Aku berprofesi sebagai pendidik di sekolah dasar dekat rumah ku, lumayan sambil menunggu wisuda. aku berangkat seperti biasanya, bertemu dengan mereka membuat kebahagiaan sendiri bagiku karna aku termasuk orang yang senang dengan anak anak.
"Assalamualaikum anak anak"
"waalaikummussalam bu guru"
"Apa kabar?"
"baik bu"
"Oke kita mulai pelajaran kita hari ini ya, buka buku nya halaman 56"***
Sementara itu di tempat yang berbeda, ada sosok lelaki yang sedang merutuki dirinya sendiri. Sang ibu terus memintanya agar segera menikah agar perempuan itu tidak terus terus mengejar nya. Dia sudah pasrah dengan takdir allah yang telah tertulis untuk nya, dia ikhlas sepenuhnya. Dan akan belajar menata masa depan dengan siapa pun kelak yang akan menjadi makmumnya.
"Assalamualaikum ma"
"waalaikumussalam yan, tadi mama udah minta dia, kamu doa aja terus minta yang terbaik dan semoga dia yang terbaik"
"iya ma, iyan juga selalu doa supaya di beri yang terbaik menurut allah dan menurut mama"Aku tidak tau bagaimana dengan perasaan ku sekarang, aku juga masih ragu dengan keputusan mama, namun pasrah ku akan takdir sudah tinggi. Mama terus bercerita tentang perempuan itu, perempuan yang menjadi guru ngaji mama dirumah, perempuan yang sangat mama ingin kan jadi menantunya atau istri ku.
Awalnya aku males mendengar cerita mama, namun semakin lama aku semakin tertarik dengan dia yang bernama lisana shidqin 'aliyya.
Aku sendiri masih mengabdi di pesantren, sambil menunggu wisuda dan menyelesaikan kitab.
"Heyyy muhammad riyan asy syatiri!, kamu dari tadi denger mama cerita gak si! Gimana setuju gak?"
"Eeh, setuju apa ma?"
"Tu kan bener emang gak dengerin mama"
"maaf ma, tdi iyan dengerin, tapi yang akhirnya enggak, hehehe"
"mama bilang, kalo dia mau sama anak mama terus kalian nikahnya cepet aja ya, gak usah lama lama. Takut nanti berubah pikiran"
"kan iyan masih mondok ma, 4 bulan lagi lah mungkin baru bisa boyong"
"Gak papa dong, kan bisa ikut kamu mondok. Ya kan?"Aku yang sedari tadi membayangkan kalo mondok bawa istri Kayaknya asik, ternyata mama juga sepikiran dengan aku. Bagus lah. batin ku.
"Yan, jangan ngelamun dong"
"engga maa, yaudah terserah mama aja iyan setuju."
"yaudalah, kalo gitu kamu ikut rencana mama aja ya"
"Iya mama cantiiik"
"Yaudah assalamualaikum"
"waalaikumussalam"***
KAMU SEDANG MEMBACA
ta'aruff
RomanceBagaimana aku akan menikah dengan orang yang baru ku lihat beberapa kali?? Tak pernah terlintas dipikiran ku, untuk berta'aruf dengannya yang ku kenal melalui orang tuanya. ~aliyya~