1

1.9K 122 4
                                    

...

"Hyung!"

Satu panggilan yang berhasil menghentikan langkah Mark. Lelaki itu menghembuskan nafas kasar sekali sebelum membalikan tubuhnya berhadapan dengan pria yang barusan memanggilnya.

"Hyung tidak mengangkat telfonku dan membalas pesanku, sebenarnya hyung darimana saja?" Pria itu bergelanyut manja di lengan Mark, terlihat menggemaskan namun Mark tidak menyadari hal itu karena yang ia tahu hanyalah kekasihnya memiliki sifat manja dan kekanakan. Mark tidak tertarik memandang kekasihnya yang bertubuh tinggi sepundak Mark, bahkan ia berusaha melepaskan pegangan tangan ranting prianya di lengannya.

Pantaskah Mark mengklaim pria bernama Haechan itu sebagai prianya sementara sikapnya tidak pernah menunjukkan rasa cintanya kepada Haechan? Mark terkenal dengan sikapnya yang dingin, cuek dan tidak suka keramaian, berbanding terbalik dengan Haechan yang periang dan lebih sering terlihat manja kepada orang terdekatnya. Terkadang orang-orang tidak yakin bagaimana hubungan keduanya, Haechan terlihat seperti mengejar Mark meskipun tak jarang Mark berada di kampus untuk menemui Haechan ataupun menjemput pria itu setelah berkuliah.

Ia dan Haechan memang hanya terlibat perjodohan, dimana orangtua Haechan yang menginginkan Mark menjadi pendamping putra sulungnya serta orangtua Mark yang juga berharap banyak untuk menjadi besan teman sekolahnya dulu itu. Sebenarnya kedua pihak orangtua tidak memaksa Mark dengan kata lain memberikan kebebasan penuh untuk pria itu menolak atau menerima perjodohan itu. Namun, sebagai putra tunggal keluarga Mark Lee menyadari orangtuanya berharap besar kepadanya. Siapa lagi yang bisa mengabulkan permintaan Tuan dan Nyonya Lee selain Mark Lee? Ditambah lagi orangtua Haechan yang juga berharap untuknya menerima Haechan.

Mark memiliki pandangan sendiri terhadap Haechan. Baginya Haechan adalah pria baik, pintar, periang, dan ramah terhadap siapapun meskipun ia merupakan putra sulung keluarga konglomerat di Korea. Mark juga tidak bisa memungkiri kecantikan Haechan layaknya dewi dari langit, dengan kilauan mata bulat dan rambut cokelat madu yang menyilaukan. Namun Mark juga tidak menyukai salah satu sifat Haechan yaitu sifat manjanya. Hal yang membuat Mark membenci Haechan adalah karena pria itu mudah merengek, ingin semua keinginannya terpenuhi, dan sering marah tidak jelas hanya karena Mark duduk satu kursi dengan klien-nya yang -demi Tuhan Mark pastikan- hanya rekan bisnisnya. Mark adalah pewaris tunggal perusahaan ayahnya, jadi bukan hal tabu jika ia membicarakan bisnis bersama manusia bergender wanita dan pria.

Seharusnya Haechan sadar dan memaklumi, namun yang ada dirinya tidak mau tahu. Haechan akan marah dan Mark tidak memiliki pilihan lain selain mengalah dan membujuk Haechan sekuat hatinya.

Haechan memang berhasil memasuki sudut hati dan otak Mark, tapi Mark masih belum menyadarinya dan menganggap perlakuannya selama ini hanya sekedar menghormati orangtua Haechan. Sebagian otaknya masih dipenuhi pikiran negatif tentang sifat manja Haechan yang selalu membuatnya sakit kepala.

Mark berusaha melepas, namun Haechan kembali melingkarkan tangannya tanpa perduli tolakan Mark. Ia tahu Mark tidak suka bermesraan di depan umum, tapi sekali lagi Haechan tidak perduli.

"Ayolah Chan-"

"Jelaskan dulu pertanyaanku tadi!"

Pertanyaan yang mana? Mark sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak mendengar pertanyaan Haechan.

"Ughh kau menyebalkan hyung!" Haechan merengek dan Mark berdecak kesal. Ia sudah pusing dengan pekerjaan kantornya dan kini ditambah rengekan Mark.

"Kau tidak selingkuh dibelakangku, kan?"

Pertanyaan yang sama ketika Haechan merajuk. Dan Mark juga memberi jawaban yang sama, yaitu menjelaskan sejelas-jelasnya alasan yang dibutuhkan Haechan yang awalnya membuat gadis itu merajuk.

A Chance [MARKCHAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang