Ini panjang banget astaga:( semoga kalian ga bosan bacanya
Haechan tidak pernah sebahagia ini semenjak dua bulan menjadi kekasih Mark. Tadi sore Mark mengirimkan pesan untuk bersiap-siap menghadiri pesta ulangtahun putri relasi bisnis Mark. Pria itu akan menjemputnya pukul tujuh malam, dan itu berarti dua jam dari sekarang. Selama ini Mark tidak pernah mengajaknya ke acara penting seperti itu, karena Mark tidak memiliki banyak waktu untuk acara-acara seperti itu. Jadi saat Mark mengiriminya pesan, Haechan bahagia bukan main.
Kontan ruangan luas dengan warna pink dan biru itu menjadi lebih sibuk dibanding hari biasa. Pemiliknya sibuk berteriak, mengomel, dan memerintah beberapa pelayan perempuan untuk mengurusnya. Ia harus tampil special untuk acara pertamanya dengan Mark, berharap tidak ada cela kesalahan sedikitpun pada tampilannya malam ini. Saat sedang disibukkan dengan memilih aksesoris yang cocok, tiba-tiba ponselnya berdering dan Haechan langsung mengangkatnya begitu tahu siapa subyeknya.
"EOMMA!"
'Ugh, ada apa Chan? Apa sesuatu yang menyenangkan terjadi?'
Haechan tersenyum lebar sebelum menjawab. "Mark mengajak Chanie ke pesta ulangtahun relasi bisnisnya, Ma."
'Benarkah? Pantas saja putra Mama terdengar bahagia sekali?'
"Eomma!" Haechan merasakan pipinya menghangat dan saat ia melirik ke kaca rias wajahnya terlihat memerah. Sial! Eomma berhasil menggodanya.
'Hahaha. Pokoknya putra Mama harus tampil sangat cantik malam ini!'
"Jadi selama ini Haechan tidak cantik?"
'Bukan seperti itu, Sayang~ Putra Mama sudah terlihat cantik bahkan ketika masih di rahim Mama. Tapi, paling tidak buat Mark terpesona dengan kecantikanmu. Oke?'
"Haechan akan berusaha, Ma!"
'Aigoo, Mark sepertinya akan benar-benar jatuh cinta pada putra Mama yang cantik!'
Ekspresi Haechan berubah dan eomma tidak perlu tahu putrinya tidak lagi merona. Diam-diam Haechan mengamini ucapan eommanya. Ya, semoga itu benar.
Mark benar-benar jatuh cinta kepadanya. Bukan hanya cinta bertepuk sebelah tangan yang dialami Haechan.
"Oh ya, Ma. Ada apa menelpon?"
'Ah, Eomma lupa! Eomma hanya ingin bilang kalau eomma tidak jadi pulang besok malam. Mungkin lusa, karena appa-mu masih bertemu dengan teman lamanya. Mianhae, Chanie-ya~'
Haechan mengerucutkan bibirnya. Sedikit kesal karena eommanya kembali mengingkari janjinya untuk pulang. Padahal eomma sudah berjanji untuk membantu Haechan membuatkan puding untuk Mark.
"Eomma~"
'Mianhae Chan. Eomma janji besok eomma akan pulang. Ya?'
"Arasseo.", ucap Haechan akhirnya. Merajukpun percuma, kalau eomma juga tidak ada disini untuk membujuknya. Biasanya eomma akan membujuknya dengan membuatkan makanan favorit Haechan.
'Maafkan Eomma ya?'
"Hmm~"
'Ya sudah, eomma tutup ya? Eomma mencintaimu Luhannie~'
"Haechan juga mencintai eomma dan appa. Cepat pulang, huh? Haechan merindukan eomma dan appa~"
'Eomma tahu. Bye, Chanie!'
"Bye, Ma!"
Haechan meletakkan ponselnya di atas meja rias sementara dirinya melihat alat-alat make up di sekitarnya. Sudah lengkap, tinggal dirinya memoleskan ke wajahnya yang sudah cantik alami. Hanya sedikit sentuhan di wajah dan rambutnya, Haechan tidak akan mengolesi make up secara berlebihan. Bagi Haechan dandanan berlebihan tidak akan berguna, jika Mark-pun tidak melihat fisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Chance [MARKCHAN]✔
Fiksi Penggemar[REMAKE] cast asli hunhan MARKCHAN, MARKHYUCK cr : fanfiction.com