Aku si penulis yang mahir merangkai kata,
Sebab ada satu nama yang menjadi tokoh utamanyaAku si penulis yang pandai menyusun kata,
Sebab ada satu nama yang abadi di dalamnyaAku si penulis yang piawai merakit kata,
Sebab ada satu nama yang menjadi objek di dalamnyaTapi, aku juga si bodoh yang hanya bisa merajut kata untuk satu nama,
Padahal aku tahu ia tidak memiliki perasaan yang samaAku tahu itu sia-sia,
Tapi setidaknya patah hatiku tertera di tiap bait kata yang aku susun untuk menutupi dukaAku merayakan patah hati dan lukaku
Melalui untaian kata yang kurakit untukmu
Si tuan yang hanya mampu aku kagumi tanpa bisa aku milikiIzinkan aku menulis semua tentangmu,
Sebab hanya dengan itu aku bisa menyuarakan lukaku juga perasaanku.