Part 1

1K 14 0
                                    

Melihat seseorang yang kita cintai bahagia bersama orang lain itu memang menyakitkan. Tapi apa yang bisa aku lakukan. Aku hanya bisa berandai-andai bahwa aku yang ada diposisi wanita itu. Tapi semua hanya khayalan semata yang tidak mungkin jadi kenyataan. Mungkin ini memang takdirku bahwa aku hanya bisa mencintai tanpa dicintai.

Aku membuka kedua mataku mengingat setiap detail kejadian kemarin malam. Kejadian yang membuatku patah hati. Tanpa sengaja aku melihatnya jadian sama orang lain. Itu sangat menyakitkan. Air mataku perlahan turun.

"Kenapa aku ngga bisa miliki kamu sih? Padahal kan aku cinta banget sama kamu" kuusap air mataku dengan tisu. Entah sudah berapa banyak tisu yang aku pakai untuk menghapus air mata ini. Yang pasti cukup buat memenuhi isi kamarku.

"Tokk ... Tokk ... Tokk ..."

Sedang asik-asiknya melamuj dan meratapi nasib masih ada aja yang ganggu. Ngga tau apa yang punya kamar lagi galau.

Aku berjalan untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang mengganggu acara galauku.

"Vio ..." teriak seseorang yang sangat aku kenal dengan senyuman lebarnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatku Caca Pratiwi.

"Ngapain loe senyum-senyum, ganggu gue aja loe" ucapku pada Caca yang dibalas cengiran ngga jelas. Dasar sinting anak ini, diketusin malah nyengir ngga jelas.

"Loe gitu banget sih, kenapa? Lagi galau?" ucapnya dan langsung masuk kamarku tanpa permisi. Aku memutar bola mataku dan melihat kelakuan ajaibnya. Belum disuruh masuk main nyelonong aja ni anak.

"Ya ampun Vio, kamar loe kenapa jadi kayak kapal pecah gini?" teriaknya ketika melihat kamarku yang sangat berantakan

"Loe ngga tau kalau gue lagi galau mending loe diem daripada bikin gue emosi" aku menatap tajam tepat dimanik matanya yang dibalas tatapan sebal darinya

"Astaga Viola Andrena Putri sahabatku yang paling nyebelin. Ngapain sih loe galau-galau ngga jelas gitu belum tentu orang yang bikin loe galau mikirin loe"

"Huwaaaa .. Hikss .. Hikss" tangisku semakin kencang memdengar ucapannya. Dasar sahabat sinting, sahabatnya lagi galau bukannya dibaikin malah dibikin tambah nyesek.

"Udah deh Vio jangan lebay, dengerin gue yah. Cowok itu bukan cuma dia doang. Masih banyak cowok diluar sana yang lebih baik dari Rendra" bener juga sih apa yang dikatakan Caca. Ngga ada gunanya juga aku mikirin dia, orang jelas-jelas dia ngga mikirin aku.

"Tapi Ca..." ucapku terhenti ketika menatap sahabt unyuku yang lagi bobok cantik. Dasar kebo ngga bisa lihat bantal dikit langsung molor

Kembali aku terdiam merenungi semua kejadian yang membuatku patah hati. Merenungi kesialan yang terjadi dihidupku. Kehilangan orang yang aku cintai meskipun dia tidak tau bahwa aku mencintainya.

*****

Hari-hari berlalu dengan datar dan tidak menarik lagi. Setelah kejadian yang membuatku galau, aku jadi tidak mempunyai semangat untuk berangkat kekampus. Biasanya aku selalu bersemangat bangun pagi dan pergi kekampus karena aku akan bertemu sang pujaan hati Rendra. Tapi tidak lagi, karena sekarang aku jadi tidak ingin bertemu dengannya. Aku takut tidak bisa move on jika bertemu dengannya.

Aku menuruni tangga menuju meja makan, kulihat mama, papa, dan kak Nando sedang menatapku yang berjalan sangat pelan. Mungkin mereka kesal sudah menungguku terlalu lama. Aku duduk disamping kak Nando dan mulai memakan sarapanku dengan tidak berselera.

"Kamu kenapa sih nak? Tadi turunnya lama dan sekarang sarapan pun cuma diaduk gitu. Kasihankan nasi dan lauknya ngga kamu makan" mama menatapku heran

"Ngga papa kok ma"

"Oh iya dek, nanti malem ikut mama dan papa yah" aku menatap papa heran. Tumben banget papa ngajak aku pergi. Biasanya kan dia sibuk banget sama kerjaannya dan jarang ngeluangin waktu untukku.

"Kemana pa?" tanyaku

"Makan malam sama temen papa. Niatnya sih pengen ngenalin kamu sama anaknya temen papa" Apa? Jadi intinya aku mau dijodohin papa. Tega banget sih papa jodohin aku sama orang yang ngga aku kenal.

"Maksud papa aku dijodohin" aku menatap papa untuk memastikannya. Kulihat papa mengangguk yang berarti aku memang dijodohin.

Mampus aku, masak iyah aku yang baru patah hati ini malah dijodohn. Eh tapi, apa aku terima aja yah. Siapa tau aja aku bisa move on dari Rendra. Kan lumayan apalagi kalau cowok yang dijodohin sama aku lebih ganteng dari Rendra. Ide bagus.

"Okelah terserah papa aj, aku mau berangkat dulu" aku memcium mama papa dan berlalu meninggalkan mereka

Aku berlalu meninggalkan mereka seraya memikirkan apa yang akan terjadi nanti malam. Semoga saja tidak ada kesialan lag. Dan cowok yang dijodohin sama aku bisa membuatku move on.

I LOVE YOU MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang