Seperti kabut.
Parasnya nyata tetapi samar.
(secarik kertas ditemani kopi).
Mungkin itu teman setia sang imaji.
Pekik mendengar, menelusuri hingga pagi.Tapi apa?
Rumahnya bukan sebuah tegukan halusinasi yang perihnya merangkak mencari hati.
Bukan pula manisnya prosedur untuk mengobati, atau opini berevolusi.
Karena pada dasarnya ia berlaku damai.
Raganya mengucilkan ingkar.
Baginya merayu semesta itu sedikit bernilai.
Ketimbang menyusup menjadi objek antara senin dan selasa.-asma
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU dan RASA
PoetryAku dan Rasa adalah teman sedari dulu, seringkali aku berdebat dengannya, sampai ia enggan menegurku Katanya... Aku boleh jatuh cinta, tapi tidak melibatkan dirinya:(