Bab 2

6 1 0
                                    

Malam ini, suara mesin mobil saling bersahutan. Wanita-wanita seksi berkeliaran kesana-kemari untuk menggoda hasrat kaum adam. Berbagai minuman keras terjual di sebuah stand yang dijaga oleh seorang pria. Tidak ada narkoba. Musik berdentum kencang yang berasal dari sebuah mobil. Inilah kehidupan jalanan saat malam hari, tak ada yang tahu tempat persembunyian mereka, bahkan polisi sekalipun tidak bisa melacak.

Sebuah mobil Lamborghini Aventador memasuki arena balapan yang telah disediakan panitia. Dibalik kemudi mobil tersebut, seorang cowok tampan sedang bersiap-siap mengikuti balapan kali ini.

Tok tok tok

Cowok tersebut membuka pintu mobil ketika sahabatnya mengintrupsi dirinya untuk keluar.

"ada apa?"

"beneran mau tanding sama kakak sepupu lo Al?"

Alvaro berdecih pelan. Bisa-bisanya Rey menanyakan hal itu. Tentu saja ia akan bertanding, jika menolak, mau ditaruh dimana harga dirinya.

"bodoh. Kalo gua tolak, tuh anak bakalan seneng" ucap Alvaro menunjuk Bara yang saat ini sedang bercanda bersama teman-temannya.

"dia main licik man. Lo lupa sama Mahesa yang saat ini masih masuk rumah sakit gara-gara Bara?"

"ingat"

"itu lo tahu! Gua cuma nggak mau nasib lo sama kayak Mahesa, Al"

Alvaro menepuk bahu Rey. Ia tahu saat ini Rey sedang gelisah. Rey sudah seperti sesosok kakak baginya.

"tenang aja Rey. Gua bisa jaga diri. O iya, dimana mereka?" tanya Alvaro mengalihkan pembicaraan dan mencoba menemukan kelima sahabatnya yang lain.

"tuh mereka!" tunjuk Rey ke arah stand miras, dimana kelima cowok tampan tengah membuat acara pesta mereka sendiri sambil dikelilingi wanita seksi.

"MBAK JANGAN SENTUH SAYA DONG!" bentak Edgar ketakutan saat salah satu wanita mencoba menyentuh pangkal pahanya. Alvaro yang melihat, hanya bisa terkekeh pelan. Diantara mereka, cuma cowok imut itu yang risih sama perempuan. Maklum, usia Edgar masih terbilang muda diantara mereka.

Suara peluit memecahkan suasana di antara mereka. Awal pertandingan akan segera dimulai. Alvaro menatap Rey datar. Dibalik mata coklatnya ia seolah-olah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"gua percaya lo bisa Al"

Alvaro akan berjalan ke arah mobilnya, namun berhenti sejenak saat suara Bara menghentikannya.

"hai adik ku tersayang"

Di depannya, berdiri seorang cowok tampan yang hampir mirip dengan dirinya. Hanya satu yang menjadi pembeda, warna mata berwarna hitam kelam dan pipit lesung yang tidak menghiasi pipi Bara.

"bacot"

Bara Prawira. Kakak sepupu dari Alvaro Prawira. Mereka adalah calon pewaris kerajaan bisnis Prawira. Masing-masing dari mereka sudah digadangkan akan menjadi CEO dari dua cabang perusahaan Prawira. Tak ayal membuat keduanya seringkali bersaing, baik dari pelajaran di sekolah, maupun dalam kegiatan sehari-hari mereka. Salah satunya balapan.

Dua mobil balap sudah ada di balik garis start. Wanita seksi pembawa bendera melangkah di antara kedua mobil tersebut. Dan saat bendera dilepaskan ke udara, saat itulah mobil Bara dan Alvaro melaju dengan kencang. Suara gesekan ban dengan aspal menjadi pengiring balapan.

Lamborghini milik Alvaro berada di urutan terdepan. Sedangkan Bara tertinggal di belakang. Bara menatap tajam mobil Alvaro, ia langsung menambahkan kecepatan mobilnya seperti orang kesetanan. Dengan akal licik miliknya, Bara sengaja memepet mobil Alvaro, membuat sang empunya mobil kaget dan langsung menginjak rem. Saat ini mobil Bara yang ada di depan. Benar apa yang dikatakan Rey, Bara licik.  Tak sabar untuk memenangkan pertandingan, Alvaro kembali menginjak gas dengan kecepatan penuh menyusul Bara. Lo harus tahu, sedang berhadap sama siapa saat ini Bar, batin Alvaro kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REAL (Rere Alvaro) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang