"Mama mau kemana?"
"Mama pergi sebentar ya sayang, nanti balik lagi kok"
"tapi kenapa bawa baju sama tas juga?"
Seorang wanita cantik setengah baya menghadap putri kecilnya yang sedang berdiri memerhatikannya sambil menggendong boneka beruang kecil.
"kamu janji ya, kalau ditinggal sama Mama, nggak boleh nakal sama nenek dan Papa"
"Mama janji kan sama Rere, akan pulang lagi ke sini?" lirih anak kecil bernama Rere tersebut.
"Janji"
Wanita yang berstatus sebagai Ibu dari gadis kecil itu memeluknya erat seakan berat untuk meninggalkan Rere. Apa boleh buat, keadaan lah yang membuat ia harus pergi jauh dari sini.
*****
"MAMA!!" teriak seorang gadis yang langsung terbangun dari tidurnya. Mimpi itu lagi.
Gadis tersebut melihat jam di dinding, pukul enam pagi. Dengan langkah lesu, ia berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Tidak ada yang istimewa untuk pagi ini. Membosankan.
"mau berangkat kamu?" tanya suara bariton menghentikan langkah kakinya yang akan keluar dari rumah.
"iya" jawabnya singkat tanpa menoleh sedikitpun ke sumber suara yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
"enggak sopan" celetuk sang Ayah sambil membolak-balikkan koran paginya.
"makan dulu Rere" kali ini suara lemah lembut dari nenek nya yang membuat ia menoleh ke arah wanita tua tersebut sambil tersenyum.
"Rere udah telat nek. Nanti aja di sekolah" jawab Rere tak kalah lembut.
"janji ya nanti makan"
"iya nek"
Cepat-cepat Rere menyalakan motor matic miliknya meninggalkan pelataran rumah. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-henti melihat jam tangan biru muda yang melingkar manis di lengan kirinya.
"sialan" umpat Rere karena jam akan menunjukkan pukul tujuh.
"PAK SATPAM JANGAN DITUTUP" teriak Rere saat satpam sekolahnya akan menutup gerbang. Pak Arsan menggelengkan kepala melihat kelakuan seorang gadis yang akhir-akhir ini sering telat.
"mbak Rere lagi" jenuh Pak Arsan yang hanya dibalas cengiran tanpa dosa dari Rere.
"maaf deh. Tadi lagi nolongin kucing nyebrang jalan" jawab Rere dengan asal.
*****
Rere Shofia Atmaja. Nama terakhir yang ia sandang tidak mencerminkan seorang pewaris dari sebuah perusahaan besar. Kelakuan abstrak miliknya, bicara yang kadang kelewatan, membuat semua teman satu sekolahnya meragukan bahwa dia putri kandung dari Bram Atmaja. Semua orang akan berpikir bahwa anak orang kaya akan bersikap sombong, memilih teman, dan berkelakuan seperti penguasa. Tapi tidak untuk Rere. Gadis cantik berambut panjang tersebut menganggap bahwa semua orang sama. Selama temannya baik kepada dirinya maka Rere akan lebih baik lagi. Ada satu rahasia yang selama ini gadis itu pendam. Tentang keluarganya dan tentang ia yang saat ini tak pernah percaya kepada siapapun."WOY!!" teriak Rere tepat disamping telinga seorang gadis mungil yang sedang membaca sebuah novel.
"ASTAGA RERE. JANTUNGAN GUA!" balas Evelyn tak kalah keras. Satu kelas tidak ada yang peduli dengan mereka berdua. Seakan-akan mereka sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL (Rere Alvaro)
Fiksi Remaja"kenapa diam? Ganteng ya gua?" tanya Varo menyentak lamunan Rere. "sial banget gua ketemu lo" ucap Rere sambil membersihkan seragamnya seakan-akan ada debu disana. "ADIT! TUNGGUIN!" teriak Rere kemudian ketika ia bertemu dengan Adit, cowok cupu yan...