Nama aku Alanna Achazia Edwin, panggil anna. Anak dari pasangan Arsenio Pamungkas Edwin dan Ayudia kenzia Edwin dan Seorang Kakak perempuan Adelia diandra Edwin.
Keluarga?
Apa yang membuat seorang bahagia? pacar? Sahabat? Atau keluarga? Jawaban aku keluarga, dimana didalam keluarga terdapat seorang ibu yang begitu penyayang, seorang ayah yang begitu berani dan kepala keluarga, dan seorang saudara yang menyayangi dan teman keluh kesah dikala sedih. Namun terbanding kebalik sama kehidupan aku, dimana aku mempunyai keluarga namun mereka tidak mengharapkan aku, menyakitkan bukan. Namun aku selalu menghormati mereka sebagai keluarga aku bagaimana pun.
"Sampai kapan gua begini?".
"Anna kesini lo buru" teriak adel dikamar nya. Aku pun buru buru ke kamar nya. Adel adalah gadis keras kepala jika tidak dituruti bakal marah marah seperti burung. Aku pun masuk ke kamarnya.
"Ada apa del?" Tanya gua. Adel ngelempar baju kotor ke aku. Seketika itu aku hanya melihat datar.
"Cuciin baju gua dan jangan lupa di setrika" ucapnya tanpa bersalah
"Emang lo ga bisa nyuci sendiri? Lo kan udah dewasa del, gua juga punya tanggung jawab yang harus gua kerjain" jawab gua.
Seketika itu juga adel mendekat dan menjambak rambut aku.
"Cuciin atau gua bilangin mami?!" Adel berkata."Iya gua cuciin, lepasin tangan lo!". Jawab ku. Adel melepas kan tangannya dari rambut aku.
Sakit memang namun bagaimana pun adel kakak aku dan harus menghargai dia sebagai kakak.
Aku keluar dari kamarnya, begini lah kehidupan setiap hari hanya seperti pembantu, walaupun udah dirumah ini sudah mempunyai pembantu namun perlakuan mereka ke aku seperti itu.
Aku menuju ke belakang untuk mencuci pakaian kotor yang diberikan adel tadi.
"Non, mau ngapain disini?" Tanya bu asih
"Anna mau nyuci pakaian ini bu" ujarku. Sambil memasukan baju ke mesin cuci.
"Tidak usah non, biar ibu aja" jawabnya. Sambil membantu ku untuk mencuci pakaian ini.
"Tak perlu bu, ibu kerjakan yang lain saja ini biar anna yang urus"ujarku.
Akhirnya bu asih pun mengerjakan pekerjaan lainnya, bu asih sudah lumayan lama kerja disini, dia mempunyai keluarga dikampung namun dia bekerja disini untuk menafkahkan keluarganya dan biaya sekolah anak-anaknya, aku lumayan dekat dengan bu asih, dia orang yang penyayang, bu asih udah ku anggap sebagai ibu ku juga.
Esok hari, aku harus bersekolah seperti orang orang untuk menuntut dan menambah ilmu. Aku pun bersiap siap dan pergi kebawah untuk sarapan, namun aku tidak pernah untuk ikut sarapan sama keluarga ku, karena hanya aku yang akan jadi bahan pembicaraan disetiap berkumpul.
"Selamat pagi"ujarku. Bejalan ke dapur dan menyiapkan makanan untuk ku bawa kesekolah, aku tidak pernah ingin bergabung di sana karena aku akan di usir dan makan di dapur. Miris bukan.
"Kamu ga sarapan na?"tanya ayahku. Sambil meminum kopi dia.
"Tidak ayah, disekolah saja" jawabku, "aku berangkat, assalamualaikum"ucapku lagi. Aku pergi ke luar untuk menuju kesekolah.Aku biasa berangkat dengan menaiki sepeda hadiah kakekku sebelum beliau tiada. Kenapa aku tidak pernah mau berangkat dengan ayah ku atau kakak ku? Karena aku tahu kakakku tak akan pernah mau satu mobil bersama ku. Menyedihkan memang.
Sesampai di sekolah, aku memarkirkan sepedaku ditempat biasa ku, namun tempat itu di tempati oleh motor ninja hitam. Aku penasaran siapa yang memarkir kan motornya disini, yang jelas jelas ini adalah parkiran khusus sepeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Luka
Teen FictionBantu baca ya kalian minimal 5 menitan aja janga asal scrool pls, biar kita saling bantu ya terimakasih🤗 Keluarga itu apa? Aku tidak tau arti keluarga bagiku? Tidak pernah tahu sedikitpu. Namun setelah ketemu sosok seperti dia, aku merasa hidup sed...