Menurut Lan Shizui

1.3K 197 65
                                    


München, Jerman.

Wei Wuxian menikmati tiga hari yang indah dengan suaminya. Ia belum pernah mengunjungi Eropa sama sekali. Kesibukannya saat masih bekerja dulu tidak pernah mengijinkannya pergi ke negara lain. Namun setelah tidak bekerja dan memutuskan hidup seperti ibu rumah tangga. Ia punya banyak waktu luang untuk dirinya dan keluarganya.

Jalan-jalan ke salah satu negara di Eropa adalah impiannya dari dulu. Ia suka musik, dan Eropa adalah tempat dimana musik klasik dijunjung tinggi. Maka dari itu, kesempatan kali ini akan ia manfaatkan dengan baik. Mungkin ia bisa memaksa suaminya untuk berkelana ke negara-negara tetangga. Selama mereka tetap bersama, Lan Wangji pasti menurut. Ini adalah liburan terbaik yang pernah mereka lakukan.

"Lan Zhan, ayo kesana."

"Lan Zhan, itu terlihat enak, aku mau!"

"Lan Zhan, foto aku disini?"

Suaminya itu diseretnya kesana kemari mencoba beberapa makanan baru dan berfoto di tempat-tempat iconic untuk mengisi akun instagram wajah penuh senyum itu. Lan Zhan sebagai suami yang terkenal cinta mati dengan Wei Ying hanya bisa menuruti semua keinginan pria itu. Melihat Wei Wuxian tersenyum ceria seperti ini sudah bisa membuat hatinya berdegup kencang.

Sampai akhirnya Wuxian meminta mereka untuk selfie bersama untuk dikirimkan pada anak angkat kesayangan mereka. Shizui pasti senang melihat mereka tidak stres dengan kerjaan saja di sini. Ya...meskipun tiap pagi mereka harus ke kantor dan saat jam 3 sore baru bisa keluar, itu sudah cukup bagi mereka.

Wuxian mulai mengarahkan handphonenya di depan ia dan Lan Wangji. Mengatur posisi yang pas sebelum ia mengetuk layar untuk memfoto mereka berdua. Satu foto sudah terambil, namun Wuxian belum puas. Ia menyuruh suaminya untuk berganti gaya, memberikan tanda peace ke kamera.

"Lan Zhan, ayo senyum."

Namun, muka datar itu hanya berhasil menaikkan sedikit milimeter ujung bibirnya keatas. Tampan. Sangat tampan, batin Wuxian. Namun masih membuat Wuxian menghela nafas. Kecewa karena suaminya memang jarang sekali senyum, tapi juga sudah terbiasa.

Lan Wangji yang melihat pasangan tercintamya itu sedih langsung melakukan hal yang membuat Wei Ying terkejut. Ia mengecup pipi suaminya itu dan Wuxian tentu saja langsung mengambil foto mereka berdua. Membuat orang-orang di sekitar mereka memandangi betapa manisnya pasangan itu.

Baru lima detik setelah ia mengambil foto, sebuah notifikasi telepon muncul di layar handphonenya. Wangji menoleh, memicingkan matanya, penasaran dengan siapa yang berani mengganggu momen indah ini.

"Jingyi," ucap Wangji saat melihat nama pada notifikasi itu.

"Kenapa telpon ya?" Wuxian menoleh ke suaminya. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Jingyi menelponnya. Dari trio bebek, bukan, remaja yang suka mengikutinya, biasanya hanya Zizhen yang suka bertukar kabar dengannya. Sampai pernah membuat Lan Zhan cemburu meskipun Zizhen hanyalah remaja yang kelewat muda untuk Wuxian.

"Mungkin penting," ucap suaminya lagi.

"Mungkin. Sebentar, kuangkat dulu." Wuxian mengetuk tombol terima dan menyapa anak adopsi Xichen. "Halo, Jingyi? Tumben telepon. Mau titip oleh-oleh, ya?"

"Oleh-oleh? Aku bebas deh, terserah paman Wei. Shizui mau kelopak bunga wisteria, kalau mekar katanya. Jin Ling katanya titip coklat, permen, semua baju yang keren, dan kalau bisa katanya boneka anjing." Sebenarnya daftar dari permintaan Jin Ling lebih banyak dari itu. Tapi Jingyi tidak mau ambil pusing dan mengingat yang umum saja.

"Sebentar, itu mending kamu tulis satu-satu di chat. Maafkan pamanmu ini yang lupaan. Kecuali permintaan yang terakhir tadi, CORET! Atau kamu mau ngobrol sama Lan Zhan aja? Dia pasti ingat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When The Ducklings Meddling InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang