Seperti hari biasanya, Sisi Vanita akan pergi bekerja di sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari rumahnya.
Sisi Vanita seorang anak yatim piatu, di usianya yang masih berumur 7 tahun ibunya meninggal dunia. Mulai detik itu semua keadaan berubah, Ayahnya menikah lagi dan pada saat Sisi duduk di bangku SMA menginjaki umur 18 tahun ayahnya meninggal kemudian ibu tirinya memperlakukannya bagai orang asing dan tidak mau tinggal seatap dengannya, alhasil dirinya di usir dari rumah megah nan mewah itu. Semua harta dan warisan milik ayahnya tidak ia miliki sepeserpun.
Sekarang Sisi berusia 22 tahun, selepas masa sekolahnya dia tidak kuliah karena faktor ekonomi yang tidak mendukung. Awalnya Sisi bekerja menjadi office girl, pramusaji, dan sekarang menjadi kasir. Apapun pekerjaannya yang penting halal itulah pikirnya.
Setelah sarapan dengan seadanya dan memasukkan juga makanan ke dalam kotak nasi sebagai bekalnya nanti saat makan siang Sisi pergi menuju tempat kerjanya. Uangnya yang pas-pasan membuat dia harus membawa bekal setiap hari, daripada beli mending dia buat saja. Sisi juga hanya berjalan kaki ke tempat kerjanya yang di tempuh selama 20 menit. Seringkali dia ditawarkan angkutan umum setiap kali dia jalan, tapi karena gajinya yang kecil yang hanya cukup untuk kebutuhan saja dia selalu menggeleng pertanda tidak mau naik, meskipun kakinya terkadang merasakan pegal.
Sisi bersenandung di tengah berjalannya. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggunya, selama sebulan bekerja hari ini adalah tanggal di mana dia menerima gajinya. Dengan penuh semangat dan ceria Sisi berjalan ke tempat kerjanya.
Suara derum mobil terdengar di telinganya begitu dekat, sepersekian detik mobil itu telah melintang di depannya menghalangi dia untuk berjalan.
Tampaklah beberapa orang berpakaian serba hitam turun dari mobil yang melintang di depannya tersebut, mendekat ke arahnya orang-orang itu membekap mulutnya. Sisi berteriak tanda tidak terima dia juga berontak tapi tenaganya tidak terbanding dengan orang-orang itu dan akhirnya kesadaran Sisi menghilang.
• • • • •
"Bangun jalang!" Ali membangunkan Sisi dengan menyiramkan air dingin dari kulkas.
Prilly tersentak saat merasakan pipinya basah. Dia masih belum menyadari apa yang terjadi, matanya mengelilingi ruangan sekitarnya bertanya-tanya dimanakah dirinya berada
"Bangun woy!" Ali menarik tangan Sisi, mencengkram dagunya dengan kuat matanya Ali berkobar amarah. Setiap melihat mata Sisi, Ali merasakan muak dan jijik terhadap wanita itu.
Setelah kesadarannya penuh Sisi baru ingat kalau dirinya di culik dan sekarang dia tidak tau ada di mana. Sisi menangis menatap lelaki di depannya ini yang sama sekali tidak dia kenali, apa kesalahan yang sudah ia perbuat pada lelaki ini sehingga dia begitu membenci dirinya.
"Kenapa kau membawaku kesini?!" Teriakan Sisi begitu menggema, dia mencoba melepaskan diri dari cengkraman Ali.
"Kau harus membalas semua perbuatanmu jalang!" Ali pun juga ikut berteriak, giginya bergemelatuk menahan amarahnya sedari tadi.
"Aku tidak mengerti." Ucap Sisi dengan lirih.
"Kau tidak perlu mengerti, yang harus kau lakukan hanya diam dan turuti semua perintah ku! Dan sebentar lagi kau akan menjadi istriku, kau tentu senang bukan memiliki suami kaya sepertiku jalang!" Ujar Ali sarkatik.
"Aku bukan jalang! Aku tidak sudi menikah denganmu, bahkan aku tidak mengenalmu sama sekali tuan." Tolak Sisi mentah-mentah.
Ali geram dengan perkataan Sisi, dia mendekat dan mencengkram kembali rahang Sisi dengan kuat, membuat wajah Sisi mendongak dengan ringisan pelan keluar dari mulutnya. Ali menyentuh bahu Sisi dengan lembut dan dengan sekali sentakan mendorongnya hingga tubuh itu terjatuh ke lantai. Wajah Sisi menunduk tepat di bawah kaki Ali.
Kini Ali mulai mengangkat kakinya menendang Sisi, tepatnya wajahnya dengan cukup kuat membuat Sisi terpelanting membentur lemari yang ada di kamar itu dengan keras.
"Sshh.. Akhh." Sisi merasakan sakit teramat dalam, selain punggungnya yang terkena ujung lemari, hatinya juga merasakan sakit entahlah kenapa hidupnya selalu menderita.
"Sakit eh?" Tanya Ali meremehkan.
"Rasa sakitmu tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku derita bertahun-tahun." Ucap Ali yang semakin membuat Sisi bingung, terus apa hubungannya dengan dirinya jika Ali sakit.
"Lepaskan aku, aku ingin pulang." Sisi menyerah, jika dia keras maka Ali semakin keras. Supaya di kasihani Sisi mengeluarkan permohonannya dengan lirih.
"Sudah aku bilang turuti semua keinginanku, kau akan menjadi istri dariku." Ucap Ali tajam.
"Aku tidak mau tuan!" Teriak Sisi yang di balas kekehan oleh Ali.
"Aku tidak peduli, kau tidak berhak menolakku! Akulah yang berkuasa atas dirimu!" Jawab Ali dingin.
"Kau hanya punya waktu sebentar untuk memperbaiki keadaanmu, aku akan mendatangkan perias handal untuk menyembunyikan wajah jelekmu itu! Dan hapus air mata buaya mu itu! Penghulu sebentar lagi akan datang!" Ali meninggalkan Sisi sendirian, setelah Ali keluar dari kamar itu pecahlah tangisan Sisi, dia meratapi nasibnya yang tak pernah sekalipun mencicipi kebahagiaan semenjak ibunya meninggal.
Sisi gadis cantik, manis, dan lemah lembut harus mengalami kesialan. Entah apa yang di rencanakan Tuhan untuk nasibnya. Setelah di culik di bekap mulutnya dan di bawa ke rumah besar nan mewah dan harus menjadi istri dari lelaki yang membencinya itu yang dia tidak tau sama sekali apa kesalahannya.
Semuanya berjalan begitu lancar, Ali tersenyum miring saat semua saksinya mengatakan SAH atas pernikahannya dengan wanita yang sekarang duduk di sampingnya ini.
Tidak ada acara apapun kecuali ijab kabul dan di saksikan oleh para bodyguardnya yang terdiri dari lima orang. Setelah semuanya selesai penghulu pulang dan para bodyguard itupun bubar, Ali menyeret Sisi yang sekarang telah menjadi istrinya ke kamarnya.
"Sebenarnya apa maumu?" Tanya Sisi.
"Kau ini suka sekali mengulang pertanyaan! Itu membuatmu semakin terlihat kalau kau gadis bodoh!" Jawab Ali menghina.
"Aku butuh penjelasan yang tepat kenapa tiba-tiba kau menikahi ku." Tanya Sisi lagi.
"Aku ingin tubuhmu." Bisik Ali dengan sensual.
"Sayangnya aku tidak sudi tuan Ali terhormat." Tekan Sisi.
"Dan aku tidak menerima penolakan! Lagian kau harusnya bersyukur karena aku menjadikanmu istriku bukan hanya sekedar pelacurku saja!" Hardik Ali.
"Kau memang kaya tapi tidak dengan harus berkuasa atas segalanya! Kau harus ingat ini semua hanya titipan Tuhan." Kata Sisi memperingati Ali.
"Oh berani kau bicara seperti itu hah! Kau dengar tidak ada Tuhan di dunia ini, dasar bodoh!" Ali semkain menjadi-jadi mengeluarkan emosinya.
Sedangkan Sisi beristighfar mendengar perkataan Ali. Kenapa dia bisa bertemu dengan lelaki biadap ini.
"Dan satu lagi ku peringatkan padamu! Meski kau istriku, tapi kau tidak perlu mencampuri urusanku jangan sok menasehati diriku, akulah yang tau akan diriku sendiri. Dan jika ada yang menanyakan keberadaanmu di sini, jangan katakan kalau kau istriku!" Penjelasan Ali membuat air mata Sisi menetes. Sakit sekali rasanya.
Melihat Sisi yang hanya diam saja membuat Ali murka.
"Kau dengar tidak ha!" Suara Ali begitu mengerikan, membuat yang mendengarnya tidak berkutik. Sisi takut dengan suara tinggi yang Ali keluarkan dia hanya mengangguk mengiyakan perkatan yang sekarang menjadi suaminya itu.
Inilah hidup Sisi yang baru. Sisi harus rela menjadi seorang istri dari Ali Pratamafakhran, seorang pria kaya namun tidak memiliki hati. Di nikahi lalu tidak di anggap, di gauli lalu di tinggalkan begitu saja.
*****
Assalamualaikum.
Masih hangat hangatnya nih tolong kritikan dan sarannya🙏
Jangan lupa VnC😍
Terimakasih 🙏
23 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Berujung Tragis
ChickLitHidup seorang wanita ini selalu malang tidak pernah ada rasa bahagia menyelimuti dirinya. -Sisi Vanita Di butakan oleh dendam membuat seorang pria yang tadinya baik hati berubah menjadi pria dingin tak tersentuh. -Ali Pratamafakhran