ELVINO

214 89 39
                                    

Sudah lima kali dering jam weker berbunyi. Tetapi tidak ada tanda pemiliknya akan terbangun. Padahal hari ini ia ada jadwal kelas pagi. Akhirnya ketukan kencang dari arah pintu pun terdengar. Siapa lagi kalau bukan Gella Marvelo -ibu dari seorang Elvino Kharel Marvelo.

"El,bangunlah nak. Kau kan ada kelas pagi ini jika kau masih terus tidur seperti itu,kau akan telat. Lihatlah ini sudah jam tujuh lewat lima belas."

Saat mendengar itu,El langsung bangun seketika meloncat dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Setelah menghabiskan waktu sekitar 15 menit, El turun ke bawah untuk segera ke kampus dan berpamit pada ibunya. "Mom, mana dad?."

"Dadmu sudah ke kantor. Dia berangkat pagi sekali karena ada meeting mendadak. Ayo sini,kamu sarapan dulu" suruh Gella. "Aku sarapan di kampus saja,Mom. Aku ingin buru-buru takut telat. Bye,Mom."

Hanya memerlukan 15 menit untuk sampai dikampusnya. El turun dari mobil dan dia baru ingat hari ini akan banyak mahasiswa baru. Aku harap tidak ada satupun perempuan cantik diantara mereka batin El. Lalu ia mengambil masker dan kacamata hitamnya dan memakainya. Hal yang tak akan pernah lupa ia pakai.

Sesampainya diruang kelas, ia disambut oleh temannya yakni Paul Fidel. Perawakannya yang tinggi serta tampan membuat ia digemari oleh adik kelas serta seniornya,tapi jelas lebih tampan Elvino yang membedakan hanya sifat mereka. Paul dengan sifat ramah dan humorisnya lalu El dengan sifat cuek,dingin serta tertutup tapi jangan lupakan mulut pedasnya jika El berbicara dengan orang lain. Hanya dirumahlah sifat itu semua hilang.

"Hai bro! Tumben datang siang,biasanya kau yang lebih dulu tiba." ucap Paul semangat.
"Kesiangan" jawab El singkat.

"oiya kau tau tidak,ada banyak anak baru dan mereka sangat cantik. Aku yakin sekali pasti mereka akan terpesona padaku." ucap Paul berapi-api. Yang diajak bicara malah terus berjalan tidak menghiraukan ucapan temannya dan memilih duduk dikursinya.

"Tadi aku sempat lihat,ada perempuan cantik dan manis sekali. Dia tidak sengaja menabrakku. Ketika aku mau tanya namanya ehh dia keburu pergi." Karena sudah muak mendengar ucapan temannya,El pergi meninggalkan Paul dan lebih baik ia ke kantin dan sarapan sebelum Pak Derry masuk ke kelas.

Tak lupa masker dan kacamata yang selalu melekat diwajah tampannya. Sebenarnya sangat disayangkan El selalu menutupi wajahnya,padahal teman-temannya ingin sekali melihat wajah tampannya itu. Saat sedang berjalan di deretan penjual makanan,tiba-tiba El merasakan ada cairan dingin yang menembus bajunya. Disusul suara pekikan seorang perempuan.

Seketika tubuh El menegang,tangannya berubah dingin dan kepalanya mulai pusing. Saat ingin pergi,perempuan itu malah menahan lengannya. El semakin panik dan tubuhnya mulai gemetar hebat. "Hei,maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja. Tadi aku tersandung kaki meja itu." tunjuk perempuan itu ke arah meja didekat mereka. Mendengar suara lembut itu El semakin panik dan tangannya sudah sedingin es.

Perempuan itu bergerak memposisikan tubuhnya menjadi didepan El. El dapat melihat perempuan cantik itu. Walaupun menggunakan kacamata hitam tetap saja terlihat walau samar. Didetik selanjutnya El pingsan tak sadarkan diri.

***

Panik. Satu kata yang sekarang dirasakan oleh seorang Naeva Rasya yang akrab dipanggil Eva. Ia tidak tahu kenapa pria dihadapannya ini tiba-tiba pingsan. Apakah karena minuman itu terlalu dingin menyentuh kulitnya?. "Duh bagaimana ini. Dia kenapa sih?tolongg...tolongg" teriak Eva. Untung saja ada kakak kelas yang membantunya. Laki-laki tadi langsung dibawa ke ruang perawatan.

Eva masih setia menunggu lelaki itu sadar hingga terdengar deritan pintu terbuka memunculkan sosok lelaki tinggi dan tentunya tampan.

"Ehhh kau itu bukannya perempuan yang tadi menabrakku? Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Paul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElvinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang