3: Epilog

82 33 7
                                    

"Alda, ayo kita ke taman sekolah" ajak Farah

"Ngapain?" tanyaku

"Cari cogan"

Punya teman ganjen banget, heran aku. Padahal taman sekolah selalu sepi

"Ya belajar kimia lah" tambahnya

Aku pun mengiyakan dan mengikuti Farah dan Asyifa dari belakang. Tapi, Farah malah melewati ruang guru yang jalannya lebih jauh untuk menuju taman sekolah.

"Farah! Jauh amat lewat ruang guru" kataku

"Ah, Alda kayak ga tau aja, kan gue mau lewatin kelas doikuuu, si adkel" jawab Farah malu-malu

"Ih Asyifa juga mau lewatin kelas kakak jc" tambah Asyifa tak mau kalah

"Ga!" Kataku

Di taman sekolah terdapat meja kursi untuk bersantai, kami pun duduk disana untuk belajar.

Bukannnya belajar, aku malah menonton film di youtube. Saat itu sedang ada serial terbaru.

Bruuuuk....

Hentaman tangan ke meja mengagetkanku yang tegah fokus menonton serial. Aku pun menengadah ke atas untuk melihat siapa pelakunya.

"Apa liat-liat, mau ngomel?." Kata anaklelaki itu sambil mendekatkan mukanya dan tersenyum manis padaku.

Yap, itu adalah Ali. Ada masalah hidup apa sih ini anak dengan gue. Itulah yang selalu dikerjakan Ali, mencari masalah denganku. Menurutnya, aku ini sangat unik bila diajak bertengkar. Tapi, kali ini ia bukan mencari masalah denganku, kali ini pertama ia merubah sifatku menjadi lebih baik. Walaupun aku tak menyadari secara langsung saat itu.

"Liat tuh temen lu belajar, lu malah main" ucapnya lagi.

"bi ey si ow ti, lagi war nih, ga usah ganggu deh, bikin kesal saja" kataku sambil melanjutkan game yang ada di handphoneku.

Tiba-tiba, Ali mengambil handphone dari tanganku. Ia mengeluarkan permainan yang sedang kumainkan dan mematikan handphoneku.

"ALI! APAAN SIH, ITU MAU MENANG TAU GA" kataku dengan emosi yang sudah meluap berusaha merebut kembali handphoneku.

"Jadi cewek berubah kenapa, belajar yang bener, katanya mau jadi dokter" ucapnya.

"Bukan urusan lu, bangs" ucapan kasarku terhenti saat Asyifa menutup mulutku.

"Alda, ada guru itu, nanti kedengeran" kata Asyifa. Aku pun panik dan langsung berpura-pura membaca buku.

Ali pun menaruh handphoneku diatas batang pohon yang tinggi. Aku hanya pasrah dan pergi mencari kursi. Setelah aku datang dengan kursi yang kubawa, Ali mengambil handphoneku dan menaruhnya diatas meja taman. Aku hanya bisa menahan emosiku yang sudah tak tahan untuk keluar karena sedang ada banyak guru yang lewat. Ali pun langsung pergi begitu saja.

"Sepertinya Ali menyukaimu ya Da" kata Farah yang tiba-tiba mengejutkanku.

"Ga jelas lu Far, mana mungkin seorang Ali yang disiplin dan tengil seperti itu suka kepada anak perempuan malas dan berandal sepertiku, hahaha lucu banget dah lu"
Kataku dengan muka yang sedikit memerah.

"Ih serius deh, Da. Dengerin gue, si Ali akhir-akhir ini sepertinya makin dekat sama lo dan makin cari perhatian, iya kan Syif?" Tanya Farah ke Asyifa.

"Iya iya, wah Asyifa sih setuju banget kalau Alda sama Ali. Inget ga sih, mantan kamu bad boy semua, sekarang ada Ali yang beuuuh idaman semua wanita" jawab Asyifa.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang