Apa yang salah dengan menjadi berbeda? Mereka menganggap ku selalu salah karena aku tak pernah sama seperti mereka. Tapi mereka lupa bahwa Tuhan menciptakan seluruh makhluknya dengan tidak sama.
"Hei! Kau itu payah! Tak punya teman! Berbeda dan selalu menyendiri"
"Tak pantas hidup!"
"Sudahlah dia tidak sama dengan kita! Dasar albino!"Kata- kata semacam itu yang ku dengar setiap hari. Tak heran sering terbesit dalam benak untuk mengakhiri hidup ku yang tak pernah berharga di mata mereka. Ya, mereka manusia yang selalu merasa sempurna hingga tak tenang jika meninggalkan ku hidup dengan damai.
•••••••••••••••
Aku sudah lelah bahkan dengan hidupku sendiri, sampai tak ku sangka ia datang bukan lagi sebagai penyelamat tapi malaikat.
"Hai, kenapa kau menyendiri?"
"Aku berbeda, mereka tak menginginkan aku"
"Emm, mereka sangat merugi jika tak menginginkan mu, aku pikir kau sangatlah istimewa"
"Apa istimewanya dari berbeda, yang ada hanya membuat ku sengsara"
"Berbeda tidak selamanya buruk, lagipula bukannya memang tidak ada yang sama di dunia ini? Bahkan kembar pun bukan berarti sama"
"Tapi aku terlalu berbeda"
"Heii, aku ingin berteman"
"Jangan bercanda, kau hanya menambah pelik hidupmu"
"Tapi aku suka sesuatu yang pelik"
Setelah hari itu aku merasa hidupku sedikit memiliki warna, yang sebelumnya hanya putih sekarang mulai muncul warna walau masih pudar. Setelah itu pula mereka yang membuatku merasa tak berharga mulai jarang datang karena ada seseorang yang selalu di sampingku.
••••••••••••••••
Sampai, mimpi buruk yang lama tak hadir kembali menyekap ku kedalam lembah kesakitan. Ia menghilang, aku menunggu tapi ia tak datang. Ku cari tak pernah dapat, bersamaan dengan itu sang pengganggu mulai kembali menyiksaku lebih dalam dari sebelumnya. Bahkan, mereka telah berkali kali menggoreskan luka pada ku,luka dalam yang sulit mengering. Kemana ku cari ia? Yang menghilang tanpa ku tau rimbanya. Aku benci! Kenapa aku lemah? Tak dapat melawan ketidakadilan yang merenggut kebahagiaan ku. Saat ku sangka sang pelindung datang ternyata ia hanya Malaikat yang tak sengaja lewat dan menyapa bukan tuk menetap.
•••••••••••••
Sudah cukup! Ku putuskan untuk mengakhiri hidup saja! Tak ada yang menginginkan aku bahkan semesta selalu mendukung mereka yang menyiksaku. Luka gores diikuti tetesan darah, entah ini tak terasa menyakitkan mungkin karena aku terbiasa dengan rasa sakit yang sangat. Duniaku berputar hanya pada penderitaan. Selalu ku harap untuk mati dengan mudah tapi ternyata tak semudah itu, ajal belum ingin menjemput ku bahkan saat ku paksa datang.
'Tringgg' 'Tringggg'
Bunyi telfon menginterupsi, siapa yang masih perduli dengan ku? Bahkan ku kira terakhir ku dengar suara itu adalah satu bulan yang lalu. Tak ada yang ingin menghubungi ku, jika kau tanya keluarga haha lucu bahkan aku lupa dimana mereka karena aku dari panti asuhan yang kemudian di adopsi oleh orang kaya yang hanya menjadikan ku budak sex nya. Sial, itu bagian terburuk dari hidupku bersyukur aku bisa melarikan diri.
Menyerah dengan suara yang berulang itu aku mendekat dan menjawab nya.
"Halo"
'Halo, apa kabarmu? Kau ingat aku kan?'
Demi apa pun, ku tau itu suaranya. Dia kembali? Dan apa apaan menanyakan hal itu?
"Pernahkah kau melihat aku baik baik saja? Dan seharusnya aku yang bertanya karena kau hilang begitu saja"
'Kau berharga, kau indah, kau akan baik baik saja selama kau percaya bahwa kau berharga'
"Aku tak pernah percaya"
"Mereka kembali dan menoreh luka yang lebih dalam"
'Sial! Tidakkah kau melawan?'
"Tidak bisa"
'kau itu kuat!'
"Aku lemah, bisakah kau kembali?"
'Tidak sekarang, atau mungkin tidak bisa lagi'
"Kenapa? Atau kau ingin aku yang mendatangi mu? Di mana kau? Selama kau belum di Surga aku bisa menemui mu" candaku
'Sungguh kau ingin bertemu?'
"Tentu! Berikan tempat mu!"
'Besok datanglah ke Taman Edelweis, aku akan kesana'
"Tentu! Senang sekali bisa bertemu dengan mu lagi"
'Tapi berjanjilah pada ku dahulu!'
"Janji untuk apa?"
'Untuk tak menyesal karena telah mengenalku, untuk menjadi manusia kuat dan melawan kesakitan yang mereka berikan, untuk merasa dirimu berharga, untuk hidup dengan bahagia, berjanjilah!'
Aku tak yakin dapat menepati.
"Ak-ku tidak bisa"
'Baiklah tidak usah menemui ku!'
"Jangan begitu! Kau membuatku merasa buruk"
'Makanya cepat berjanjilah, waktuku tidak banyak'
"Ba-aiklah aku berjanji"
'Oke, Sampai jumpa besok, tepati janjimu, sungguh aku rindu paras mu'
'Tut Tut tut'Sambungan terputus, bahkan aku belum mengatakan bahwa aku juga rindu, ah biarlah lagipula besok aku akan bertemu dengan nya.
••••••••••••••
Aku akan bertemu lagi dengan nya. Begitu bahagianya aku, ku gunakan pakaian terbaik ku walau tak ada warna lain selain kelabu. Ku tunggu ia di tempat yang ia beritahukan.
Tak jauh dari tempatku ada halte bus dan ku yakin ia akan turun dari salah satu bus yang berhenti di sana. Karena ia memang suka naik bus. Hei, lihat! Benar kan ia turun dari bus bernomor 11, siluetnya sangat ku hafal bahkan dari radius bermeter-meter.
Ku lambaikan tangan ku sebagai tanda agar dia tahu keberadaan ku. Ia sangatlah tampan di balut mantel kelabu dan syal hitam cocok untuk musim ini.
"Hai, kau sudah lama menunggu?"
"Tentu! Aku menunggu mu sejak kau menghilang"
"Maafkan aku, tapi aku punya alasan untuk itu"
"Apa alasanmu?"
"Hanya tak ingin menambah rasa sakitmu"
"Sial, kau tak percaya padaku? Jika aku bisa membagi rasa sakitku padamu kenapa kau tidak?"
"Bukannya tidak tapi belum, aku akan memastikan kau siap mendengarnya"
"Aku siap! Berbagilah rasa sakit dengan ku"
"Aku sakit"
"Sakit apa?"
"Kanker otak, stadium terakhir"
Hidupku kembali di hujam berton-ton rasa sakit, kali ini bukan karena sakit ku sendiri tapi karena rasa sakitnya.
"Kenapa kau tak pernah bilang padaku?"
"Maaf, jika pada akhirnya aku hanya singgah sebentar"
"Kenapa?"
"Karena bahkan aku tak tau sampai kapan lagi Tuhan mengizinkan aku untuk tetap hidup"
"Aku bisa pergi sewaktu-waktu"
"Jangan menangis ku mohon, karena aku akan merasa lebih sakit"
"Tolong tepati janji itu agar kepergian ku lebih ringan"
"Boleh aku ikut dengan mu? Ku mohon aku tak mau merasa sakit lagi, semakin lama hidup hanya menambah luka"
"Tidak! Kau sudah berjanji! Setidaknya lanjutkan hidupmu kau berharga karena itu kau"
"Aku tidak berharga tanpa mu"
"Aku kembali hidup sejak bertemu dengan mu!"
"Jadi jika menghilang apa lagi yang bisa ku jadikan alasan untuk hidup?"
"Kau sendiri adalah alasanmu hidup"
"Bahagialah dulu kau masih punya waktu"
"Aku sudah sekarat tak tertolong lagi"
"Jangannn"tangisku mulai turun dan ia memalingkan wajahnya tak ingin memandang air mata ku.
"Jika ini yang terakhir biarkan aku menghapus air matamu"ucapnya sambil menyeka air mata ku kemudian merengkuhku dalam dekapan hangat yang bahkan tak pernah ku dapat.
"Berjanjilah untuk bahagia, tak ada aku di sisimu tapi aku akan ada dalam hatimu"
"Lawan mereka, bersinarlah cahayamu terang."
"Kau tau apa yang membuatku mendekat padamu?"
Aku hanya menggeleng
"Karena cahayamu begitu terang di tengah dunia ku yang di selimuti kelabu"
"Kau menarikku untuk mendekat, aku menemukan hidup di tengah sakit ku dan keputus asaan mu"
"Sudah waktunya,aku harus pergi"
Terlepas dekapannya dan segala duniaku, keputusasaan kembali menguasai ku. Ia pergi untuk benar benar tidak kembali lagi, bukan lagi sementara tapi selamanya.••••••••••••••
Ku cari arti hidup yang lain dengan tetap berusaha menepati janjiku padanya. Aku kuat? Iya, para pengganggu pergi setelah aku memberontak mereka tak menyangka aku bisa melawan. Maaf, aku telah berubah untuk menjadi lebih baik ku singkirkan keputus asaan dan segala hal kelabu termasuk semua baju berwarna kelabu. Warna Hijau kesukaan ku sekarang tapi biru juga kesukaan ku bukan hanya itu semua warna terang aku menyukainya yang ternyata sangat cocok untuk kulit albino ku.
Jika dulu aku takut bermimpi sekarang aku akan menantang mimpi untuk ku jadikan kenyataan. Tak ingin orang lain merasakan hidup seperti ku, karena tak semua orang sekuat aku. Awalnya aku selalu berfikir bahwa aku lemah sehingga sangat mudah ditindas, tapi justru semua rasa sakit itu yang menempaku untuk menjadi sekuat baja untuk melakukan perlawanan balik dan menemukan kebahagiaan.
Kau lihat? Aku menepati janji ku, bukan hanya untuk mu tapi juga untuk ku dan orang lain. Kau membuatku sadar menjadi berbeda tidaklah buruk bukan pula perbuatan jahat karena perbedaan mu yang membuatmu istimewa. Tak akan seru jika semua di dunia ini sama persis satu dengan yang lain, tak akan ada yang belajar dari rasa sakit hidup masing-masing.
Cari alasan kebahagiaan mu, jika tak kau temukan coba tunggu jika ia tak datang mungkin alasan mu bahagia adalah dirimu sendiri yang tak perlu dicari apalagi ditunggu.
Setiap kau adalah ciptaan Tuhan yang sempurna, setiap kau adalah alasan mu untuk bahagia dan merasa berharga, setiap kau adalah cinta utama untuk dirimu sendiri.
❣ZNSS
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Berbeda✓ {•ZNSS•}
General Fiction[oneshoot] Hanya berbeda Bukan berarti aku tak pantas hidup Tapi, tetap ada malaikat baik di dunia yang kejam ini Walau ia hanya singgah sementara Arti hidup bukan hanya bahagia tapi juga berguna. #24/11/19