"GHANI BALIKIN DIARY GUE!" Gadis yang berambut coklat sebahu itu berlari mengejar laki-laki yang sudah sampai disana.
"SINI KEJAR GUE KALO MAU INI BALIK." Balas Ghani sambil menghadap gadis yang mengejar nya dan berlari dengan cara ke belakang.
"Ghani kampret,ngeselin,caper,playboy,pakboi tapi ganteng sih." Rain mengumpat Ghani dengan kesal.
Ghani. Cowo berbadan atletis yang menyandang sebagai kapten basket waktu di SMP nya kini ia melanjutkan eskul basketnya di SMA mempunyai wajah blasteran membuat kaum hawa tertarik dengannya. Terbukti banyak gadis secara langsung tanpa rasa malu tapi ghani tidak tertarik dengan gadis-gadis itu.
Tapi menurut Ghani, Rain itu beda dari gadis-gadis menyukai Ghani . Rain malah membenci Ghani. Ghani dan Rain berteman dari orok. Dulu pernah Ghani menjahili Rain sampai nangis berhari-hari karna Ghani menakuti nya dan sampai sekarang mereka tidak pernah akur.
Kring kringgg
"TUH KAN UDAH MASUK." Teriakan Rain melengking di depan koridor kelas 11 IPS. Ia segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat anak-anak IPS menatap nya. Rain melihat Ghani yang sedang cekikikan di ujung koridor sana sambil mengangkat diary Rain tinggi-tinggi.
Rain menghentakan kaki nya dan berjalan dengan langkah lebar-lebar. Ghani di sana masih terkikik geli melihat Rain yang memerah menahan amarah. Setelah dekat dengan cepat Rain mengambil diary nya dan langsung berlari ke kelas nya takut terlambat.
***
"Ghanianjing awas aja sampe baca-baca diary gue." Rain mengumpat dengan kesal. Bulan yang mendengar umpatan Rain dan karna kepo langsung bertanya
"Kenapa lu?"
"Ghani ngambil diary gue bisa bahaya bahaya kalo dia baca." Ucap Rain sambil menaruh diary nya di tas.
"Hahahaha, gua tau kok itu semuanya tentang Ghani kan?" Tebak Bulan sambil memicingkan mata nya.
"Eng-gak kok." Balas Rain dengan gugup.
***
Ghani saat ini duduk di bangku yang terletak di tepi lapangan basket bersamaan dengan kedua teman nya. Seperti biasa, mereka mengobrol,bercanda,sambil cuci mata jika ada siswi yang lewat.
Ghani dan kedua teman nya menoleh ke arah koridor ketika melihat ketiga gadis sedang menuju ke toilet.
"Itu Rain kan, ya?" Tanya Vano tiba-tiba membuat Ghani menoleh ke arah pria yang sedang bertanya itu.
Ghani menyipitkan pandangan nya. Lalu ia menganggukan kepala nya.
"Iya. Kenapa emang?" Tanya Ghani.
"Nggak." Balas Vano.
Rio yang sedari tadi hanya menyimak menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu tangannya terangkat menoyor kepala temannya itu.
"Gak jelas lu!" Kata Rio
"Iya gak jelas kayak idup lu!" Sahut Vano.
"Kampret." Umpat Rio membuat Vano tertawa senang.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Semua siswa siswi sudah pulang. Rain masih berada di sekolah nya menunggu angkot tidak ada satu pun yang lewat. Sebuah motor besar menghampiri Rain.
"Mau bareng gak neng?" Tanya Ghani sambil memainkan alis nya.
Rain mendengus "Gua bisa pulang sendiri." Jawab Rain dengan khas jutek nya.
"Jutek amat neng, seterah si kalo gamau bareng lagian percuma juga kalo lo nungguin ber jam-jam gak bakalan ada yang lewat udah sore ini."
" Oke gua mau." Dengan terpaksa nya Rain menaiki motor besar itu, terlihat Rain susah menaiki nya karna terlalu tinggi.
"Masyallah kok susah banget sih, lu kalo punya motor jangan gede-gede dong."
"Makanya jangan pendek." Ledek Ghani. Memang Rain pendek bahkan terlalu pendek.
Rain yang mendengar ledekan Ghani langsung menutup matanya "Bodo gak denger."
"Lucu." Ghani tersenyum melihat tingkah Rain yang menurut nya mengemaskan.
"Makasih gua emang lucu." Balas nya sambil mengibaskan rambut nya.
Ghani mendengus "yaudah terserah lo aja."
Ghani langsung menuju rumah Rain, sesekali dia menggoda Rain. Ah indah nya.