You belong with me - Taylor Swift 🎵🎵🎵
"Kamu mau kemana?"
"Kenapa semua baju kamu berantakan begini?" Retno mengerutkan keningnya bingung.
Fidella menghela napas. "Mau ke sebuah acara penting gitu sama Kak Cakra," jawabnya sambil memilah baju mana yang cocok untuk pergi ke sana.
Fidella mengambil satu baju kemudian berdiri di depan cermin. Mencocokkan gaun sederhana yang berwarna biru langit itu dengan tubuhnya. "Semua baju aku enggak ada yang bagus."
"Pakai yang ada aja. Capek banget kamu mikirinnya." Retno menduduki pinggir kasur.
"Tapi ini acara yang penting, bukan main-main." Fidella berjalan mendekati Retno. "Ibu ada uang enggak, Della boleh pinjam?"
Retno langsung menggeleng, "Enggak ada!" serunya. "Ibu punya uang darimana coba? Ngaco kamu!" timpalnya lagi, jelas-jelas dia sedang berbohong karena Retno masih memiliki uang pemberian Cakrawala.
Fidella mengacak-acak rambutnya dengan gusar. Dia harus pakai apa coba? Tidak ada satu pun dari bajunya yang bagus untuk pergi ke acara eksklusif seperti itu. Fidella juga tidak punya high heels. Dia cuma punya satu pasang sepatu sekolah, sendal jepit yang kemarin dia pakai ke resto, dan flat shoes yang dibeli dengan susah payah.
Belum lagi masalah make-up. Astaga! Fidella tidak punya itu semua. Di rumahnya cuma ada body lotion dan bedak. Itu pun bedak bayi. Bahkan Fidella sendiri juga sering lupa memakainya.
Lebih baik dia disuruh memecahkan soal trigonometri sampai ke cucu-cucunya daripada harus berurusan dengan masalah kefeminiman apalagi kecantikan seperti ini. Fidella jelas-jelas akan kalah dan kurang modal.
"Udah, udah jangan ngelamun. Yang terpenting pakai baju." Retno berdiri dan meninggalkan kamarnya. "Rapiin kamarnya nanti!"
Fidella menunduk lesu. Sepertinya akan lebih baik tidak datang ke sana daripada harus menanggung malu. Belum telat untuk memberitahukan masalah ini ke Cakrawala. Acara itu masih nanti malam, tapi pikiran Fidella sudah melayang-layang semenjak bangun pagi. Bahkan dia sampai tidak fokus belajar karena memikirkan masalah baju.
"Del! Ada Cakrawala di depan." Retno membuka gorden. "Samperin sana! Siapa tahu mau ngasih duit!" kata Retno dengan binar mata bahagia.
"Astaga, Bu!" Fidella tidak habis pikir. Kenapa ibunya cuma memikirkan uang saja.
"Ish! Namanya juga siapa tahu! Ya udah samperin sana. Kasian dia nunggu lama."
Fidella mengerutkan dahinya, bukannya acaranya nanti malam? Sekarangkan masih jam tiga sore. Mungkin acaranya batal. Kalau benar, Fidella bisa bernapas lega sekarang.
Fidella beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan keluar rumah dan mendapati Cakrawala berdiri di depan pintu.
"Ada apa?"
"Ayo pergi."
"Pergi? Maksudnya pergi ke mana? Kan acaranya nanti malam."
"Iya, emang benar. Tapi sebelum itu, mari bersiap-siap."
***
Cakrawala mengajak Fidella ke sebuah mall yang katanya milik Kandias anak kelas sepuluh IPA empat. Dias adalah salah satu anggota dari Tohpati. Yang sombongnya terkenal seantero sekolahan. Sedikit-sedikit pamer tentang mall ini. Padahalkan belum sah, hak angketnya saja masih berada di tangan neneknya Dias.
"Mau ngapain coba?" tanya Fidella saat mereka berada di parkiran.
"Cari bahan supaya lo percaya diri," jawab Cakrawala membuat Fidella tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA √
Teen Fiction"My location unknown, tryna find a way back home to you again ... I gotta get back to you, gotta gotta get back to you ...." -Cakrawala- Siapa orang yang paling ditakuti di SMA Ganendra Jaya? Maka Cakrawala akan menjadi kandidat...