RANDOMark

143 21 12
                                    

Selamat datang
Dan selamat menikmati ke halu an ku🙋

*****

"Njun, gua putus." curhat seorang cowok dengan nada lesu, kepada temannya yang sibuk menggoreskan pencil di atas sketchbook.

"Udah gua tebak." balas orang yang dipanggil Njun itu seakan tau."Alesan apa lagi emang? Lo terlalu ganteng?" lanjutnya bertannya. Namun masih dengan pandangan yang fokus pada objek gambar di hadapannya. Seolah tak mau kehilangan detail benda itu se--in--ci--pun.

Cowok dengan tahi lalat di leher itu menghela nafas pasrah. Kemudian menutup aplikasi chat yang menunjukan jejak keberadaan orang yang sekarang sudah berstastus sebagai mantannya. Sebelum akhirnya melanjutkan sesi curhat tadi.

"Bukan itu alesannya,"

"Terus apa?"

"Gua ama do'i beda keyakinan." jawaban itu membuat temannya langsung menghentikan gerak pensil di tangan. Kemudian mengalihkan pandangannya menatap cowok itu bingung.

"Lah, kok bisa?"

"Ya bisa lah. Namanya juga beda keyakinan Njun, gua yakin gua ganteng, tapi dia nggak yakin." mungkin kalau membunuh teman itu tidak dosa, Renjun pasti sudah memutilasi Haechan sekarang juga. Tak habis fikir dia dengan ucapan temannya itu.

Huang Ren Jun atau Renjun, biasa ia disapa. Salah satu murid famous di SHS. Tak pernah sekalipun dia berfikir punya teman senarsis Kim Donghyuck atau lebih suka dipanggil Haechan itu. Untung saja Haechan memang memiliki wajah yang tampan. Jadi kenarsissannya bisa terbayar lunas saat itu juga.

"Chan,gua kan temenan sama lo udah mau 3 tahun nih, tapi kenapa ke-pd an lo kagak ilang-ilang sih?" ucap Renjun heran. Seraya melanjutkan aksi menggoreskan pensil ke atas sketchbook yang sempat tertunda tadi. Menunggu Hachan menyahut perkataannya.

Ya, Renjun dan Hachan memang sudah berteman sejak pertama kali bersekolah di SHS sampai kelas 12 sekarang. Wajah mereka berdua juga sama tampannya. Tapi Renjun tak pernah memiliki ke narsissan level akut seperti Haechan. Apa lagi suka mutusin cewek cuma gara-gara beda keyakinan. Garis bawahi tentang ketampanan. Renjun mah anti yang begituan. Dia itu tipe cowok setia. Cuman, belom ada yang pantes untuk disetiain.

"Gua kaga narsis Njun. Justru gua itu bersyukur karena udah di kasih wajah tampan nan hqq oleh tuhan." okelah, Renjun diam. Mungkin ke narsissan temannya itu juga sudah menjadi sifa yang hqq. Jadi lebih baik dia iya kan saja ucapannya.

"Iya dah,bserah lo. Orang tamvan mah bebas."

Eits, tapi ini bukan kisah mereka berdua loh. Ibaratnya nih, Renjun sama Haechan itu cuma micin yang jadi pelengkap bumbu rendang di cerita ini. Ini adalah kisah salah satu teman mereka yang kini sedang sibuk menatap birunya langit di pagi hari.

Cowok itu tak tertarik akan keributan yang dibuat oleh kedua temannya. Pola awan yang abstrak menghias langit biru lebih menarik perhatian cowok berahang tegas itu. Berbonus menghilangkan beban yang sejak tadi menghantui fikirannya.

Suasana di belakang sekolah itu berubah jadi hening. Membuat Hachan bingung dan kesal, karena Renjun kembali sibuk dengan sang model, dan temannya yang satu lagi masih dalam keadaan yang sama, yaitu memandang langit.

Tau akan di kacangi, mendingan tadi Haechan tolak saja ajakan kedua temannya itu untuk bolos di sini.

Tapi bukan berarti menolak bolos terus dia belajar di kelas. Setidaknya kan, bolos di kantin lebih enak. Walaupun di kacangi, mulutnya juga masih bisa berguna untuk mengunyah makanan.

Daripada di belakang sekolah seperti ini, cuma duduk, diem dan domblong. Mana si Renjun milih modelnya kulit kacang lagi. Padahalkan muka Haechan lebih menarik untuk di gambar daripada kulit kacang itu.

Bukan Haechan juga namannya jika tak bisa mencairkan suasana. Karena dia itu tipe cowok yang tak suka berada dalam keheningan. Mulutnya gamam kalau tidak ngomong.

"Heh Markonah, diem-diem baek. Ngomong ngapa ngomong," cerocos Haechan, dengan tangan melempar kulit kacang ke arah temannya yang sibuk menatap langit. Namun hanya dibalas tatapan tak minat dari cowok itu.

Malahan, sekarang Haechan mendapat semprot dari Renjun.

"Chan, masih banyak batu di sini. Ngapa lo malah ambil model gua," gerutu Renjun. Pasalnya, kulit kacang yang di gunakan Haechan untuk melempar temannya itu adalah model yang sedang di gambar oleh dia. Semena mena sekali Haechan menjadikannya timpukan.

"Ya elah Njun, cuma kulit gitu doang. Mendingan gambar gua nih, udah ganteng banyak yang suka lagi. Pasti kalo dijual bakal laku keras gambaran lo,"ucap Haechan bargaya sok ganteng dengan kedua telunjuk yang memegangi pipi.

"Lo mah kaga tau seni. Dari pada gambar muka lo yang overdosis ke pd-an akut, gambar kulit kacang ini tuh lebih keren."

"Ya masih kerennan gua lah. Secarakan, gua cowok paling famous di sini."

Renjun menoyor kepala Haechan yang duduk di sebelah kanannya, "Sadar masnya. Yang paling famous di sini itu siapa?" pekiknya membuat Haechan kicep.

"Gua mah famous laku. Emang si Markonah? Kaga pernah memanfaatkan ke famoussannya?"

"Dia mah bukan kaga laku bangsul, Degem lo ama dia juga banyakan dia. Lo nya aja yang darahnya udah bercampur sama buaya. Jadi, ada degem bening sedikit, langsung embat." sambar Renjun.

Orang yang di maksut Haechan dan Renjun adalah teman mereka yang dari tadi menatap langit itu. Di antara mereka bertiga, memang dia lah yang paling famous di SHS.

Dia Mark Lee, cowok yang katanya pallllling famous di Sunny High School. Saking famousnya, hampir seluruh penghuni SHS tidak ada yang tidak mengenalnya.

Teruntuk kaum hawa, nama Mark Lee sudah mereka hafal sampai luar kepala.

Namun ada satu hal yang beda dari cowok ini. Dan hal itulah yang membuat mulut Haechan gatal jika tidak ditanyakan. Maklum lah si Haechan kan cita-citanya jadi MC. Jadi mulutnya cengceremen banget.

"Heh Markonah, diantara kita-kita para pria tampan ini, kan cuma lo nih yang paling famous. Tapi kenapa lo kaga pernah keliatan ngegaet cewek sih? Si Renjun aja yang terkenal paling cuek punya mantan tuh. Walaupun cuma satu sih,hehe." cecar Haechan, yang tak luput dari tatapan tajam Renjun.

Karena secara tidak langsung si Haechan sudah mengejek Renjun di sini. Iya tau, Renjun mantanya cuma satu. Beda dengan dia yang mantanya berceceran dimana-mana. Setidaknya jangan diperjelas juga lah. Kan kelihatannya jadi kek nggak laku banget gitu si Renjun.

Kalau si Renjun misuh dalam diamnya, si Mark kini malah bingung sendiri akan menjawab pertanyaan dari Haechan bagaimana. Dia itu sebenarnya paling males kalau ditanya masalah yang berkaitan dengan asmara. Tapi dia juga tidak bisa terus-terusan menghindar dari pertannyaan seperti itu. Dan dengan berat hati, Mark akan tetap menjawab pertanyaan temannya itu.

"Urusan ngegaet cewek mah belakangan Chan. Toh, degem gue lebih banyak dari degem lo. Kalo pun gua pengen punya pacar, tinggal tunjuk juga pasti kaga ada yang nolak." hanya itu yang bisa Mark katakan kepada kedua orang itu.

*******

Uhuk.....
Gua mau ngomong
Jadi gini, sesuai judulnya *RANDOM* cerita ini juga bakalan random dan akan ada banyak kejutan untuk kedepannya. Jadi jangan kapok buat baca cerita ini ya?

Jangan sungkan juga memberi komentar atau koreksi terhadap kesalahan yang gua buat di cerita ini. Dan semoga kalian suka dengan ceritanya;)

Makasih sudah mau mampir...................

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang