Akhir akhir ini memang aku sedang tidak enak badan, tepatnya aku sakit tifus karena pola makanku yang tak teratur dan schedule ku yang padat. Aku pikir pergi ke Rumah Sakit adalah hal yang paling buang buang waktu karena tugasku yang begitu banyak, akhirnya aku memutuskan untuk memanggil dokter pribadiku, Dr. Joseph. Ketika aku sedang mengerjakan tugasku, terdengar ponselku yang berbunyi, aku pun mengeceknya.
Aku merasa aneh sebenarnya dengan pesan yang ku terima saat itu, Dr. Joseph bilang bahwa ia akan ada dinas diluar negri namun ia tidak pernah bilang bahwa akan ada yang menggantikannya, apalagi dari foto profilenya ia terlihat sangan menawan.
08.30
aku bangun dengan keadaan panik karena rumahku yang begitu berantakan, tugas dimeja makan, piring yang kotor bertumpukan, kasur dan aku yang belum mandi. Aku bergegas membereskan Rumahku samapai akhirnya bel apartmentku berbunyi, aku terdiam sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukan jam 09.00, tiba tiba ponselku berbunyi"Selamat pagi Lia"
"Selamat pagi dok, sudah di depan ya?"
"Iya saya sudah didepan"
ketika telfonnya ia matikan, aku buru buru mengganti bajuku dan memakai parfume, menyisir dan mengikat rambutku, setelah itu aku buru buru berlari kearah pintu sampai ngos ngosan. Ketika aku membuka pintu aku cukup kaget betapa menariknya Dr. Christopher, jas dokter putih sangat cocok dengannya, kulit putih pucat, rambut blonde dan senyum yang sangat manis membuatku terdiam sejenak.
"a-ah selamat pagi dok, silahkan masuk" ucapku sambil mempersilahkannya masuk. Ku persilahkan ia duduk di ruang tengah dan membuatkannya secangkir teh manis hangat, ia tersenyum, "Rumahmu terlihat rapih" ucapnya, aku hanya tersenyum. Setelah ia mengecek darahku, memberiku obat, dan kita berbincang bincang sedikit, akhirnya ia pamit untuk pulang karena ada suatu pekerjaan yang harus ia lakukan,"Jangan lupa antibiotiknya diminum ya" ucapnya sambil berjalan didepanku menuju pintu
"Iya dok, terimakasih ya sudah meluangkan waktu" kataku sambil membukakan pintu
"Itu tugas saya, istirahat yang cukup ya" ia pun berjalan meninggalkan apartmentku. Aku pun berjalan kearah kamarku, mengambil handuk dan mandi melepaskan penat dan relaksasi. Setelah mandi, aku kembali lagi dengan tugasku yang begitu membosankan ditambah deadline yang sudah dekat.
Ku lihat jam dinding yang sudah menunjukan jam 17.57, ku putuskan untuk beristirahat sambil meminum sekaleng soda dan menonton series favorite ku
'Bzzzz'
ponselku bergetar, ku ambil dan ku cek ponselku, terlihat nama 'Dr. Christopher' di notifikasi bar
Hari semakin hari aku merasa bahwa aku mulai membaik, dan dokter chris selalu mengingatkan ku untuk meminum obat, aku tak pernah menemukan dokter seperhatian dia. Dari hari pertamaku bertemu dengan Dr. Chris ia memang berbeda dari yang lain, mungkin banyak dokter setampan dia, tapi tidak ada yang sepengertian dan seperhatian dia, mungkin ini sedikit aneh tapi aku takut aku jatuh cinta kepadanya.
Hari senin adalah jadwalku bertemu dokter Chris karena ia harus mengecek darahku, dan memastikan bahwa aku makan dengan benar. Ia menatapku dengan penuh kekhawatiran "kamu tidak makan dengan baik" ucapnya sambil memasukan peralatannya ke dalam tas kerjanya, "ambil jaketmu" perintahnya, aku hanya terdiam dan kebingungan "kok malah diam?" tanyanya sambil menatapku
"ayok? saya traktir makan"
"ha? gak usah dok"
"cepet, saya khawatir sama kamu"
aku masih terdiam, sampi akhirnya ia tersenyum dan menarik tanganku untuk mengikutinya.
Ia duduk didepanku sekarang, dengan kemeja putih yang dilinting sampai sikut, aku terdiam sambil menatapnya "kenapa? ayok makan?" ucapnya sambil menatapku dan menyantap makanannya, aku yang sadar sudah menatapnya lebih dari 30 detik langsung mengiyakannya dan makan
"kamu sedang sakit tapi tidak pernah makan, bagaimana mau sembuh?" ucapnya
"saya tidak nafsu makan dok" ucapku
"Chris, Lia. Tapi sekarang kamu makan tuh"
"ya kan karena dipaksa"
"oh kamu merasa terpaksa"
"bukan seperti itu dok"
"Chris, sekali lagi kamu manggil saya dok diluar jam kerja saya, saya makan kamu"
aku terdiam dengan ekspresi awkward, ia menatapku dan tersenyum
"Saya bercanda, sering sering makan sama saya ya"
begitulah kiranya akhir hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDNAPPED // BANGCHAN
Fanfictionmemang ia menawan, tapi jangan pernah tertipu dengan wajah tampannya, apalagi jika kamu membuatnya jatuh cinta. STRAYKIDS BANGCHAN AU!