5

17 1 0
                                    


---

Hujan kembali turun dengan derasnya. Rasa takut dan trauma terlintas di benak park sora.

"Park sora! Keluar dari kamar. Kemari bersama ayah dan ibu" seru nyonya park

"Iya bu"

Baru saja park sora menginjakkan kakinya di ruang keluarga. tiba² angin yg sangat kencang datang sontak park sora berteriak sangat kencang dan segera memejamkan mata sambil menutup telinga. Banyang² kejadian 5 tahun yg lalu berputar sangat jelas di pikirannya. Park sora berteriak histeris sambil memegangi kepalanya.  Ayah dan ibunya sangat bingung. Hujan yg sangat deras dan juga angin yg sangat kencang di tambah tangisan dari park sora sukses membuat ayah dan ibunya pusing dalam satu waktu.

"Park sora... Sadarlah nak!! Jangan takut. Ada ayah dan ibu di sini." ucap nyonya park dengan air mata yg mengalir

"Nenek sudah tiada karena hujan. Aku takut dengan hujan. Aku benar² takut." park sora semakin histeris

Mendengar jawaban putrinya. Tuan park & nyonya park memeluk putri tunggalnya itu dan berkata "nenek tiada bukan karena hujan nak. Tapi karena memang sudah takdir dari Tuhan"

---

Park sora pov

"Permisi.."

Terdengar suara seseorang dari luar. Siapa dia? Aku segera bergegas untuk membuka pintu. Setelah ku buka ternyata ada Min yoongi di luar. Untuk apa dia kemari

"Kau? Ada urusan apa kau kemari?"

"Aku kemari hanya untuk mengantar berkas² Pak park dari ayah ku karena ia sedang sakit saat ini" jawabnya dengan santai dan tak lupa muka datar yg selalu ia pancarkan

"Ohh baiklah. Lalu kenapa kau masih berdiri disini?" pertanyaan ku ini memang tidak sopan. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana

"Min Yoongi? Masuk dulu. Biar ibu bikinkan minum" suara ibu yg tiba² menghentikan langkah Min yoongi. Akhirnya Yoongi berbalik dan segera masuk kerumahku tanpan sepatah katapun

--

Author pov

"Apa kau satu kelas dengan park sora?"

"Iya. Kebetulan aku sekelas dengannya"

Untuk apa ibu bertanya seperti itu~ucapku dalam hati

"Apa kau tau kebiasaan buruk Park sora? Dia sangat takut dengan hujan. Meski umurnya tidak lagi kecil" ucapan ibu benar² membuatku malu dan bungkam. Aku tidak bisa berkata apapun

"Mungkin ada alasan dibalik itu semua"

"Setelah ibu lihat² kalian cocok juga"

"Apa maksud ibu?" dengan cepat aku membalas perkataan ibu. Aku takut jika terjadi salah paham antara aku dan yoongi

"Tapi ibu juga sadar kalau park sora berasal dari kalangan orang biasa sedangkan kamu berasal dari keluarga berdarah biru"

"Aku belum pernah melihat ada darah berwana biru. Semua darah berwarna merah" Yoongi mencoba menghatkan suasana

"Hhhhh rupaya kau pandai berlelucon seperti park sora. Saat kami berkumpul park sora lah yg paling bisa membuat keluarga kami tertawa"

"Ibu ngomong apa sih? Min yoongi sudah punya wanita yg ia cintai!" ucapku dengan tegas

"Yg bersamaku dan selalu ku jaga saat ini belum tentu menjadi jodohku dimasadepan." ucapan yoongi seperti tiupan angin yg berhasil membuatku melayang dan seakan² memberi celah untuk aku masuk dalam kehidupannya. Sesegera mungkin aku menepis pikiran itu. Tidak mungkin dia jodohku. Dari status saja kami sangat berbeda

Obrolan² ringan berhasil menguras waktu kami. Tidak terasa hari sudah mulai malam dan Yoongi berpamitan untuk pulang.

Jangan lupa vote ya kawand😊
Salam panas eh salah hangat @liaaufa😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever Rain [SUGA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang