Sore hari kala itu aku sedang menunggu whatsapp dari mu
Aku tak tahu apa yang harus kuterima
Jam 6 sore berlalu kau memajang status bersama orang yang terlihat bahagia denganmu di tempat kala itu kita berdua ceria dalam bahagia dan sembilu
Maghrib pun kujalani ibadah terlebih dahulu, aku selalu berdoa dimana esok kita akan bersenda gurau di dalam susah dan senang dan ternyata itu salah. aku berjalan jalan memikirkan kesalahan yang ku perbuat dan melirik seorang pasangan sedng meneguk kopi di dalam tempat di mana kala itu aku mengucapkan janji bersamamu sehidup.. semati.
Akhirnya aku pun mampir sejenak menikmati kenangan indah tercampur oleh rasa pahit itu dan aku memesan satu gelas kopi yang sering kau pesan saat itu agar aku bisa merasakan betapa pahitnya rindu dan rasa penyesalan yang tercampur aduk di dalam cangkir itu
1 jam berlalu..
2 jam pun berlalu..Datanglah dirimu bersama dengan orang yang sedang bahagia bersamamu ,memeluk, berpegangan ,bercanda ,saling bertukar cerita sebagaimana esok masa depan mu bersamanya dengan kebahagiaan yang kau miliki yang sementara aku disini hanya meratapi jalanan sepi yang selalu menemani hati ini. Kau pun menyapaku dengan lirih dengan senyuman manismu yang indah dan terasa perih.
Malam pun berlalu ,keesokan pagi aku pun terbangun oleh mimpi yang selalu menghiasi tidur ku dan kini mimpi itu hanyalah sebuah kumpulan rasa dimana kebahagiaan dan kepedihan berkumpul menjadi satu. Aku pun ingin mengulangi mimpi itu dan berharap suatu saat kesedihan pasti akan menemani kebahagiaan dan ternyata ter dapat kenangan yang menolak untuk dipejamkan.
Adakah perbedaan kopi dan teh? tidak ada. Keduanya sama sama hambar dan pahit sebelum tercelup senyum manismu.~s~