0.0

103 42 42
                                    

Selamat pagi Sayang. Apa yang kau lakukan di dalam sana? Sudahkah kau terjaga pagi ini? Sudahkah kau menggeliat? Mencari ruang untuk bernafas? Dari sini,dari luar sini, Ibu sanggup merasakan kehadiranmu. Kamu. Iya,kamu Sayang. Cepatlah keluar dari dalam sana. Ibu ingin segera bertemu denganmu.
 
Barangkali kau lapar Sayang? Ibu tidak keberatan untuk berbagi makanan denganmu. Ambillah sesuka hatimu, sebanyak yang kau mau. Ibu juga tidak keberatan menjadi sedikit lebih kurus. Asal kau dapat tumbuh besar dan selalu baik-baik saja. Itu sudah cukup membuat ibu bahagia. Sungguh.

Beberapa hari lagi dokter bilang kau akan lahir. Dia bilang kau seorang anak laki-laki. Anak pertama Ibu. Ibu akan selalu bangga padamu.

Barangkali nanti Ibu akan meninggalkanmu atau terjadi sesuatu pada Ibu. Ketahuilah jika Ibu selalu mencintaimu. Jadi sampaikanlah pada siapapun yang kelak berada di sampingmu. Jika kau memiliki Ibu yg selalu mencintaimu.

Hari kelahiranmu tiba. Kali ini sesuatu yang Ibu takutkan benar-benar terjadi. Kau lahir lebih cepat dari perkiraan dokter. Ibu tak pernah tahu bagaimana cara melahirkan. Ini pertama kalinya untuk Ibu. Terus terang Ibu mengkhawatirkan keadaanmu. Ibu takut jika kau tak sanggup menghirup oksigen di luar sini yang akan terasa menusuk di hidungmu.Ibu selalu berdoa untukmu Sayang. Ibu selalu mendoakanmu. Meskipun Ibu dan Kau belum pernah bertemu. Ibu yakin jika kau anak yang baik.

Perut Ibu serasa diremas dan ditekan oleh benda kuat yang memaksa keluar. Jujur Ibu merasa ketakutan melihat darah yang mulai membasahi sprei yg Ibu tempati. Ibu takut melihat lampu-lampu yang menyorot tajam ke tubuh Ibu.Ibu takut melihat orang-orang berbaju hijau,bermasker dan bertutup kepala. Mereka membawa benda-benda seperti besi yang akan dipakaikan ke tubuh Ibu. Tahukah kau Sayang? Saat itu Ibu hanya pasrah memejamkan mata. Meletakkan segalanya di tangan Tuhan. Menyerahkan takdir Ibu seutuhnya. Jujur saja Ibu tak tahu apakah Ibu sanggup merasakan matahari esok pagi dan menikmati ribuan hari untuk menbesarkanmu. Jika Ibu tak sanggup melakukannya. Ibu ingin kau tumbuh menjadi anak yang kuat.

***

Hai Ibu, bagaimana rasanya kau terus menggendongku selama berhari-hari? Berbulan-bulan? Apakah tidak berat? Maaf aku merepotkanmu. Maaf aku membuat perutmu bengkak hingga ukurannya tak sebanding dengan ukuran tubuhmu yang kurus. Maaf aku merusak kecantikanmu. Maaf Ibu. Tapi seperti apapun kau sesungguhya tetap jadi yang tercantik di mataku.

Aku seorang anak laki-laki bu. Bisa kau beri tahu siapa namaku? Agar kelak aku tahu jika kau tengah memanggilku. Jika aku tumbuh menjadi anak yang besar nanti. Aku ingin membuatkanmu istana pasir. Aku ingin menjadikanmu ratu disana. Sementara aku, aku akan menjadi penjaga istana itu. Aku ingin selalu menjagamu. Kita akan bermain bersama kan bu? Menghabiskan banyak hari untuk bersama. Iya kan bu? Kenapa kau hanya diam? Mungkin kau sedang kelelahan. Aku akan menunggumu terbangun bu.

Hari ini hari kelahiranku. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku tapi tiba-tiba saja sesuatu dari dalam sini memaksaku keluar lebih cepat. Aku tahu sekarang adalah saatnya aku dan Ibu berjuang untuk saling bertemu.

Ibu merasa ketakutan? Aku dengar ayah atau kerabat keluarga yang lain tidak boleh memasuki ruangan pertemuan kita,kamar operasi. Tentu saja hal ini tidak berlaku untuk dokter yang akan membantu pertemuan kita. Ibu merasa sendiri? Tidak bu, ibu tidak sendiri. Ibu bersamaku. Aku ada di dalam rahimmu. Aku yang akan menjaga Ibu dari dalam sini. Ibu mempercayaiku kan?

Aku lihat Ibu setengah mati berjuang untuk mengeluarkanku dari dalam sini. Aku lihat darah dan air ketuban yang mulai membasahi sprei yang Ibu tempati. Sebentar lagi bu! Bertahanlah! Aku tahu ini menyakitkan untukmu. Aku minta maaf telah membuatmu seperti ini. Itu sebabnya aku akan tetap bersujud di kakimu kelak jika aku tumbuh dewasa.

Sebentar lagi Ibu! Sedikit lagi. Sudah! Aku lihat dokter memegang tubuhku. Aku terharu melihat tubuhmu yang mulai melemas berjuang setengah mati untuk mengeluarkanku.Aku menangis bukan karna bersedih. Ini tangis bahagia.Tangis yang menandakan aku sanggup menghirup oksigen untuk pertama kali di dunia. Aku berhasil bertahan hidup Ibu. Bagaimana denganmu? Kau sanggup bertahan juga kan? Ibu? Kenapa kau diam saja!

***

Aku menangkap sorot matamu yang semula mengarah padaku entah mengapa meredup secara tiba-tiba. Menjadi sorot mata kosong tanpa cahaya. Ibu!!! Apa yang terjadi padamu!!

Aku lihat dokter itu. Aku lihat dia mulai memasangkan alat untuk memacu detak jantungmu. Kumohon kali ini bertahanlah. Aku menyesal telah membuatmu seperti ini. Aku menyesal telah merobek rahimmu hingga membuatmu kesakitan. Ibu bertahanlah! Kau ingat bukan? Kita akan membuat istana pasir berdua? Ibu kumohon bukalah kembali matamu! Aku masih terlalu kecil untuk kehilangan sorot mata malaikat tercantik di dunia ini. Kali ini giliran aku berdoa untukmu. Aku memasrahkan hidupku kepada Tuhan. Aku bersedia jika Tuhan mau mengganti nyawamu dengan nyawaku.

Tapi alat pemacu detak jantung itu tak bereaksi apapun pada tubuhmu .Aku berteriak memanggil namamu dalam tangisku.
IBU!!

TEMPAT TIDUR MALAIKAT TERCANTIK

Aku lihat tanah basah. Ada keheningan yang menyusup di tempat ini. Langit juga sering berwarna abu belakangan. Aku tak sempat melihat tubuh Ibu dimasukkan ke tanah. Jujur aku tak sanggup melakukannya. Aku tak sanggup melihat malaikat tercantik tertidur abadi di dalam sana. Terus terang aku ingin menangis saat ini. Aku benar-benar tak peduli pada harapan Ibu yang menjadikan aku anak yang kuat. Air mataku menetes Ibu. Maaf jika aku mengecewakanmu.

***

Di depan mataku ada sebuah nisan yang bertuliskan nama malaikat tercantik dengan tanggal kematian sama dengan tanggal kelahiranku. Seorang laki-laki menggendong tubuhku. Ini sudah berlalu setahun sejak pertemuanku dengan malaikat tercantik itu di ruang operasi. Aku sudah bisa berdiri. Aku juga mulai pandai berceloteh. Aku sanggup mengucap kata pa-pa dan ma-ma. Mama? Tentu saja panggilan itu untukmu ibu. Laki-laki yang menggendongku ini sangat baik. Ia merawatku dengan baik.Ia suka bermain denganku.

>>>
Kami datang membawakan Ibu bunga, bunga mawar putih. Ayah bilang Ibu sangat menyukai mawar putih. Sesaat kemudian kami pergi. Namun ada sesuatu yang sengaja tidak kuberitahu ayah. Aku melihat ibu tersenyum di langit. Aku tahu Ibu selalu ingin memastikan aku dan Ayah dalam keadaan baik-baik saja. Aku juga sering tertawa sendirian di kamar. Tapi sebenarnya aku tidak sendirian. Aku bercanda tawa bersama Ibu. Bersama malaikat tercantik yang pernah aku miliki. Aku mencintaimu Ibu.

Kuceritakan padamu agar kau lebih mengerti bagaimana cinta sesungguhnya.

TAMAT

sekian dari saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZaphielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang