Bagian 2

8 0 0
                                    


***

Aku masih duduk diam mendengarkan cerita masa lalu nya yang hampir membuatku menangis. Namun saat dia menceritakan tentang mantannya yang benar benar ia perjuangkan dengan penuh perjuangan, disitu aku mulai menitihkan air mata. 2 hal, aku menangis karena cerita mengharukan cara dia benar benar memperjuangkan wanita yang dicintainya dan aku menangis karena ada rasa sakit setelah aku ketahui siapa wanita itu, sakit kenapa? Karena wanita itu masih ada disekitar daffa walaupun tak bertemu lagi pasti suatu saat mereka bertemu dan benar mereka akan bertemu saat hari reunian kawan smp nya, dalam waktu dekat ini. Aku juga mengetahui bahwa selama itu daffa masih berhubungan dengan mantan yang sangat dia cintai itu. Kata daffa namanya "Kirana".

Pertanyaanpun mulai muncul dibenakku. "apakah benar dia sekarang mencintaiku?". Akupun mulai ragu karena aku bukanlah wanita yang dulu sangat dia perjuangkan, dia mendapatkan ku dengan mudah, dengan membangkitkanku dari masa laluku, bukan diperjuangkan habis habisan seperti kirana. Apa mungkin aku iri?.

Pertanyaan muncul lagi. "apa benar aku masa depanmu?". Aku merasa minder karena aku tau, mungkin kirana wanita yang lebih baik dari aku. Daffa lebih pantas bersama kirana. Karena aku wanita yang masih dikatakan belum baik dari segi sikap dan agama. Aku berfikir bahkan aku lebih buruk dari kirana. So, mengapa daffa harus mendapatkanku sedangkan yang terbaik untuknya telah ada lama dipertemukan dengannya?.

Aku tak ingin membuat suasana buruk, akhirnya aku bersikap tegar dan seakan akan merasa baik baik saja setelah mendengar ceritanya. Dengan menghapus air mata dipipiku lalu tersenyum untuknya setelah cerita dia berakhir.

"dan begitulah, lalu sekarang, aku tak ingin melihat masa lalu buruk itu lagi. Aku mau menata masa depanku" tambahnya.

"hmm.. cerita yang bagus, membuat ku terharu dan menangis"kataku dengan wajah bersedih tapi manja.

"hahaha.. sudahlah jangan nangis lagi, itu Cuma masa lalu aku" dia tersenyum.

Aku rasanya tak tahan lagi memendam pertanyaan yang harus ku dapatkan jawabannya sekarang, aku harus bertanya.

"hey komandan.. jangan bohongi dirimu.. hmm" aku tersenyum.

Dia tampak bingung sehingga mengerutkan dahinya.

"bohongi apa?"tanyanya.

"hm.. jangan bohongi dirimu, kamu masih menyayanginya kan?"

"humm.. sudahlah.. itu masa lalu" dia menghela nafas berat. "sekarang aku maunya kamu, masa depanku. Aku sayang kamu" daffa meraih tanganku dan tersenyum.

Huft.. kata "Masa depanku" itu berhasil menusuk jantungku. Apa mungkin tuhan?. Tapi aku tidak baik untuknya. Kirana yang terbaik untuknya. Tapi aku sangat menyayangi daffa. Bagaimana ini tuhan? Aku bingung.

"aku bukanlah yang terbaik kak. Kirana yang terbaik" aku harus tersenyum.

"akan kubuat kamu menjadi lebih baik dan terbaik untukku" kata daffa berusaha meyakinkanku. Tapi sayang, usahanya kurang berhasil meyakinkanku.

"okey.. i trust you" aku pasrah.

"aku percaya kamu juga syang".

Haruskan ku tanya tentang reuni itu? Mengapa sekarang aku jadi takut, takut akan kehilangan dia. Duh tuhan, bantu aku.

"kak. Kapan reuni sekolah kakak itu?" tanyaku ragu.

"emm gak tau jugak sih kakak pastinya kapan, rapat aja belum, masih nyari panitia lagi." Jawabnya.

"huftt.. entah kenapa, kok aku takut ya?" aku tak bisa menahan nya lagi.

"takut kenapa?"

"takut.. takut kehilangan kakak"

Daffa tersenyum, dia meraih tanganku dan di kecupnya. Dengan tatapan mata itu, dia berhasil mencegah niatku untuk pergi dari sini sekarang. Entah kenapa, rasanya aku tak tahan berlama lama lagi. Aku masih ingin mencerna semuanya, apa yang terjadi, bagaimana kenyataannya dan yang dia katakan. Ada ketakutan yang sangat besar yang kurasakan kini.

"kakak disini kok, kakak gak akan kemana mana. I will stay for you.. for you, just you" katanya.

Huft. Apa kamu yakin takkan pergi kakakku? Bagaimana dengan niatmu yang ingin kembali ke negaramu untuk bersekolah disana di Paris. Pada akhirnya kamu juga akan pergi kan. Perpisahan juga akan menghampiri kita. Tapi kumohon jangan. Aku juga mencintaimu, bahkan sangat mencinta malaikatku.

"aku antar pulang ya, udah sore."

"okey."

"ayo" ajaknya beranjak dari kursinya.

Dia mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan diletakkannya diatas meja sebagai bayaran makan kami, lalu dia menggandengku dan mengantarkanku pulang dengan motornya. Mengapa ini tuhan? Sangat takut sekali rasanya?. Huft.. aku memeluknya.

***

Sampai dirumahku..

"kakak hati hati ya" kataku tak bersemangat.

"iya rizaku syang.. kamu jangan lupa minum obat ya."

Daffa menarikku, kecupanpun mendarat di keningku. Aku sempat terkejut, tapi tak bisa menolak sebab aku mencintainya.

"I Love you.. kakak sayang sma riza" katanya.

Aku diam sesaat, kutatap dia sejenak untuk memastikan apakah dia benar mencintaiku. Yang kudapati, iya tapi mungkin tak sepenuhnya.

"aku juga sayang kakak" jawabku.

Dia tersenyum manis padaku, dihidupkan motornya.

"Makasih yaa. Hati hati komandan" aku hormat layaknya seorang tentara pada atasannya. Terdengar suara tawa dari balik helm nya, lalu dia mengacak sedikit rambutku.

Dan dia pergi, terus kulihat dia masuk ke jalanan sampai akhirnya menghilang dipelupuk mataku. Huft.. seketika aku rindu dia lagi.

***

Kulihat jam menunjukan pukul 9.55 pm. Huft malam sudah hampir larut, namun daffa belum memberiku kabar malam ini. Apa dia lupa sama aku? Huftt. Harus positive thingking riza, mungkin dia lg sibuk atau mungkin ketiduran. Semoga aja.

Akupun terduduk di kasurku lalu meraih obat obatanku di meja sudut tempat tidurku. Kutatap obatku dan fikiranku pun melayang saat aku sama daffa duduk berdua ditaman

Saat itu..

"apa alasan aku harus minum obat obatan ini?"tanyaku

"ya biar sembuhlah, biar kamu gak sakit dan gak bikin keluarga kamu khawatir. Termasuk aku."jawabnya menarik hidungku.

"aw sakit tau. Kamu kan tau, bahkan semua keluargaku pun tau, aku takkan bisa sembuh. Dan aku gak akan lama lama ada sama sama kamu." Kataku pasrah.

"stt hei.. apa yang kamu bicarakan riza?. Kamu akan baik baik aja. Kamu memang harus baik baik aja. Karena apa, karena masih banyak masa depan yang belum kita lakukan sama sama. Aku belum lamar kamu.. hehe"

...

Huft.. daffa kemana ya? Kenapa dia belum memberiku kabar malam ini? Setidaknya aku ingin mendapatkan ucapan selamat tidur dari dia. Hmm, positive thingking riza, mungkin dia udh tidur. Aku pun meminum obatku lalu merebahkan tubuhku.

"Hmm.. daffa kamu dimana? Aku kangen. Aku takut sayang. Good night malaikatku"

KITAWhere stories live. Discover now