Trabble : Hell on Earth

11 6 2
                                    

"Dimas, bisa minta tolong?"

"Hoi, data kemarin dimana?"

"Aduh, Pak Wahid kemana nih?"

"Minggir oi! Berat ini!"

Suasana kacau ini tidak biasanya terjadi. Hanya saja kemarin ada yang membuatku merinding.

Pak Akhwan, selaku kepala pusat perusahaan, berkunjung kemari. Entah apa yang dibicarakan dengan Bu Febri sehingga memaksa kami bekerja lebih keras.

Bahkan, kami dipaksa lembur sampai diijinkan pulang jika sudah memenuhi keinginannya.

Bu Febri benar-benar seperti mandor hari ini. Berkeliling kesana-kemari melihat apa yang kami kerjakan.

"Kamu, malah enak-enakan makan ya?!"

"A-anu, Bu...  Aku belum sempat sarapan tadi."

"Makan sambil ngetik sana! Masih banyak data yang belum diinput hari ini!"

Yah, satu lagi korban dari bentakan Bu Febri. Kantor ini seakan neraka bagi pegawainya.

"Bu Selvi, tolong nanti siapkan meeting! Dimas, bantuin dia!"

"Si-siap bu!"

Beliau berhasil membuatku tersedak. Kubalas ucapan itu dengan mengangguk, dan segera mungkin kubantu Bu Selvi.

Di ruang meeting, kami hanya menata kursi, menyalakan proyektor dan mempersiapkan gelas minum yang berisi air putih. Bu Febri tidak menjelaskan ada berapa tamu yang akan hadir. Jadi kami siapkan seadanya.

"Ada ada sih dengan Bu Febri? Kamu tahu sesuatu?"

"Entah, tapi semenjak Pak Akhwan kesini, Bu Febri jadi semakin galak."

"Begitu ya."

Tiba-tiba ada suara yang memanggilku, "Oi Dimas, laporannya udah kutumpuk di mejamu."

"Oke, makasih. Bu Selvi, kutinggal dulu ya, mau audit data."

"Iya, pak."

Aku meluncur cepat ke meja kerja. Melihat tumpukan kertas dan catatan keuangan menggunung. Sepertinya aku akan tidur di kantor lagi.

Seminggu berlalu dan Pak Akhwan kembali berkunjung. Kami seruangan deg-degan apa yang terjadi selanjutnya.

Beliau keluar ruangan bersama Bu Febri, saling berjabat tangan dan kemudian beliau pergi.

Bu Febri menatap kami semua. Ekspresinya yang selalu serius itu tidak pernah memudar.

"Kalian semua! Terima kasih atas kerja kerasnya! Besok kita akan merayakan kesuksesan kita, aku yang traktir!"

November CeriaWhere stories live. Discover now