Moment

18 2 2
                                    

Yey.. aku kelas 8 sekarang. Hoho... Aku sangat terkejut saat melihat daftar nama kelas ku. Ada nama iqbal, yang benar saja dia lagi?, dan tidak ada nama salah satu sahabatku. Bingung, kesal jadi satu saat itu😔.

Aku masuk kekelas dan duduk di samping ainun dia adalah teman sebangku ku kelas 8 ini. Dia baik, tidak pernah marah. Tak lama iqbal datang dan sepertu dulu lagi dia duduk di bangku terdepan dekat pintu, sedangkan aku bangku kedua dari belakang. Aku mempunya sahabat baru Namanya yani, amel, manda,dan wati. Aku sangat senang mempunya sahabat baru.

Aku lupa sejak kapan iqbal pindah duduknya kebelakangku, persis dibelakangku. Duhhh gimana ini? Apa iya aku masih suka sama dia. Toh dia buluk gini :3. Kataku dalam hati. Dia sebenarnya tidak buluk ataupun jelek. Dia standar bahkan banyak perempuan yang menyukainya.
Kadang itu membuat ku kesal, dan tanpa sadar saat aku kesal kepada perempuan perempuan yang menyukainya, aku tidak sengaja berguman "ihh aku yang suka duluan dari SD loh" tapi setelahnya aku kaget. Aku tidak bisa menerimanya. Diriku menolak. Tidak jangan, jangan suka padanya. Lihat bahkan diriku menolak, tapi hati kecilku tidak.

Kami mulai sering pulang bareng, tidak dengan motor seperti cerita romance biasanya. Aku hanya pulang bareng dia saat aku les, karena arah tempat lesku dan rumahnya satu arah. Dia dengan sepedanya dan aku berjalan, dia tidak menaikinya hanya menggandengnya. Kami sering bercerita hal-hal yang tidak penting sama sekali. Bahkan kami pernah berbicara soal semut :3. Aneh bukan? Tapi aku sangan menikmati waktu itu, sangat menikmatinya.

Suatu hari, aku tidak ingat hari apa itu, yang pasti itu adalah hari sebelum pembagian lapor dimana kami disuruh membersihkan kelas. Karena aku piket aku pulang terakhiran. Karena menurutku kelas belum cukup bersih, lalu aku membersihkannya sendirian. Waktu sudah menunjukan pukul 5. "Gawat aku bakal telat les!!" Batinku dalam hati. Saat aku bergegas keluar kelas dilorong ada Iqbal.
"Aih belum pulang?" Tanyaku padanya. "Nungguin elu pendek" jawabnya sambil bercanda.
"Tumben nungguin ahahaha" jawab ku lagi. Senang, bingung. Untuk apa dia nunggu aku sampe sore gini?. Hati kecilku bertanya tanya.

Dijalan menelusuri lorong dengan cahaya matahari berwarna orange menandakan matahari siap terbenam. Dia memulai pembicaraan. Apa kalian tau apa yang dia katakan? Itu sangat menakjubkan dia berkata.
"Ane suka situ"
To the point sekali. Sontak aku sangat kaget.
"Heh... candaan mu gak lucu maz" ucapku bercanda
"Siapa yang bercanda? Ini serius" jawabnya. Mukanya datar, tidak ada ekspresi apapun yang terlihat. Aku sedikit ragu, apakah ini prank? Atau guyonan semacamnya?.
"Lalu?" Tanyaku.
"Mau....hmm pacaran? Ane tau ini masih kecil. Makanya kita rahasiain dari yang lain dulu aja ya?" Tawarnya padaku.
"Kenapa harus dirahasiakan?" Tanyaku heran.
"Kalau kita putus? Ane gak berani nanggung kalau misal putus. Ane pernah baca di ig, perempuan yang pacaran itu ketika dia putus dia itu bagaikan makanan yang udah diambil tapi di taruh kembali. Ane gak mau situ jadi barang bekas"
Kata-katanya sangat membuatku kagum. Aku sangat ingin guling-guling di tengah lapangan saat itu juga.
Tapi tidak mungkin kaan🤣🤣.

"Terus situ mau putus gitu?" Tanyaku.
"Ehh bukan gitu maksudnya. Maksud ane tuh lebih baik biar orang perlahan tau aja tentang hubungan kita. Inget hubungan bukan buat diumbar" jawabnya.
"Yaudah" jawabku simple, jelas, dan padat.
"Heh! Berarti diterima?!" Tanyanya.
Akupun mengangguk. Tidak seperti pasangan lain saat jadian mereka akan berpelukan atau bergandengan tangan. Dia berbeda, dia malah menepuk punggungku dan menjitak-jitak kepalaku. Ya.. itu lah hubungan kami, kami yang apa adanya, dan menjadi pasangan.

JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang