SMA

8 3 0
                                    

Hari liburku sangatlah membosankan, aku hanya menghabiskannya dengan menonton anime.

Selama libur aku berfikir, aku sudah SMA, apakah aku bisa jaga hati? Apakah aku akan menyukai pria lain disekolahku? Apakah aku bisa setia?
Ayolah... aku harus memikirkan pendidikan dahulu.

Tibalah saat MPLS SMA, bertemu dengan teman baru, berkenalan, dan berteman. Awal yang sempurna untuk memulai masa putih abu-abu ini. Kami menyiapkan pensi dan berkeliling sekolah, dan tentu mencari kakak osis yang cogan🤣🤣.

Hari terakhir MPLS diadakan kegiatan demo ekskul dan penampilan pensi. Kelasku mendapat penghargaan "Terniat" karena benar-benar niat  mulai dari kostum dan atribut.

Aku bertemu sahabat baruku, bukan perempuan, tapi laki-laki. Namanya Bara, dia kurus, petakilan, bermata sipit, tapi manis. Dia adalah anak laki-laki yang pertama akrab denganku. Bukan hanya denganku si, tapi kesemua orang. Dia orang yang humoris, mengingatkan ku kepada Iqbal. Saat dia memanggik ku benar-benar seolah Iqbal yang memanggiku. Maklum efek kangen bos.

Hari SMA ku dimulai, tugas yang menumpuk, jadwal yang padat, dan pelajaran yang amat sangat susah. Aku harus menghadapi ini selama 3 tahun T_T.

Aku memutuskan mengikuti ekskul paskibra, begitu juga dengan Bara. Kami sangat dekat waktu itu, sampai dikira kalau kami berpacaran🤣🤣.
Tak berselang lama Bara dekat sama salah satu anak laki dikelas kami, Namanya Diaz, dia berbadan gempal, lebih petakilan dari Bara, dan pendengar yang baik. Dia juga masuk ekskul paskibra walau telat🤣.

Ohh... iya aku belum memberi tahu ya. Aku duduk di kelas 10 IPA 1, dengan anak-anak yang abstrak parah🤣🤣🤭.
Suatu hari, aku ditembak oleh anak kelas 10 IPS 1, aku kaget dia tiba-tiba memberiku coklat. Namun ku tolak dia dengan halus dan mengajaknya bersahabat. Namanya adalah Rian, dia kurus, tidak tinggi, wajahnya standar, dia baik. Mana mungkin aku menerimanya, aku gak mungkin kan punya pacar lagi, Iqbal mau dikemanain -,-.

Iqbal sampai saat ini belum ada kabar, hp nya tidak aktif. Sudah 1 bulan semenjak dia menonaktifkan hpnya.
Biasanya setiap malam aku dan dia bertukar cerita. Tapi sekarang aku kehilangan tepat untuk bersandar. Aku sangat percaya padanya hingga masalah terdalamku dia pun tahu. Sahabat ku juga tapi tidak sedalam dia.

Aku ragu ingin bercerita ke sahabatku. Aku mempunyai sahabat dari kelas 9 namanya Nina, dia baik, cuma egois. Aku ingin bercerita kepadanya, namun aku masih belum terlalu percaya padanya. Mengapa? Karena dia sering membicarakan temannya yang lain dengan ku. Aku takut dia membicarakan ku dibelakang. Kalian tau? Dan benar, dia sering membicarakan ku dengan temannya.

Aku kehilangan tempat untuk bercerita, tidak ada yang bisa ku percaya. 2 bulan berlalu, Iqbal tiba-tiba on. Saat itu sedang ada perkumpulan paskibra, dan dia mengechatku.

"Ca?.."

"Yey on. Gimana enak disana?"

"Enak matamu, tersiksa ane"

"Hehe sabar bang"

"Gimana sekolah baru enak?"

"Masih menyesuaikan. Enak tapi kok. Kok tumben on?"

"Lagi cuti 2 hari, paling on sampe besok doang"

"Yah... pulang gk?"

"Nggak. Tapi nanti mau ke jogja"

"Yah..🥺"

"Nanti malem/sore kalau ada waktu kita telfonan oke?"

"Oke"

Karena posisi itu aku lagi kumpulan paskib, aku tidak bisa banyak megang hp, dan janji waktu sore atau malam kami telfonan itu tidak terjadi. Dia lupa, aku maklumi dia lagi liburan, dia lagi menikmati masa cutinya. Keesokan harinya hari Minggu dia mengechat ku kembali

"Ca?.."

"Iyah apa?"

"Kangen"

"Paan si alay ih🤣🤣"

"Yee kangen juga😑😑"

"Yaudah kapan pulang kesini?"

"Desember, intinya setiap akhir libur semester, lebaran, dan tahun baru"

"Masih lama sekarang masih september :("

"Ahaha sabar aja kali"

"Selalu kok"

Dan chatan ku yang terakhir hanya dibaca olehnya 🙂, lalu dia off kembali.

Hai kawan bantu share dan dukung cerita ini ya....
Berikan saran ya dan jangan bosen buat terus baca cerita ini
Terima kasih banyak
💜💙💚💛🧡❤

JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang