Aku begitu sepi ketika gelap makin menjadi, mendingin saat arus hanya berteman jembatan, hanya percik melawan detik sunyi, saat semua hilang tak bersua kuhapal desis rumput yang persis saling beradu, dan bekas tapak sore tadi menderak pada ranting mahoni yang jatuh.
Aku begitu riuh di waktu mulai subuh, melebur tenang saat ufuk timur menerang, mengundang ramai dan kaki-kaki menderang untuk ke seberang, menjadi tempat jumpa saling sapa.
--menjadi perantara untuk meraka bertatap mata atau sekedar duduk bertukar rasa dengan semilir senja: sore nanti.
Nambah Dadi, 13 November 2017