Chapter 1

447 33 16
                                    

Di Kerajaan Chickle ratu amat gelisah keadaan raja sangat lemah karena terkena racun duri Komandan Jark Matter yang berbentuk seperti landak. Putri Airie melihat keadaan itu semakin gelisah. Keadaan raja yang semakin memburuk menyebabkan Putri Airie turun tangan.

"Sebagai seorang putri kerajaan dan samurai aku harus ikut bertarung melawan Jark Matter!" gumam Airie.

"Putriku Airie" kata ratu sambil mengetuk pintu kamar Airie

"Ada apa Ibunda?" tanya Putri dengan heran

"Nak, ayahanda kumat" ujar ratu mengeluarkan air mata

"Ya ampun ayahanda" kata Aririe panik lalu berlari menuju kamar ayahanda

Sampai di kamar ayahanda. Terlihat ayahanda terkapar koma dikasur tubuhnya lemah, wajah pucat, tubuhnya berubah warna jadi sedikit keunguan dan mata yang terus tertutup. Walau tertutup tubuh raja kejang-kejang dan nafas yang tak beraturan.

"Ayahanda!" teriak Airie berlari kearah ayahanda dan memeluknya dengan terus menerjang air mata.

Begitu juga Ibunda yang menangis tanpa henti. Mengingat kebahagiaan mereka bertiga sebelum Jark Matter kembali.

"Sebaiknya Ibunda panggil tabib kerajaan dan..." Airie memberhentikan perkataanya

"Dan apa sayang?"

"Huhh, aku akan pergi bertarung, aku sebagai putri calon ratu dan samurai kebanggaan Sistem Fuuchou tidak bisa diam saja walau Ibunda melarang aku akan melawan!" ucap Airie tegas sambil mengusap air mata

"Baiklah putriku jika itu keinginanmu, Ibunda tidak bisa berbuat apapun kecuali mengatakan.... Iya" ucap Ibunda sedikit berat

"Terima kasih Ibunda, aku titip ayahanda aku mohon jika terjadi sesuatu padaku berikan permata ini pada kakakku suatu hari nanti!" ucap Airie menjulurkan sebuah permata kecil berbentuk setengah hati

Ratu menganggukkan kepalanya tanda iya

"Terimakasih Ibunda" ucapku

"Sama-sama, Nak"

"Nak, Ibunda sebenarnya tidak rela kau pergi,,, karena hanya kamulah satu-satunya yang Ibunda punya, namun Ibunda tidak ingin melihat ayahandamu terus seperti ini" batin ratu

Airie menuju kamarnya dan bersiap. Dengan pakaian khas samurai, katana kesayangaanya terpasang dipundaknya dan rambut yang digelung serta sindik emas yang selalu setia tertancap di rambutnya.

"Ibunda, aku pergi dulu dan  doakan aku berhasil" pamit Airie  memohon doa pada ratu

"Iya, Nak! Tanpa Ibunda akan terus mendoakanmu"

"Kalau begitu aku pergi dulu,,, sampai jumpa Ibunda" ucap putri sambil melambaikan tangan pada ratu.

"Sampai jumpa, sayang" teriak ratu dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

"Aku yakin bisa mengalahkan komandan Jark Matter dan  ayahanda bisa kembali sehat" batin Airie dengan senyum khasnya

"Seandainya para Jark Matter tidak menyerang kembali pasti Sistem Fuuchou bisa lebih maju" gumam Airie meneteskan air mata.

*Author minta maaf ya kalo ceritanya nggak bagus, terus juga tanda bacanya gak pas soalnya baru belajar, kenalin aku author baru*

Dua LegendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang