1

41.4K 170 3
                                    

Mak saya pernah memberikan kata mutiata 'jika seseorang melemparimu dengan batu, maka balaslah dengan bunga, sekalian dengan potnya'

Tapi, mak saya tidak pernah memberikan wejangan bagaimana membalas seseorang yang memberi saya bunga, bunganya bunga segar ya, bukan bunga plastik apalagi bunga bangkai.

Apakah saya harus melemparnya dengan batu, atau melemparnya dengan pot penuh batu?

Saya benar-benar tidak menemukan jawabannya.

Terlebih lagi seseorang itu setan, eh santan, eh maksud saya mantan.

Iya mantan.

M-A-N-T-A-N.

Itu lo yang katanya 'ngak bisa hidup tanpa kamu' tapi sampai sekarang masih nafas tuh. Ngak sudah di kenang juga itu mantan.

Percaya atau tidak, kalau mantan pacar sering dikenang ntar kamu masuk rumah sakit jiwa lo.

Apalagi mengingat-ngikat masa pacaran yang manis dan lengket di awal kaya permen karet, lama lama bakal hambar, habis itu di dibuang.

Dibuangnya bisa diselipin di bawah meja, bisa di masukin ke tong sampah karena buanglah mantan pada tempatnya, bisa di buang terus ngak sengaja keinjak-injak, malah nempel di sepatu, dan dikutuk orang lain.

Jadi karena butuh waktu lama atas jawaban pertanyaan di otak saya, saya hanya bisa menerima bunga dari mantan saya dan...

Melempar tepat di depan mukanya.

Tapi...

Semuanya hanya angan-angan saya.

Iya semua.

Lempar bunganya angan-angan.

Nerima bunganya juga angan-angan, karena motto hidup saya 'membuat mantan menyesal'.

Sial! Entah dia menyesal meninggalkan saya, atau menyesal pernah pacaran sama saya, saya tidak tahu bagaimana kabar hidupnya sekarang.

Yang sebenarnya terjadi, saya tengah nongkrong-nangkring nunggu pergantian jam jadwal kuliah bersama segerombolan teman saya dan menundukkan kepala, bukan untuk mengheningkan cipta, tapi ngetik pesan yang berbunyi:

Hai daddy, selamat pagi. Keadaanku baik. Perasaan senang sekali. Alasannya simple.

Cuma gara-gara seluruh isi kelas bersorak norak-norak bergembira seketika dosen paling killer seantariksa mengumumkan kuisnya di kumpul minggu depan alias jadiin tugas. Nama lainnya PR. Nama yang paling terkenal pekerjaan yang di kerjakan kalau teman udah kerjain, alias nyalin.

Saya menekan tombol kirim pada nomor yang saya yakini nomor ayah saya. Walau tidak pernah mendapatkan balasan sekalipun, saya hanya berharap dimanapun dia berada, dia tahu, dia masih memiliki seorang putri cantik jelita, dan manis seperti pemanis buatan seperti saya yang selalu mengingatnya.

Tapi kebahagiaan yang saya rasakan seperti letupan kebang api yang indah lalu hilang meningalkan langit yang gelap ketika saya mengangkat kepala dan kebetulan mantan saya lewat.

Ketika mata kami saling bertemu dan dia malah tersenyum penuh bunga, membuat saya hampir terjungkal.

Serem amat sih punya mantan. Untung ngak malem, seyum-senyum ngak jelas, ntar dikira kuntilanak.

Eh, Kuntilanak kan cewek tu, kalo cowok, kuntolanak gitu?

Terakhir kali kami bertemu, mungkin itu ketika perpisahan paling menyakitkan dalam hidup saya, dua tahun lalu.

Dan sekarang dia masih memiliki keberanian untuk tersenyum pada saya?

Inginku berkata dosa, tapi takut kotor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jebakan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang