Hari ini sepi sekali.
Sudah 3 hari dia tidak bicara padaku, ya.. sejak kita pergi ke cafe itu.
Sudah berulang kali aku mengajaknya bicara, namun yang kudapati hanya dia yang menjauh.
Menjawab seadanya, dan bahkan tidak menjawab sama sekali.
Aku tidak tau kenapa dia bertingkah seperti itu, apa ada sesuatu yang salah dariku?
Aku begitu ingin tahu, aku bahkan sudah menaruh harap padanya agar bisa membuatku melupakan Luna.
Tapi mengapa?
"Lu, kamu yakin mau seperti ini terus?..." Aku menarik nafas "aku salah apa sama kamu?" Sambungku, tak ada respon.
"Lu? Kamu gak apa-apa kan?" Ujarku lagi "kamu gak salah" akhirnya dia menjawab "kamu ingat saat aku bilang kalau kamu itu mirip seseorang yang ku kenal?" Aku mengangguk "ingat, hari pertama kita kenal kan?"
"Betul, dan aku rasa kamu bukan saja mirip namun, kamu adalah orang itu.. orang dari masa laluku!" Ucapanya penuh kekesalan.
Dia memberiku sebuah mp3 player, "dengarkan saat dirumah, sekarang menjauhlah!" Usirnya
Aku mengantongi barang itu, dan pergi aku tidak mau membuatnya kesal
#.
Aku duduk di kasurku, ku pegang benda kecil itu lalu kupasang earphone milikku padanya, aku penasaran akan isinya.
Bip!
Hey Surya, maaf.. beberapa hari ini aku ngacangin kamu
Dan aku gak berani buat ngomong ini secara langsung ke kamu, maaf..
Sebelumnya, kamu pasti ingat tentang Luna kan? Aluna? Nama lengkapnya Aluna Nafisa Chandra, kamu mungkin gak tahu nama lengkapnya, karna dia memang gak suka nama lengkapnya
Kamu tahu? Dia adalah kakakku..
Aku dan luna adalah saudari kembar, dia kakak ku, tapi dia beruntung...
aku dilahirkan dengan cacat di hatiku, sehingga aku sangat sulit untuk bertahan hidup sedangkan Luna dengan fisik yang sempurna, aku senang dia bukan aku
saat usia kami 5 tahun orang tua kami bercerai dan itu membuat kami ikut terpisah.., dia ikut dengan ibu sedangkan aku dengan ayah
Waktu itu pernah aku bermain kerumahnya dan mendapati dirimu disana sedang bermain bersama kakakku!
Anak yang tidak dapat melihat, namun mata hatinya dapat melihat segalanya, begitulah yang dikatakan kakaku.
Hari itu mereka akan pindah rumah, kerumahku, ya orang tua kami kembali bersama.
Namun ada satu yang mengganggunya, itu kamu surya, dia malu kalau kamu tau orangtuanya pernah bercerai
Dia berkata kejam padamu agar kamu menjauh, waktu itu aku ingat betul kau langsung berlari begitu saja
Tapi dia tidak mengejarmu surya! Saat itu akulah yang mengejarmu dan dia mengejarku karna tahu aku sakit.
Naas nya..., kakakku tertabrak mobil!
Dia mengejarku Surya.., dia mengejarku!Waktu itu kau hanya menangis dan pingsan, akulah yang menelpon ambulans, kalian berdua dibawa kerumah sakit yang sama.
Namun tidak ku duga hatiku terasa begitu sakit, kurasa akibat berlari terlalu jauh secara cepat
Tapi aku bahagia, kakakku Luna selamat! Dia kembali dia bernafas! Walaupun lukanya sangat parah, kenyataan dia masih bernafas saja sudah suatu keajaiban!
Rasanya aku sangat lega hingga aku rela jika aku dibawa pulang oleh-Nya saat itu juga.
Namun hati kakak ku begitu baik, dia memutuskan untuk mendonorkan hatinya padaku!
Dia malaikat
Walaupun sudah tahu akibatnya, dia tetap melakukannya.
Aku menolak, tentu saja menolak aku tidak mau dia menderita karna aku!
Tapi dia merasa waktunya sudah tidak banyak, seperti kata dokter waktu itu... Memang saat itu dia masih hidup, tapi nyawanya tidak bisa dijamin selamat
Entahlah aku kurang mengerti saat itu, namun disaat terakhirnya.. dia bilang kepadaku untuk menjalani hidup yang bahagia, hidup sehat dengan hatinya di tubuhku
Dia juga berpesan untukmu surya, dia bilang jangan menyalahkan diri sendiri atas yang terjadi, dan surya kamu lebih dari apa yang kau pikirkan
Jangan memaksakan diri dan.. berbahgialah!
Bip!
Suara itu berhenti, air mataku mengalir deras
Ini adalah suatu kenyataan yang begitu pahit, tentang Lilu dan Luna, dan juga Luna sendiri
Luna..
Dalam memoriku dia berdiam dan enggan pergi, dia Luna anak yang berhasil membuatku terus teringat dengannya tanpa seharipun melupakannya.
Aku benar-benar kacau! Walaupun sudah diberitahu agar tidak merasa bersalah, tapi tetap..
Aku merasa hilang
Ding dongg..
"Surya buka pintunya!" Ada suara dari balik pintu rumahku
Dengan gontai tubuhku ku seret kedepan
Dia berdiri disana, didepan pintu rumahku dikala hujan
Aku menangis
Dia pun tidak beda
Kami berpelukan dibawah hujan, payung yang dibawanya terjatuh sehingga air mata berpadu dengan tetesan hujan.
Kini kabut yang menghalangi telah tersinari cahaya, jauh dihati kuinginkan lebih, tanpa sadar cahaya itu merupakan anugerah terindah bagiku.
#.
Tamat
Vote & comment for support
♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut [ Byun Baekhyun ] ✓
FanfictionKatanya cinta itu buta, tapi bagaimana akan mencinta jika diri benar buta? © motchha