1 (Telur Mata Sapi)

1.2K 133 48
                                    

🐣🐣🐣

Senin pukul 06.25.

Kaki kurusnya melangkah cepat menuju dapur. Dengan surai hitam yang berantakan, kancing piyama bagian atasnya yang terbuka dua, sesekali dia menguap.

Dilihatnya punggung lebar berbalut kemeja hitam yang digulung sampai siku ketika dia sampai di dekat lemari pendingin yang letaknya tidak jauh dari dapur. Bibir tipisnya otomatis melengkung ke atas. Mas Danielnya sedang berdiri di dekat kompor, entah sedang memasak apa.

Dia pun melanjutkan langkahnya. Mendekat pada si belahan jiwa lalu memeluknya erat dari belakang.

Sosok yang dipeluknya tidak terkejut, bahkan tidak merasa terganggu dengan perlakuannya yang tiba-tiba. Kemudian, wajah manisnya yang belum tersentuh air diusak-usakkan dengan pelan pada punggung lebar itu.

"Mas lagi masak apa?," tanyanya dengan suara yang serak.

"Telur"

Sosok manis itu pun mendengus pelan. Singkat sekali jawabnya.

"Aku mau satu"

"Hm"

"Kok aku ngga dibangunin?," bibir tipisnya melengkung ke bawah. Dia sedikit berjinjit, mengintip telur yang sedang digoreng laki-laki yang resmi menjadi suaminya satu bulan yang lalu.

Sosok besar itu tidak menjawab pertanyaannya. Justru, Daniel segera mematikan kompornya dan meletakkan dua telur mata sapi pada piring. Kemudian, dia mengusap dengan lembut lengan kurus yang melingkari perut berototnya itu.

"Pagi," Daniel berbalik. Menatap laki-laki kurus di hadapannya dengan senyuman yang teramat tipis.

"Mas, aku kan tanya, kenapa ngga bangunin aku?," jujur Seongwoo kesal. Dia kembali bertanya dan mengabaikan ucapan selamat pagi dari Daniel.

"Kamu keliatan cape, kalo cuma goreng telur aku bisa," katanya diikuti dengan wajahnya yang semakin mendekat pada Seongwoo. Sosok besar itu menempelkan bibir tebalnya pada bibir tipis yang melengkung ke bawah. Memberikan satu kecupan lembut di sana.

"Ngga perlu bangunin kamu buat hal sederhana yang bisa aku lakuin sendiri," sambung Daniel setelah menjauhkan wajahnya dari wajah Seongwoo yang memerah.

"Aku tambah sayang sama Mas Daniel, tanggung jawab!" Seongwoo tersenyum lebar sampai deretan giginya yang putih itu terlihat.

Laki-laki bertubuh besar di hadapannya lagi-lagi tersenyum tipis. Jemari kananya terangkat begitu saja mengusap pipi kiri Seongwoo.

"Kamu tau kan kalo Mas sayang banget sama kamu?"

Seongwoo mengangguk.

"Perlu diucapin juga?"

Untuk kedua kalinya, sosok kurus itu mengangguk.

"Mas sayang Adek"

Setelahnya, tubuh kurusnya tenggelam dipelukan Daniel," ngga mau telur, mau dipeluk Mas aja."

"Tapi Mas butuh telur Dek buat sarapan"

"Pelukanku ngga bikin kenyang emang," dengan berat hati Seongwoo melepas pelukannya. Menjauhkan tubuhnya dari tubuh Daniel.

"Yaudah, sarapan dulu sana. Telurku dimakan Mas aja, nanti aku bikin sarapan sendiri"

Daniel mengangguk dan pagi itu berakhir dengan Seongwoo yang berada dipangkuannya, sedangkan dia menikmati sarapannya sendiri. Laki-laki kurus kesayangannya itu kembali tertidur sembari memeluknya erat.

🐣🐣🐣

Credit pict : eier.patronicem.com

TBC

Sepasang | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang