prolog

29 2 0
                                    

Flasback on

15 tahun yang lalu...

"Aku udah nggak sanggup sama kamu...aku mau kita cerai..." ucap Shintya pada suaminya,Anton

"Apa nggak bisa kita omongin baik baik..jangan ambil keputusan disaat pikiran kamu  lagi nggak jernih,Shintya"Anton berusaha memelas pada istrinya yang sudah berderai air mata

" nggak...aku tetap sama keputusan aku....aku tetap pingin kita cerai"

"Tapi kamu nggak mikiran anak kamu,terutama Cesa dia sakit dia butuh perhatian lebih dari kita" Anton masih membujuk.Dia tau Shintya adalah orang yang memiliki kepribadian tetap apabila mengambil keputusan,tapi Anton tetap berusaha

"Maka dari itu aku mengambil keputusan ini" Shintya masih tetap dengan keputusannya"aku bawa Nara dan kamu bawa Cesa...dan aku harap saat Cesa mas yang rawat,mas dapat kasih perawatan baik sampai dia sembuh."

Anton tak bisa berbuat apa apa lagi...
Ini salahnya dan anak anaknya yang malah bertanggung besar atas kesalahannya..

Disisi lain Cesa dan Nara sedang di kamar menangis sambil berpelukan.Mereka dapat mendengar pertengkaran kedua orang tua mereka sedang berada di kamar sebelah

"Nara kamu jangan nangis...masih ada aku disini aku akan jagain kamu" ucap Cesa menghapus air mata adiknya.Nara hanya mengangguk ringan sambil mempererat pelukannya

Shintya masuk ke kamar kedua anaknya sambil menenteng tas dan koper.Shintya menarik Nara dari pelukan Cesa dengan perlahan walau saudara itu tambah mempererat peluknya

"Mama Nara nggak mau pisah sama Cesa" rengek Nara setelah mamanya menariknya turun diatas kasur

"Maafin mama sayang,tapi mama terpaksa lakuin ini" ucap Shintya"Cesa sayang kamu jangan sedih...mama pasti telpon kamu setiap hari...dan mama minta obatnya jangan lupa diminum,mama sayang banget sama Chesa nak"Shintya mencium pipi anak sulungnya yang berderai air mata

Nara menggeleng nyalang"No,please,mama..don't do this...jangan lakuin ini sama aku dan Cesa..."Nara menatap Cesa yang masih membisu.kedua tangannya memegang pergelangan tangan Cesa erat."Cesa,please say something.Anything.Bilang kalau kamu nggak akan ngikutin kemauan mereka.."

Kesadaran Cesa seolah kembali.kedua tangannya terangkat gemetar dan memeluk Nara erat erat.Air matanya tak bisa dibendung lagi.Buliran itu lolos dengan deras,merembes  cepat membasahi baju Nara
"Don't worry,Nara...we'll always have each other,okay?"

Nara melepaskan pelukan Cesa dan menggeleng kaku.Matanya basah luar biasa"No! Don't you dare,Cesa...aku takut"

Kedua tangan Cesa terangkat dan menangkup wajah Nara."hei,listen to me.kita akan kembali lagi seperti semula aku yakin mama papa nggak akan lama berantem.Mereka pasti akan sayang sayangan lagi,okay?"

Nara masih menggeleng kaku,tidak bisa menerima.Nafasnya berat menahan isak.Kini tatapan Nara beralih pada mama.
"Ma,please...kita jangan pergi...Nara masih pengen sama papa dan Cesa.."

Tangis mama semakin pecah dan memalingkan muka.Tidak tahan melihat kedua putrinya yang bersedih akan saat saling berpisah"I have to do this,Nara..maafin mama ayo.."

Shintya pun berjalan meninggalkan Cesa dan suaminya,walau Cesa meronta ingin ikut.Anton hanya bisa pasrah dan memeluk Cesa yang terisak keras

"No,papa...please..tahan mama sama Nara jangan biarin mereka pergi pa.." mata basah Cesa menatap penuh permohonan pada mamanya"mama,no..please,don't leave me alone...aku butuh mama dan juga Nara..."

Shintya berusaha untuk tersenyum seraya memegang tangan Nara yang juga ikut memberontak"maafin mama nak,mama nggak bisa...tapi please,promise to me..kamu akan menjaga kesehatan kamu..mama pengen kamu cepat sembuh.."ucap mama lalu pergi meninggalkan Cesa dan Anton yang memandang sendu kepergian mereka berdua.

Ini memang salah Anton,Shintya memutuskan bercerai dari Anton karena suaminya telah ketauan selingkuh dengan mantan kekasih masa lalunya.walau dia tahu keputusan ini berakibat buruk pada putri tapi tidak ada jalan lain bagi Shintya untuk tetap mempertahankan hubungan mereka lagi...

TBC



Our Story BeginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang