Teringat

2.6K 150 9
                                    

Beijing 2016 malam tahun baru.

Kerlip lampu kamar menyinari kedua manusia yang sedang berbagi rasa nyaman dan kenikmatan. Suara merdu terkadang keluar dari mulut mungil gadis berambut hitam, yang kini sudah tampil sangat berantakan. Rambut itu terderai panjang menepel di lengannya yang putih bagaikan susu vanilla.

Cengkraman lembut dan halus dia lakukan pada sprei putih, di kamar hotel yang kini menjadi saksi bisu, mereka menyatukan asa dalam jiwanya. Pria bertubuh tegap dan berotot itu kini sedang asik memainkan benda kenyal yang sudah dia emut seperti jeli potter. Satu benda dia mainkan dengan tangannya dan satu benda dia lahap dengan rakut.

Gadis itu terus mengeluarkan suara merdu dari bibirnya yang mekar seperti mawar. Gadis itu baru merasakan semua sentuhan lembut ini. Dia masih memejamkan mata menikmati semua sentuhan yang diberikan pria tersebut. Tetapi tiba-tiba saja sesuatu yang keras kini tengah menghadang bagian intim miliknya dan membuat dirinya sungguh merasakan kesakitan yang yak terkira.

"Sakit, aduh, lepasin ah!" Gadis itu membuka matanya perlahan meminta pria yang ada di atasnya mundur teratur. Sayangnya pria itu tidak bisa mundur begitu saja ketika separuh tubuhnya sudah terbenam di pintu surga. Baru separuh saja dia menacap tiba-tiba saja dia merasakan ada hambatan lain yang agak membuatnya kesusahan.

Pria itu lalu menghentak dengan kencang untuk mendobrak pintu yang menghalangi jalannya.

"Aahhhhh." Pria itu memejamkan matanya merasakan sebuah kenikmatan ketika milikinya sudah terbenam sepenuhnya di dasar surga sang gadis.

"Huhuhu.. gak mau, sakit." Gadis itu merengek dengan manja, dia tidak tahan karena sesuatu dalam dirinya terasa amat sakit dan seolah ada yang robek terkoyak di dasar organ intimnya. Tetesan air matanya membasahi pipinya yang lembut dan merona.

Pria tegap itu lalu mengelus lembut pipi sang gadis lalu mengecupnya dengan sentuhan penuh kasih sayang di daerah kening. Dia tidak akan bergerak karena ingin mengembangkan gadisnya dulu.

"Sakit." Gadis itu berbisik kembali.

"Iya sayang, maafkan aku tidak bisa menghentikan ini." Pria itu kembali mengecup kening dan kini turun tepat di bibir mungil yang indah dan manis. Kecupan penuh aura cinta dan membuat gadis itu berhenti menangis. Dengan perlahan tetapi pasti pria itu mulai bergerak aktif dan membuat gadisnya kembali meneteskan air matanya.

Gadis itu ingin berteriak dan menjerit ketika miliknya di hujam begitu kencang dan membuat organ intimnya berasa panas dan ngilu. Namun dia tak bisa menjerit, bahkan Berkata pun tak bisa. Karena sang pria tidak menghentikan ciumannya. Dan terus mengecup sambil bergerak aktif bebas dan begitu semangat.

Cengkraman demi Cengkraman dia berikan pada punggung putih pria yang kini sudah menguasai seluruh tubuhnya. Membuat dirinya sangat tak berdaya. Tidak ada rasa nikmat yang di rasakan oleh sang gadis. Namun beda dengan pria yang kini sudah menutup matanya, karena begitu menikmati permainannya.

"Masih sakit?" Bisik pria itu lembut sambil terus menghujam gadisnya. Gadis itu menatap sendu pria yang kini berada di atasnya. Dia merasakan rasa ngilu dan panasnya itu berkurang. Dia merasakan bahwa tubuhnya mulai beradaptasi, aura yang menggebu mulai merasuki tubuhnya dan tanpa dia sadari gadis itu mengeluarkan suara lembutnya pertanda bahwa dia mulai merasakan sebuah kesenangan dan kenikmatan.

"Ehmmm ah." Satu suara manja keluar dari mulut sang gadis.

"Sayang, kamu sungguh cantik."
Pria itu berbisik mesra memuji pasangannya agar hatinya lebih hangat.

" Kah..., Mu." Napas gadis itu tersenggal-senggal tak beraturan. Tubuhya terasa melumer, bagaikan keju yang di panaskan.

"Pangil namaku sayang, aku Nathan." Pria itu terus memacu kecepatan dan akhirnya dia tak sanggup lagi untuk bermain lebih lama karena lahar panas itupun tumpah begitu banyak di rahim gadis cantiknya.

"Nathan....," Gadis itu menjerit merasakan hal yang sama. Karena saat tumpahan lahar milik sang pria tumpah, maka ada sesuatu yang keluar darinya pula. Dan itu membuatnya menjerit karena baru pertama kali merasakan hal itu.
Mereka berdua kini begitu lelah dengan tubuh penuh dengan keringat.

Pria itu belum melepas penyatuan mereka. Pria itu mengelus lembut rambut sang gadis dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Lee, kamu sangat cantik, maukah kamu kekasihku?" Nathan meminta gadis asal korea itu untuk menjadi kekasihnya. Di saat mereka sudah saling menikmati tubuh masing-masing. Dan gadis itu mengangguk dengan mata yang sayup. Nathan mengecup kening kekasihnya dengan penuh kasih sayang. Lalu tanpa dia sadari adiknya meminta untuk bermain kembali.

Akhirnya pria tampan itu kembali menbuat gadis koreanya menjerit lagi dan lagi sampai subuh tiba. Dan mereka tertidur dengan sangat lelap karena lelah.

Sungguh hubungan yang aneh. Pria lain mungkin akan menyatakan cintanya kepada gadis pujaan hatinya. Menjadikan dia kekasihnya lalu mengajak mereka bercinta. Tetapi lain halnya dengan Nathan dan Lee. Mereka bertemu di sebuah cafe dan entah apa yang terjadi akhirnya mereka sudah sampai di dalam kamar hotel yang begitu romantis.

Nathan menyatakan cintanya kepada gadis itu sesaat setelah mereka mengecup indahnya malam pertama. Dan itu sungguh keadaan yang aneh. Dimana saat itu bahkan mereka baru saja berkenalan dan hanya baru mengetahui nama masing-masing. Untuk cerita apa dan bagaimana mereka bisa sampai di kamar hotel, itu mereka sendiri tidak tahu.

🌺🌺🌺

Jakarta, Februari 2016

"Kamu gila kak, kamu hamil?" Teriak Kim Nana dengan mata yang membulat ketika mendapati sebuah alat tes kehamilan yang di pegang oleh kakak sepupunya itu bergaris dua.

"Ah tidak, tidak.. tidak mungkin Nana, kakak tidak mungkin hamil!" Gadis itu mulai mengelak dan menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Itu milik siapa, urine siapa yang kakak periksa?" Kim nana menatap Lee ji an dengan mata yang penuh dengan pertanyaan.

Sesaat Lee ji an terdiam. Gadis itu mulai membisu dalam kebekuan. Tubuhnya dingin dengan seketika. Air matanya tak bisa lagi dia tahan. Semua jatuh dan membanjiri pipi manisnya.

"Huhuhu.. ini miliku, tapi sepertinya alat tes kehamilan ini eror, ini salah, aku tidak mungkin hamil. Nana kita harus beli lagi, yang baru!" Gadis itu mulai menangis dengan sangat kencang. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah mengandung seorang bayi yang bahkan dia tidak tahu siapa ayah dari sang bayi. Dia hanya tahu bahwa ayahnya bayinya bernama Nathan.

"Kak, kenapa harus di cek ulang, kalau kakak tidak melakukan kesalahan maka tenanglah!" Kim nana memeluk Lee ji an dengan lembut dan penuh kasih sayang. Namun Lee Ji an masih menangis dengan pilu dan sendu.

Bersambung 🌺 🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Ketika Nathan Bertemu Lee (Exslusif Di Mangatoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang