Happy Reading!
"Yaya!"
Suara makhluk astral dari planet pluto terdengar. Huh, aku sudah muak mendengarnya. Tapi bagaimana lagi, dia satu - satunya makhluk yang mengizinkanku bermalam di kamarnya, kapanpun saat kejamnya dunia percintaan menghantuiku.
Perkenalkan, aku Ataya. Perempuan dengan segala gengsinya yang ingin merasakan cinta dari lelaki yang bisa menerima semua kekurangannya. Agak menjijikan memang, tapi sungguh! Lelaki yang kutemui sebelumnya memang tidak ada yang masuk daftar calon imam hot idaman.
Aku berasal dari keluarga sederhana. Orangtuaku tidak pernah mengekang ini itu. Keluar sehabis sekolah, dan pulang malam sudah biasa aku lakukan. Tidak ada larangan pulang sebelum jam 9 atau apalah itu. Mungkin lucu jika aku menginginkan ada sosok lelaki yang mencintaiku dan sangat posesif terhadapku.
Aku anak sekolah semester akhir. Tidak peduli nilai ulangan tapi aku sangat peduli nilai rapot. Aku bukan termasuk murid pinter di kelas, tapi otak ku bisa di andalkan saat pelajaran fisika.
"Yayaaaa!! Lo denger gue ga sih!"
Ku rasakan ada seseorang yang menubruk tubuhku dari arah belakang.
Ya, dia teman dekatku. Sebenarnya aku punya banyak teman dekat. Hanya sebatas pergi ke kantin dan main bersama. Aku tidak punya sahabat. Sungguh, aku tak pernah berani menganggap seseorang sebagai sahabatku.
"Apa sih nana? Gue lagi buru - buru nih. Siapa tau ketemu Juna di parkiran. Gila, kangen banget gue."
Kulihat nana memutar matanya. Ya aku tau dia sangat benci dengan Juna. kenapa? Karna dia tidak suka melihat teman baiknya ini di acuhkan oleh lelaki yang bisa di bilang tampan saja tidak.
"Katanya mau move on! Gimana sih, di senyumin dikit aja ambyar! Payah lo!"
"Nana sayang, cinta itu butuh pengorbanan. Bodo amat dah gua ga mikirin hati. Ntar kalo gue cape juga berhenti sendiri."
See? Dia diem kan:)
Aku itu bukannya bucin ya. Tapi ya gimana dong, hatiku tuh udah stuck cuma buat Jujun seorang.
"Bye naaaaaaaaaa.."
Saat itu juga aku lari sambil ngambil kunci motor di tas. Jangan sampai hanya karna kunci motor yang ketinggalan di kelas, membuatku harus balik lagi dan tidak sempat bertemu ayang beb Juna.
"Ati - ati ntar jatoh!"
"Gue emang udah jatoh ke pesona ayang beb Juna untuk yang kesekian kalinya" jawabku sambil nyengir.
Sebenarnya agak jijik sih mengatakan itu, tapi kebiasaan dengan segala hal yang berbau Juna pasti membuatku alay. Sabodo ah, toh cinta memang tak kenal malu.
Langkah kakiku perlahan berhenti tepat di sebelah motorku. Pandanganku hanya tertuju pada sosok lelaki yang sedang memakai jaket kesayangannya. Sungguh, dia memakai jaket dengan gaya yang amat cool.
Tak disangka pandangan kita bertemu. Semesta sepertinya menginginkanku gila karna melihat mata indahnya.
Dia bukan seorang most wanted di sekolahku. Bukan juga kapten basket seperti di novel - novel. Dia hanya anggota volly yang kebetulan merupakan ekskul di sekolahku.
Tiba - tiba seseorang memutuskan tatapan kita berdua.
"Jun, nih hp lo ketinggalan." sosok perempuan cantik tiba di hadapannya. Dengan wajah manis, kulit putih, rambut panjang sebahu, dan kaca mata yang menghiasi mata indahnya. Dia Iren. Anak osis yang sering caper ke guru - guru.
"Eh ketinggalan?" tanya Juna yang reflek mengambil hp yang berada di tangan Iren.
"Iya! Untung gue yang nemu" Jawab Iren sambil mengibaskan rambutnya. Ew..
"Makasih cantik" jawab Juna sambil mengacak rambut Iren.
Pemandangan seperti itu yang sangat aku benci. Bergegas aku menaiki motor lexyku dan pergi dari situ.
Aku sudah hafal adegan selanjutnya. Dimana Juna pasti akan mengantarkan Iren pulang.
Sebenarnya aku bodoh atau apa?
Sudah jelas cinta bertepuk sebelah jempol tapi masih di pertahankan.
Aku tau mereka memang dekat. Sekelas dan bisa di bilang dulu pernah ada hubungan.
Hatiku mecelos saat membayangkan kalau mereka memang dekat kembali.
Huhh, ingin sekali aku menjadi tokoh utama seperti di novel - novel. Tapi please Ataya, kamu itu harus bahagia! Bahagia ga melulu soal Juna, Juna, dan Juna.
Oke fix! Mulai besok aku harus bangun dari mimpi buruk ini.
Entah ada angin apa tiba - tiba aku berteriak,
"Selamat datang lembaran baru!!" dan mengabaikan tatapan murid yang kaget mendengar teriakanku.
Chapter pertama uy uy💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajun
Teen Fiction"Aku tidak bermaksud membuatmu patah. Hanya saja ini yang terbaik untuk kita."~Ataya "Ga bakal gue ngebiarin lo pergi lagi."~Juna "Please lah, gue ga pernah mikir, disini di suruh mikir."~someone