Aku bakal jelasin disini, sekarang ini umur mereka 17 tahun, tapi waktu ketemu dan sama sama anak kecil umur mereka 7 tahun. jangan ada yang bingung ya! thx sudah baca^^
***
10 Tahun yang lalu.
Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun tengah melihat kolam renang yang penuh dengan anak-anak yang seumurannya berlalu lalang. Ia sudah berganti baju renang dan siap untuk berenang tapi tetap saja ia takut. Takut tenggelam. Sebuah tangan menepuk pundaknya pelan, saat ia menoleh ia melihat seorang bocah seumuran dengannya tersenyum lepas menatapnya.
"kamu takut renang ya? Sini sama aku." Digamitnya tangan gadis kecil tersebut menuju tepi kolam. Kurang selangka gadis itu menghentikan langkahnya. Dan menatap sang bocah dengan lirih.
"aku takut tenggelam kak. Aku mau ke mama aja." Ujar gadis kecil bernama Kartika tersebut menunduk.
"gak papa ada aku kok, aku bakal bantu kamu nanti." Terlalu lama menunggu lamunan gadis kecil, sang bocah menarik tangannya dan melangkahkan kakinya menuju kolam.
"pertama, masukin kakimu pelan-pelan ke kolam, kalau kamu takut jatuh pegangan tanganku." Kata sang bocah menginstruksikan. Sang bocah menurunkan langkahnya ke arah kolam hingga kedua kakinya di dalam kolam yang tingginya hanya selutut. Pelan pelan gadis kecil mengikuti instruksi yang diberikan oleh sang bocah hingga kedua kakinya didalam kolam.
"YEY!!" teriak gadis kecil itu senang. Tanpa disadari sang bocah menatapnya lembut dan mengusap rambutnya pelan. Bertepatan itu gadis kecil tersebut menatap sang bocah dengan tatapan heran.
"kenapa kamu pegang rambut aku?" tanya gadis kecil heran
"aku pengen aja, soalnya rambut kamu halus kaya rambut mama aku." Jawab sang bocah menapilkan cengirannya.
"kata mamaku, yang sukanya megang rambut orang terus diusap itu berarti orang itu sayang sama orang itu. Mamaku suka megang rambutku waktu aku mau tidur itu berarti mama sayang aku, memangnya kamu sayang aku?" tanya gadis kecil polos.
"iya aku sayang kamu." Ujar sang bocah tulus
"horee berarti makin banyak yang sayang sama kartika, nama kakak siapa?" tatapnya sang bocah dengan mata berbinar. Sang bocah hanya menatapnya dalam sambil tersenyum, diingatnya mata indah itu, mata milik gadis kecil.
"namaku ryo, nama kamu kartika?" tanya sang bocah
"iya kak, kakak gak mau jalan keliling kolam renang?aku pengen..ups" ia tak sadar bahwa ia memberi ide sang bocah untuk mengerjainya. Tetapi ia sadar bahwa apa yang ia ucapkan ia sendiri tak yakin dengan itu.
"ide bagus, ayo sama aku. Inget ya jangan takut." Diarahkannya bahu gadis kecil lalu menghadap ke arahnya. Gadis kecil hanya mengangguk mengerti.
TES TES TES
Tiba tiba hujan turun dengan derasnya menyebabkan kedua anak tersebut kebingungan, dangan cekatan sang bocah keluar dari kolam dan membantu gadis kecil keluar dari kolam.
"Kartika sayang, kamu dimana nak?" ujar ibu gadis kecil mencari anaknya.
Kartika melihat ibunya sedang menuju ke arah lain untuk mencrinya, segera ia lepaskan gamitan tangan sang bocah.
"kak aku pulang dulu ya semoga kita ketemu lagi kak rio, kartika sayang kakak." Ujarnya polos dengan senyum tulus
"iya kartika, aku juga sayang kamu, kita bakal ketemu lagi. Oke?" balas sang bocah sambil mengarahkan jari kelingkingnya kepada Kartika.
"oke kak." Dengan cepat kartika mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari ryo.
Pada saat itu juga Ryo sadar bahwa mata gadis kecil tersebut adalah mata terindah yang pernah ia lihat. Ia berjanji pada dirinya sendiri jika suatu saat bertemu lagi dengan gadis kecilnya, ia tidak akan terpisahkan lagi dengan gadis kecilnya, walaupun itu karena hujan sekalipun.
***
4 tahun yang lalu
Kartika memandang makam ibunya dengan nanar, begitu cepat ia ditinggalkan oleh ibunya. Bagaimana ia bisa hidup tanpa ibunya? Siapa lagi yang akan menemaninya saat ayahnya kerja? Ia tak punya saudara kandung, sedangkan dirumah hanya ada pak wawan dan mbok sri yang setia menemaninya. Ia hanya bisa berdoa semoga ibunya bahagia diatas sana. Kartika tak menyadari dari semua saudara keluarganya yang datang ke pemakaman hanya dia yang tak mengeluarkan tetesan air mata.
Pada saat yang sama
Ryo menatap makam ibunya dengan lirih, begitu cepat ia ditinggalkan oleh ibu yang sangat disayanginya. Ibunya meninggal karena serangan jantung. Lalu, siapa lagi yang akan menyemangatinya saat ia malas sekolah? Siapa lagi yang akan membelanya walaupun ibunya tahu ia salah? Ayahnya yang terlalu perkerja keras hingga melupakan istrinya yang selalu menunggunya diruang keluarga sampai subuh. Ia memang tak bisa menangis saat pemakaman ibunya tapi ia selalu ingin menangis saat ingat kalimat ibunya. "mama nggak marah kalau nilaimu jelek, kamu suka bertengkar, atau gak naik kelas. Tapi bakal kecewa kalau kamu jadi anak pembohong, suka menyakiti perempuan, dan jadi pengecut." Saat itu ia memang tak mengerti maksut ibunya, tapi saat ini ia mengerti mengapa ibunya berkata seperti itu.
**
Saat ini
Kartika
Kata orang lupakan jika memang harusnya dilupakan, ingatlah jika memang harus diingat. Aku sampai saat ini masih mengingat detail bagaimana meninggalnya ibuku karena kecelakaan pesawat naas yang ditimpa ibuku, pesawat yang ditumpanginya dari Thailand menuju Jakarta berkendala karena adanya kabut. Ya sudahlah, sekarang waktunya memikirkan bagaimana hubunganku dengan ayahku? Bisa-bisanya beliau tak pulang selama dua minggu ini? Hah rasanya aku lelah dengan semua ini. Hidupku seperti jalan tol yang biasa-biasa saja hanya lurus saja tak berbelok. Flat, statis, dan membosankan.tapi semua itu menjadi berkurang saat aku mengenal..
KAMU SEDANG MEMBACA
When It Rains
Teen Fiction"Menunggu sesorang untuk sadar. Tak peduli berapa kali aku muncul dihadapanmu. Setiap denyut detik yang aku habiskan hanya untuk menerka apakah sebenarnya kamu menyadariku atau tidak" - Kartika "Tak ada yang lebih indah selain dua orang yang bertemu...