Prolog.

24 2 2
                                    

Liburan akhir tahun kali ini membuat beberapa mahasiswa terlihat sangat bersemangat menyambut liburan kali ini.

"Kali ini kita liburan bareng kuy!" Ujar mahasiswi cantik dengan rambut ikal kecoklatan, Fairuz.

"Mau liburan kemana?" Tanya Winda, Gadis dengan rambut sebahu dan berponi.

"Enak nya ke daerah Bandung dekat pegunungan, udara nya masih asri" usul Devan.

"Mending ke Pantai, enak bisa berenang" Arvin menolak usulan dari Devan.

"Jangan ke pantai, pasti rame, soalnya kali ini liburan akhir tahun, pasti banyak orang yang mau ke pantai" Ragil menolak usulan Arvin.

"Kalo gak ke pantai, ke gunung, terus kemana?" Tanya Putri, gadis bersurai hitam lurus sepinggang.

"Ke hutan aja yuk! Kita camping!" Ucap Hendra.

"Boleh juga tuh, hutan mana?" Tanya Arvin.

"Hutan keramat, gue denger si di situ ada kisah mistis gitu, jadi kan seru tuh kita kaya uji nyali kita gitu" ucap Hendra.

"Boljug dah" ucap Fairuz.

"Gak mau ah, nanti bukan nya seneng seneng malah terancam sama teror" ujar Putri yang sudah memiliki feeling tidak enak pada hutan itu.

"Feel gue juga ga enak tentang ntu hutan" ucap Winda mengangkat bahu.

"Bilang aja Lo takut nda, put" ucap Fairuz.

"Heh gue bukan nya takut ye kambing! Inget kaga Lo pas kita dapet jadwal malem di kampus? Gue bilang jangan lewat lorong deket gudang lo sok berani akhirnya apa? Kejar kejaran ama ntu mba kunti" ujar Winda menyenggol sikut Fairuz, dan Fairuz hanya cengengesan.

"Ga papa lah kuy sekali kali" ajak Arvin

"Serah lu intinya gue ga ikut" ucap Winda.

"Kalo Winda ga ikut ya udah gue juga ga ikut" ujar Devan.

"Kalo lo put gimana?" Tanya Ragil.

"Hmm... Ya udah deh gue ikut" jawab Putri.

"Oke sip berarti gue kabarin paman gue deh yang di desa deket hutan itu" ucap Hendra.

"Berarti yang ikut cuma lima orang?" Tanya Fairuz.

"Yoi" jawab Hendra.

"Nanti kita tidur dimana?" Tanya Putri.

"Ada Villa di deket hutan itu kebetulan itu Villa paman gue yang udah lama gak di tempatin" jawab Hendra.

Mereka berpisah setelah merencanakan liburan mereka di taman belakang kampus, kini Putri, Winda, dan Fairuz pergi menuju kantin.

Tiba di kantin mereka duduk di pojok sebelah kanan, Fairuz sangat bersemangat untuk segera liburan.

Namun raut wajah Putri yang terkesan masih tak menerima lokasi liburan mereka mengundang teman nya untuk menegur nya.

"Put, kmu kenapa?" Tanya seorang perempuan ber umur seratus tujuh puluh tiga tahun itu.

"Hah? Engga ko ga papa" jawab Putri.

Helena, seorang gadis berdarah Inggris itu tewas pada umur empat belas tahun tepat di mana rumah Putri berdiri dengan kokoh, kini Helena menjadi sahabat tak kasat mata untuk putri.

"Aku gak yakin deh kalo kamu emang ga kenapa napa" ucap Helena.

"Hel, entar aja deh aku ceritain di rumah, sekarang lagi rame" timpal Putri, seakan tau sahabat sedang kurang enak hati, Helena sontak diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hutan KeramatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang