Kesel

4K 515 6
                                    

Hangyul paling nggak suka kalau bangun tiba-tiba apalagi karena dikagetin. Bukan cuma bikin jantung rasanya pindah ke lambung tapi juga efek pusingnya ituloh.

Kaya sekarang, pas dia lagi enak-enaknya mengarungi mimpi, ada yang gedor-gedor pintu rumahnya. Mana gedornya nggak nyantai banget kaya orang mau nagih utang.

Masalahnya seinget Hangyul, dia nggak lagi ada utang ke siapapun sekarang. Eh ada deng, tadi pagi dia minta abangnya isiin paket datanya karena lagi dalam mode menghemat pengeluaran bulanan.

Ya walaupun kadang dia ngeselin tapi seumur-umur abangnya itu nggak pernah minta ganti apapun yang udah dikasih ke Hangyul. Lagian orangnya lagi ada di luar kota sekarang.

Sambil memikirkan makian apa yang dia akan tumpahkan pada si pelaku, Hangyul bangun lalu nyamber kaosnya dulu sebelum berjalan ke pintu.

Belom sempet ngeliat itu siapa, seseorang langsung mendorong masuk kembali tepat setelah membuka pintu.

"Heh heh main masuk aja ga ada permisi kaya anak tuyul."

Yang diomelin malah melengos terus duduk di depan tv. Hangyul nunduk ngeliat badannya siapa tahu dia transparan jadi si anak tuyul nggak tahu kalau dia ada disini.

"As-"

"Gausah ganggu gue."

Harusnya yang bilang gitu kan Hangyul. Dia kan yang diganggu dari tidur nyeyaknya. Kok malah dia yang kena sembur.

"Kenapa lo?"

Tadinya Hangyul mau meneriakkan caci maki yang udah dari tadi dia disiapkan tapi nggak jadi setelah melihat Lisa yang sekarang memjamkan mata sambil memeluk bantal.

"Udah gue bilang ga usah ganggu gue dulu. Pusing gue, mau mati ajalah."

Hangyul refleks mukul muka Lisa pakai bantal yang satu lagi.

"Lisannya dijaga mbak. Bisa aja tadi malaikat lewat terus ngedenger omongan lo, mati beneran mau?"

Lisa langsung ngelempar tatapan ngeri ke sekeliling terus menyatukan kedua telapak tangan.

"Ya Allah tadi Lisa cuma bercanda aja kok hehe."

Hangyul duduk disamping cewek itu lalu menarik toples berisi kacang goreng di meja.

"Emang kenapa sampe pengen mati gitu?"

"Enggak ya gue masih pengen hidup."

Lisa mengarahkan tangan Hangyul yang memegang beberapa butir kacang ke mulutnya.

"Laptop gue ketumpahan boba tadi waktu ngerjain tugas terus sekarang mati. Kata Jungkook seminggu baru bener. Mana lusa presentasi, data disana semua lagi belom sempet dicopy ke flashdisk."

Selama cerita Lisa memukul-mukul lengan Hangyul buat ngelampiasin emosinya.

"Ya gimana lagi udah kejadian kan. Bikin ulang lagi sekarang, pakai laptop gue tuh. Atau mau pakai punya abang gue? Ambil sendiri dikamarnya."

Raut muka Lisa berubah saat denger Hangyul nyebut-nyebut abangnya. Sedetik kemudian dia mulai nangis.

"Loh kok malah mewek sih?!"

Hangyul panik. Lisa itu jarang banget nangis. Terakhir dia lihat cewek itu nangis pas kucing kesayangannya ilang, itu juga udah setahun lalu.

"Heh kenapa? Gue salah ngomong apa gimana? Ya ampun kenapa sih?!"

Lisa ngelempar hpnya ke Hangyul, menyuruh cowok itu memeriksa sendiri penyebabnya. Layar hp Lisa menunjukkan screenshot snapgram milik seseorang yang Hangyul nggak kenal. Tapi dia sangat mengenali cowok yang dijadikan objek snapgram itu. Jelas-jelas itu kakaknya sedang tersenyum lebar ke arah kamera.

"Itu sgnya temen Mina."

Lisa ngambil beberapa lembar tisu untuk mengelap air mata dan ingusnya.

"Udah empat hari dia nggak ngabarin gue. Gue berusaha positive thinking ya, siapa tau aja hpnya kecemplung wc atau apalah. Eh malah seneng-seneng sama cewek lain."

"Cuma temenan mungkin mereka?"

Lisa mendengus lalu ngelempar tisu bekas ingusnya ke Hangyul.

"Coba geser."

Hangyul nurut. Masih screenshot dari sg akun yang sama tapi kali ini foto makanan sama bunga mawar terus ada tulisan "romantic dinner ever" pake tanda love diakhir.

"Dia anggep gue apasih?"

Hangyul yang ngedenger ucapan lirih Lisa langsung berbalik dan memeluk cewek itu. Sebenernya dia juga emosi, nggak nyangka kakaknya bisa berbuat gini. Tapi sekarang yang terpenting bikin Lisa berhenti nangis. Dia nggak suka ngeliat Lisa nangis.

Dari dulu dia ngejagain Lisa supaya cewek itu jangan sampai sedih ataupun nangis tapi sekarang dengan gampangnya abangnya bikin Lisa kaya gini.

"Udah jangan nangis. Gue yakin itu cuma salah paham aja kok. Besok dia balik nah bisa kalian omongin masalah ini baik-baik."

"Mungkin bener dia ga ada rasa apapun ke gue."

"Enggak, gue yakin dia juga sayang sama lo ... kaya gue."

Hangyul sengaja ngecilin suara di dua kata terakhir.

"Apa?"

"Hah? Emang gue ngomong apa tadi?"

"Gausah bikin gue tambah kesel ya!"

"Bikin cokelat panas gih, biar keselnya ilang."

"Bikinin"

Lisa menatap Hangyul dengan ekspresi yang sama ketika kucing kesayangannya minta makan.

Kalau sudah begini Hangyul bisa apa selain menurut.

"Yang kesel elo eh gue yang repot." gumam Hangyul sambil berjalan menuju dapur.

Hidup emang nggak selalu adil. Dia yang suka duluan ke Lisa tapi jadiannya malah sama abangnya.

***

BOYFIE || Lalisa ft. BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang