CHAPTER 6

1K 96 2
                                    

Sakura termenung seorang diri di depan gerbang sekolahnya, mengingat kembali kejadian buruk yang dialaminya semalam benar-benar membuatnya ingin meneteskan air mata detik ini juga.

Akibat dirinya pingsan di toilet Mansion Uchiha, setibanya di rumah, dia dimarahi habis-habisan oleh orangtua dan juga kakaknya. Untuk kesekian kalinya harus mendengar kata-kata menyakitkan mereka yang menganggap dirinya sebagai sumber kesialan untuk keluarga Haruno. Bukannya bertanya alasan Sakura bisa pingsan di toilet tersebut, mereka justru memberondongnya dengan berbagai cacian dan hinaan.

Mengintimidasi Sakura karena merasa gadis itu telah mempermalukan mereka di hadapan keluarga Uchiha.

Bahkan karena kejadian semalam Sakura harus menerima hukuman yang cukup berat dari ayahnya. Kizashi melarang Sakura diantar-jemput sopir pribadinya lagi mulai sekarang. Tak ada lagi Iruka yang akan hilir mudik mengantar Sakura bepergian, dengan berat hati gadis malang itu harus pergi dengan menaiki kendaraan umum mulai hari ini.

Seperti saat ini contohnya, di saat semua siswa satu demi satu mulai meninggalkan area sekolah dengan mengendarai kendaraan mewah mereka, ataupun dijemput oleh sopir pribadi mereka, Sakura justru tengah kebingungan. Berdiri mematung di depan gerbang karena tak mendapati satu pun taksi yang melintas di depannya.

Haruskah dia berjalan kaki menuju halte bus? Padahal jarak antara sekolahnya dan halte cukup jauh. Sakura menyesal sekarang, menyesal karena menolak tawaran Ino tadi yang berniat memberikan tumpangan padanya.

Di tengah-tengah kebingungannya itu, Sakura tersentak saat mendapati sebuah motor yang cukup familiar untuknya, berhenti tepat di depannya.

" Kenapa masih disini?" tanya sang pengendara motor yang tidak lain merupakan Sasuke Uchiha.

Sakura menegang di tempatnya berdiri, masih dia ingat dengan jelas bagaimana Sasuke marah padanya karena kejadian semalam di rumah pria tersebut. Saat Sakura lebih membela kakeknya dibandingkan Sasuke.

" Ayo naik, biar aku antar pulang."

Sakura terpaku, tak tahu harus bereaksi apa ketika Sasuke tiba-tiba mengulurkan sebuah helm padanya. Helm itu bukan helm yang dipakai Sakura kemarin, melainkan helm lain yang sepertinya sengaja dibawa Sasuke jika melihat kepala pria itu terbungkus sempurna oleh helm yang Sakura kembalikan padanya semalam.

Jadi apakah Sasuke memang sudah berniat memberikannya tumpangan lagi karena itu dia membawa helm cadangan? tidak salah bukan jika Sakura sedikit berharap demikian?

Kedua mata Sakura yang membulat sempurna itu mengerjap saat Sasuke menjentikan kedua jarinya tepat di depan wajahnya.

" Kenapa malah bengong? Cepat naik atau aku tinggal sendiri."

Refleks Sakura meraih helm yang terulur padanya, memakainya cepat lalu tanpa ragu dia mulai menaiki motor Sasuke yang membuatnya cukup kesulitan itu. Jok motor terlalu tinggi untuk Sakura naiki tanpa objek yang bisa dia pegangi.

Dia melirik ke arah pundak Sasuke, ada keinginan untuk berpegangan pada pundak itu agar dia bisa naik ke atas motor. Namun dia urungkan karena mengingat pertengkaran mereka semalam. Dia ragu, khawatir Sasuke akan memarahinya. Mungkin saja pria itu masih marah padanya bukan? Meskipun kemungkinan itu kecil mengingat Sasuke yang berbaik hati menawarkan tumpangan lagi padanya.

Sasuke mendengus, melihat betapa kesulitannya Sakura untuk menaiki motornya.

' Kenapa dia tidak berpegangan padaku saja? dasar gadis bodoh.' Batin Sasuke bermonolog.

Tanpa meminta izin, Sasuke memegangi tangan Sakura, dengan sigap membantu gadis itu menaiki motornya.

" Apa sih susahnya pegangan padaku kalau susah naiknya? Polos boleh, bodoh jangan. Bisa kan?"

GHOST HUNTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang